BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran membaca di kelas tinggi
sekarang ini di sekolah dasar kurang mendapatkan perhatian lebih dari guru.
Sebagian besar guru sekolah dasar di kelas tinggi masih melaksanakan
pembelajaran membaca dengan menerapkan
pembelajaran konvensional dan kurang memberikan kesempatan yang lebih kepada
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran membaca
menjadi kurang menarik dan terkesan membosankan. Kondisi ini disebabkan karena
guru salah menggunakan prosedur
pembelajaran, seperti ketidaktepatannya menggunakan metode pembelajaran
dan guru kurang memahami mengenai prinsip-prinsip pembelajaran membaca.
Dampak yang ditimbulkan dari guru
sekolah dasar khususnya di kelas tinggi kuarang memahami prinsip-prinsip
pembelajaran dan tidak menerapkannya
metode pembelajaran membaca ialah kemampuan siswa dalam membaca tingkat
pemahaman sangat rendah, sebagaian siswa kurang memahami isi dari bacaan yang
dibacanya dan siswa ketika dalam membaca tidak memperdulikan perilaku membaca
yang baik seperti pada tahap prabaca, membaca, dan pascabaca. Akibatnya
siswa tidak mengetahui tujuan dari apa
yang dibacanya.
Melihat kondisi diatas, diperlukan
sekali uapaya-upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di sekolah
dasar khususnya di kelas tinggi. Atas dasar itulah saya susun suatu makalah
peningkatan dan pengembangan kemampuan membaca di kelas tinggi yang sangat
bermanfaat sekali dalam meningkatkan proses pembelajaran bahasa dikelas tinggi
dan di dalam makalah yang saya susun terdapat berbagai macam metode dan
penilaian pembelajaran membaca dan ini sangat bermanfaat sekali bagi para
pembeca khususunya calon guru sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud kegiatan membaca?
2. Bagaimana pembelajaran membaca?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah yang akan di bahas, tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kegiatan membaca.
2. Untuk mengetahui pembelajaran membaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Membaca
1.
Pengertian
Membaca
Menurut
Tarigan (2013:7) membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Membaca
adalah proses yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi dari suatu buku yang ditulis oleh penulis.
Menurut Finochiaro dan Bonomo (Tarigan:2013:9) membaca adalah suatu
proses yang bersangkutan paut dengan bahasa.
Membaca adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa yaitu
bahasa tulis yang ditulis oleh penulis yang kemudian dibaca oleh pembaca guna
memperoleh informasi atau pesan dari tulisan yang ditulis oleh penulis
Menurut Lado (Tarigan:2013: 9) membaca adalah memahami pola-pola
bahasa dari gambaran.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memahami isi bacaan dan pola-pola bahasa yang ada di tulis oleh penulis.
Jadi, membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca yang
bertujuan untuk memperoleh suatu informasidari bahan bacaan serta memahami
pola-pola bahasa yang ditulis oleh penulis.
2.
Tujuan Membaca
Berikut ini
menurut Tarigan (2013:130) Tujuan membaca berdasarkan bahan yang digunakannya,
antara lain:
a.
Membaca untuk
mendapatkan pengetahuan (informasi), jenis membaca yang cocok untuk keperluan
ini adalah membaca dalam hati, bahan bacaan yang dapat digunakan antara lain:
laporan (peristiwa, perjalanan, pertandingan), berita tentang penemuan hal
baru, buku-buku perlajaran, majalah-majalah, ilmu pengetahuan, dan lain-lain
b.
Membaca untuk
memupuk perkembangan keharuan dan keindahan, jenis membaca yang cocok untuk
keperluan ini ialah membaca teknis/nyaring, dapat pula membaca dalam hati untuk
jenis-jenis bacaan tertentu seperti prosa fiksi. Bahan bacaan yang cocok untuk
tujuan membaca seperti ini adalah: puisi, sajak, prosa berirama, drama, dan
prosa fiksi biasa.
c.
Membaca untuk
mengisi waktu luang. Jenis membaca yang dipergunakan tidaklah terikat pada
jenis tertentu, demikian pula bahan bacaannya. Yang terpenting perlu ditanamkan
pada murid adalah bagaimana dapat mengisi waktu untuk hal-hal bermanfaat dan
tidak membosankan. Bacaan tentang kepahlawanan, keberanian, kecekatan, dan
lain-lain.
3.
Jenis-jenis membaca
Menurut Tarigan (2014: 23-25)
ditinjau dari segi terdengar atau tidak suara pembaca waktu membaca, proses
membaca dapat dibagi atas:
a.
Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (read
ing out loud, oral reading, reading aloud).
Membaca nyaring adalah kegiatan
membaca yang dilakukan oleh seseorang dengan cara bersuara. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui cara membaca yang benar, baik itu dari pengucapan kata,
kalimat dan untuk mengetahui penekanan sesuai dengan ujaran pembicaraan yang
hidup.
b.
Membaca dalam hati
Pada membaca dalam hati, hanya
mempergunakan ingatan visual (visual memory). Dalam hal ini, yang aktif
adalah mata pandangan, penglihatan dan ingatan, dan juga turut aktif auditory
memory(ingatan pendengaran) dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot
kita. (Moulton, Tarigan:2014:23).
Menurut Tarigan (2014: 24) Dalam
garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas:
1)
Membaca Ekstensif
Membaca
ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Membaca ekstensif ini meliputi:
a)
Membaca survei
Sebelum mulai membaca, biasanyameneliti terlebih
dahulu apa yang akan ditelaah. Mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari,
yang akan ditelaah, dengan jalan:
(1) Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar
kata-kata yang terdapat dalam buku .
(2) Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul
bab yang terdapat dalam buku yang bersangkutan.
(3) Memeriksa,
meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
b)
Membaca Sekilas
. Membaca
sekilas atau adalah membaca dengan cepat untuk mencari dan mendapatkan
informasi secara cepat.
c)
Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada hakekatnya
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang
tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
2)
Membaca Intensif
Membaca intensif
adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita
kuasai.. Menurut Tarigan (2014:25) yang termasuk dalam membaca intensif adalah:
a)
Membaca Telaah Isi
(1) Membaca Teliti
Membaca teliti adalah kegiatan
membaca yang dilakukan oleh pembaca untuk meneliti bahan bacaan yang dianggap
penting dan disukai oleh si pembaca.
(2) Membaca
Pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan.
Membaca pemahaman terdiri dari beberapa macam, yaitu
b)
Membaca Telaah Bahasa
(1) Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah
memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing
vocabulary).
(2) Membaca
Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra perhatian
pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.
B.
Pembelajaran
Membaca
1.
Pengertian
Pembelajaran Membaca
Menurut
(Nurhaya:2014) Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangakaian
aktivitas yang dilakukan
siswa untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan, bimbingan, dan
motivasi guru.
Jadi,
pembelajaran membaca adalah proses yang dilakukan oleh peserta didik dalam
pembelajaran membaca untuk mengetahui dan memahami isi bacaan serta mengetahui
keterampilan membaca dibawah arahan dan
bimbingan seorang guru.
2.
Prinsip Pembelajaran Membaca
Menurut
(Abidin:2014:155-156) Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Pemebelajaran membaca harus
dilakukan dengan tujuan membangun kemampuan membaca anak dan dilakukan secara
bertahap.
b.
Kemampuan baca anak tidak dapat
dibentuk secara sekaligus melainkan harus selalu dibentuk secara perlahan.
c.
Pengajaran membaca harus
senantiasa dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas
d.
Pengajaran membaca harus senantiasa
ditujukan guna membangun kemampuan anak berinteraksi dengan teks.
e.
Pembelajaran membaca harus
dilakukan dalam atmosfer kelas yang kondusif.
f.
Pembelajaran membaca harus
dilakukan dengan asas pelatihan belajar, artinya pemebalajaran harus diusahakan
membekali siswa berbagai strategi
membaca yang dapat digunakan dalam
menghadapi berbagai jenis bacaan.
g.
Pahamilah bahwa pada dasarnya
hanya dua jenis kemampuan membaca yang harus secara mendalam diajarkan.
3.
Arah dan
orientasi
Menurut Abidin (2014:150) Pembelajaran membaca yang
dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama
pembelajaran membaca. Tiga tujuan utama pembelajaran membaca di sekolah adalah:
a.
Memungkinkan siswa agar mampu
menikmati kegiatan membaca
b.
Mampu membaca balam hati dalam
kecepatan bacaan yang flexible
c.
Serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan
Menurut Ahuja dan Ahuja(Abidin:2014:150) secara umum, ada
dua strategi umum yang dapat kita lakukan agar siswa mampu menjadi pembaca yang
flexible. Kedua strategi yang harus dilatihkan guru kepada siswa ialah sebagai
berikut:
1)
Kurangi kecepatan membaca
jika:
a)
Menentukan istlah yang belum
kita ketahui maknanya
b)
Struktur kalimat dan paragraph
yang sulit
c)
Konsep yang sulit
d)
Detail teknis materi
e)
Petunjuk yang sulit dan
mendetail
f)
Materi yang ingin kuasai
secara mendetail
g)
Mareti dalam bentuk diagram
yang menuntut perbandingan antara teks dan diagram
h)
Materi yang menuntut
kecermatan visualisasi
i)
Tulisan yang artistik yang
mengandung unsur khayalan
j)
Materi yang menuntut kehati-hatian
2)
Tingkatkan kecepatan membaca
jika:
a)
Materi yang sederhana dengan
sedikit informasi baru yang kita butuhkan
b)
Contoh dan ilustrasi yang
tidak kita butuhkan untuk menambah pemahaman
c)
Penjelasan detail dan
elaborasi yang tidak kita perlukan
d)
Ide-ide yang telah dinyatakan
pada bagian sebelumnya
e)
Materi yang tidak mengandung
ide dan fakta penting yang kita butuhkan.
4.
Kondisi Terkini
Problem
utama pembelajaran membaca di sekolah saat ini adalah bahwa pembelajaran
membaca masih dilaksanakan secara asal-asalan. Kebiasaan buruk terlihat dari
kenyataan bahwa pembelajaran membaca jarang sekali dilaksanakan untuk mendorong
siswa agar memiliki kecepatan dan gaya membaca yang tepat melainkan hanya
ditujukan untuk kepentingan praktis belaka yakni siswa mampu menjawab
pertanyaan bacaan. Dampaknya adalah bahwa siswa hanya memiliki kecepatan
membaca yang rendah bahkan diikuti pula oleh tingkat pemahaman yang rendah
pula. Hasilnya, berbagai penelitian menunjukan bahwa kemampuan efektif membaca
siswa dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi sangatlah rendah.
Kegagalan
pembelajaran membaca disebabkan oleh pokok bahasan membaca yang disajikan di
sekolah tidak pernah disertai dengan strategi membaca yang dapat digunakan
untuk mendekati wacana tersebut. Tidak diterapkannya starategi baca yang tepat
ini menyebabkan rata-rata siswa hanya mampu membaca secara monoton, menerapkan
gaya membaca yang sama untuk setiap bacaan.
Kegagalan
pembelajaran membaca sebenarnya bermula pada ketidakjelasan peran guru dalam
proses pembelajaran membaca. Selama ini guru hanya banyak menugaskan siswa
membaca dan tidak pernah membantu siswa membaca, kegagalan proses pembelajaran
membaca dapat pula disebabkan oleh bantuan guru yang keliru selama proses
pembelajaran membaca tersebut, antara lain sebagai berikut:
a.
Membaca
nyaringkan wacana yang seharusnya dibaca dalam hati. Hal ini menyebabkan siswa
cenderung hanya menyamakan antara wacana tulis denagn ucapan yang dihasilkan.
b.
Memulai
pembelajaran dengan menyajikan ringkasan isi bacaan yang seharusnya dicari
siswa selama proses pembelajaran membaca.
c.
Mendorong siswa
membaca secara pasif dan monoton
d.
Banyak
menerjemahkan kata-kata sulit yang seharusnya dicari siswa melalui serangkaian
kegiatan aktif semisal membaca kamus.
Selain
ketidakjelasan peran guru dan siswa selama proses pembelajaran, masih ada
beberapa alasan mengapa siswa gagal dalam membaca. Beberapa alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1)
Pandangan
negatif guru. Seorang guru yang tidak memiliki keyakinan bahwa siswa mampu akan
berpengaruh negatif terhadap performa siswa.
2)
Teks yang
digunakan dalam pembelajaran terlalu mudah dan terlalu sukar
3)
Penerapan
prosedur dan startegi baca yang salah selama pembelajaran.
4)
Penekanan pada
tes membaca dibanding pada pembelajaran membaca sering dilakukan guru.
Ada
bebrapa hal yang harus dilakukan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran
membaca dengan baik. Beberpa hal tersebut adalah:
a)
Memahami
perannya dalam pembelajaran membaca
b)
Memahami benar
prinsip pembelajaran membaca
c)
Menguasai
prosedur pembelajaran membaca
d)
Menguasai
strategi membaca
e)
Mempraktikan
prosedur dan starategi membaca dalam pembelajaran
f)
Menguasai
konsep penilaian pembelajaran membaca
g)
Mengukur secara
periodik kemampuan membaca siswa
5.
Prosedur
Pembelajaran Membaca
Menurut (Abidin:2013:159) proses pembelajaran membaca secara garis besar harus terdiri atas tiga
tahapan yaitu : tahapan prabaca, tahapan membaca, dan tahapan pascabaca. Ketiga
tahapan tersebut ( Abidin:2013, 159-161) dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Tahapan Atau
Kegiatan Prabaca
Tahapan atau kegiatan prabaca adalah : Kegiatan pengajaran yang
dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegitan membaca. Dalam kegitan prabaca ini
guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan mata yang berhubungan dengan teks
bacaan. Skema itu sendiri adalah : Latar belakang pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa tentang informasi atau konsep tentang sesuatu. Skema
menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang
dihubungkan dengan objek, tempat – tempat, tindakan atau peristiwa.Dalam hal
ini siswa harus memiliki konsep – konsep tentang tujuan bahan cetakan dan
tentang hubungan bahasa bicara dan bahasa tertulis.
Variasi kegiatan prabaca dikemukakan oleh Hadley. Hadley
(Abidin:2013:159)menyatakan bahwa pada tahapan prabaca
terdapat 3 kegiatan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran membaca,
antara lain sebagai berikut :
1)
Curah
pendapat untuk membangkitkan ide yang memiliki kemungkinan besar ada dalam
teks. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan apersepsi
pembelajaran tentang hal– hal yang memiliki kaitan dengan wacana yang akan
dibawa siswa.
2)
Melihat
judul tulisan, headline bacaan, grafik, gambar, atau unsure visual lain yang
ada dalam bacaan.
3)
Merumuskan
prediksi isi bacaan. Pada tahap ini siswa mencoba membuat hipotesis atas isi
wacana. Prediksi ini akn menumbuhkan akan menumbuhkan rasa kepenasaran siswa
terhadap bacaan ( memotivasi bacaan) karena pada akhirmya kegiatan baca siswa
diharuskan membandingkan prediksi yang dibuat dengan isi wacana yang
sebenarnya.
Cox
(Abidin:2013:159)secara lebih terperinci mengemukakan beberapa hal yang dapat
dilakukan pada kegiatan prabaca yang berfungsi sebagai penggugah perilaku siswa
dalam penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan digambarkan.
Gambaran
kegiatan prabaca yang dikemukakan Cox tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Menjelaskan
gambaran awal bacaan
Gambaran
awal bacaan (cerita), berisi informasi yang berkaitan denngan isi cerita yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
b)
Petunjuk
untuk melakukan antisipasi
Petunjuk
antisipasi merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat.
c)
Pemetaan
semantik (peta konsep)
Pemetaan semantik ini merupakan strategi prabaca yang
kegiatannya memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat
menggugah skema yang berkaitan dengan topic bacaan.
d)
Menulis
sebelum membaca
Siswa
diminta menuliskan pengalaman pribadi yang relevan dengan isi bacaan, sebelum
mereka membaca matteri.
e)
Drama atau
simulasi ( drama kreatif)
Drama
kreatif dapat digunakan sebelum cerita dibacakan yaitu untuk membangun
pemahaman siswa.
Mengingat betapa pentingnya kegiatan prabaca dilakukan, guru seyogianya
dapat melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca dengan selalu
mengawali pembelajarannya dengan melaksanakan kegiatann prabaca. Pembelajaran
membaca tanpa kegiatan prabaca merupakan pembelajaran membaca yang tidak
berarah dan tidak bertujuan serta tidak akan mampu menggali potensi siswa yang
sesungguhnya dan pada akhirnya hal itu akan berdampak pada rendahnya kemampuan
membaca siswa.
b.
Kegiatan
Membaca
Setelah kegiatan prabaca, maka selanjutnya dilaksanakan kegiatan inti
pembelajaran membaca.Tahapan ini sering disebut tahapan membaca.Pada tahap ini
banyak sekali variasi yang dapat dilakukan guru sejalan dengan strategi baca
yang dipilih guru atau siswa. Penentuan kegiatan pada tahap ini akan sangat
bergantung pada metode pembelajaran membaca apa yang dipilih. Beberapa kegiatan
yang bisa dilakukan, antara lain :
1)
Menemukan
inti gagasan
2)
Mengidentifikasi
kata kunci
3)
Mengutip
bacaan
4)
Menjaring
data
5)
Mengisi
format isi bacaan
6)
Merespons
bacaan
7)
Membuat peta
konsep bacaan
8)
Shairing ide
dan diskusi
9)
Menguji
prediksi
10) Menjaring kata sulit
11) Menguji fakta, opini, dan lain – lain
c.
Kegiatan
Pascabaca
Kegiatan pascabaca merupakan tahapan pembelajaran membaca yang bertujuan
untuk menguji kemampuan membaca sekaligus memantapkan kemampuan membaca para
siswa.Burns(Abidin:2013:160)mengemukakan bahwa kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa
memadukan informasi baru yang dibacanya kedalam schemata sehingga diperoleh
tingkat pemahaman yang lebih tinggi. seperti halnya pada kegiatan membaca yang
lain, pada kegiatan ini juga memerlukan strategi. strategi yang digunakan pada
tahap pascabaca adalah :
1) Belajar mengembangkan bahan bacaan
2)
Memberikan
pertanyaan
3)
Menceritakan
kembali
4)
dan
Presentasi visual
Selain beberapa aktivitas
diatas, aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh siswa pada tahap pascabaca
adalah sebagai berikut :
(1) Menulis
rangkuman
(2) Membuat
komik atau cerita bergambar sederhana
(3) Menceritakan
kembali
(4) Menjawab
pertanyaan
(5) Membuat peta
cerita atau peta perjalanan tokoh
(6) Membuat alat
(wacana peragaan)
(7) Memerankan
(8) Memperluas
cerita
(9) Melengkapi
cerita
(10) Mengubah jenis genre
6.
Pendekatan
pemebelajaran Membaca
Menurut Iskandawassid (2011:40)
pendekatan adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai pengajaran
suatu bidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan
didasarkan kepada asumsi yang berkaitan.
a. Pendekatan
komunikatif
Pendekatan komunikatif mengarahkan
pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi.
b.
Pendekatan integratif
Pembelajaran yang menyajikan atau
dilakukan secara terpadu yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu
dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan.
c.
Pendekatan cara belajar siswa aktif
Pendekatan cara belajar siswa aktif
diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa secara penuh
dalam proses pembelajaran membaca.
d.
Pendekatan Whole Language
Whole language adalah satu
pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh,
tidak terpisah-pisah. dimana bahasa diajarkan secara utuh dan keterampilan
bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara terpadu.
Ada delapan komponen whole
language:
1)
Reading Aloud
Reading aloud adalah
kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Guru membacakannya
dengan suara keras dan intonasi yang benar sehingga setiap siswa dapat
mendengarkan dan menikmati ceritanya.
2)
Jurnal Writing
Jurnal Writing adalah kegiatan
menulis jurnal, siswa dilatih untuk lancar mencurahkan gagasan dan menceritakan
kejadian di sekitarnya, menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan.
3)
Sustained Silent Reading
Sustained Silent Reading adalah
kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan siswa..
4)
Shared Reading
Shared Reading adalah
kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa, dimana setiap orang mempunyai
buku yang sedang dibacanya.
5)
Guided Reading
Guided readingdisebut juga
membaca terbimbing, guru menjadi pengamat dan fasilitator. Dalam membaca
terbimbing menekankan pada membaca pemahaman.
6)
Guided Writing
Guided Writing atau menulis
terbimbing, peran guru adalah sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa
yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan
menarik.
7)
Independent Reading
Independent Reading atau membaca
bebas adalah kegiatan membaca, dimana siswa berkesempatan untuk menentukan
sendiri materi yang ingin dibacanya.
8)
Independent Writing
Independent Writing atau menulis
bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan
menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
d.
Pendekatan belajar kooperatif
Belajar
kooperatif merupakan suatu metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok
kecil. Siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
e.
Pendekatan tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan
dan ditetapkan terlebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana
yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar
tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai.
f.
Pendekatan struktural
Pendekatan yang menekankan pada pengetahuan
tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting,
jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. Dengan pendekatan struktural
siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami
kaidah-kaidahnya.
g.
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL). Pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa
sebagai media pembelajaran di kelas.
7. Strategi
Pembelajaran Membaca
Menurut Nuriklas (2012) ada beberapa strrategi dalam
pembelajaran menyimak yaitu sebagai berikut.
a.
Strategi Kegiatan
Membaca Langsung/ KML atau DRA Direct Reading Activities)
Penggunaan strategi KML
adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca
kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi
bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya
jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai
pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal pokok
yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
2) Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan
tanya jawab tentang isi bacaan.
3) Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman
dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya.
Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan
kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan
peribahasa dalam bacaan.
b. Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review)
Tujuan penggunaan
strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca,
melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi
bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan
kegiatannya, adalah
1) Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey).
Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions).
2) Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan
membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan
ringkas yang relevan (recite).
3) Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian
pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif
bisa dikembangkan oleh guru.
c. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)
Strategi ini ditujukan
untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan
kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan.
Tahapan kegiatannya, adalah
1) Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa,
dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2) Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta,
mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan
fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa
melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan
3) Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan
kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca
dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada
kemungkinan waktu yang tersedia.
4)
Tahap terakhir, adalah
tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.
d. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading
Thinking Activities)
Tujuan penggunaan
strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir
keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah
kegiatannya, adalah.
1) Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa
diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru
bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi
saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa kira-kira isi paragraf
selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”
2) Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan
dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang
dilakukan semula.
3) Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan
kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira
isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”
4) Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu
habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang
isi bacaan atau kagiatan yang lain.
e. Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-Answer
Relationship)
Strategi ini digunakan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang.
Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti
di atas, tahap kegiatan yang dilakukan, adalah
a) Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan
siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah
yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai
jenis dan tingkatannya.
b) Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca
selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
c) Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai
kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas
untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya
dikerjakan secara kelompok.
f. Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group
Mapping Activities)
Strategi ini digunakan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan,
mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi
bacaan secara umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.
1) Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.
2) Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam
waktu yang ditentukan.
3) Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot
dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan
satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.
8. Metode Pembelajaran Membaca
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan Metode lebih bersifat
prosedural dan sistematik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu
kerjaan. (Iskandarwassid:2011:56).
Ada beberapa metode dalam pembelajaran membca menurut Abidin
Yunus (2014:164-179), yaitu sebagai
berikut.
a. Metode Turnamen Membaca
Metode turnamen membaca merupakan merupakan metode yang menekankan usaha
siswa memahami wacana dengan jalan bekerja sama dalam kelompok dengan
menggunakan berbagai keterampilan sosial.
Tahap-tahap
metode Turnamen membaca adalah sebagai berikut:
1) Prabaca
a) Tahap Persiapan
(1) Guru mempersiapkan materi berikut perangkat pembelajaran termasuk
lembar kerja Siswa (LKS) dan perlengkapan turnamen.
(2) Guru membagi kelompok
berdasarkan skor awal (nilai rata-rata harian). Dalam satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang dengan kemampuan heterogen.
b) Tahap penyajian Materi
(1) Guru memberikan gambaran umum tentang isi
bacaan yang sesuai dengan perkembangan siswa.Penyajian umum ini bukan
menyajikan ringkasan melainkan hanya menyajikan arah wacana yang akan dibahas.
2) Tahap Membaca
a) Tahap Kegiatan Kelompok
Siswa berkelompok membaca materi dan mengerjakan soal-soal turnamen
yang diberikan guru. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator
kegiatan setiap kelompok.
b) Tahap Turnamen akademik
(1) Guru mengelompokan siswa yang memiliki
kemampuan sama dalam meja turnamen
(2) Guru menyampaikan aturan permnainannya.
(3) Siswa melaksanakan turnamen dipandu oleg
guru
c) Tahap perhitungan skor
(1) Guru menghitung skor berdasarkan jawaban
benar yang dibuat masing-masing siswa.
d) Tahap Penghargaan Kelompok
(1) Guru memberikan Penghargaan kepada
kelompok berdasarkan rata-rata skor
kelompok.
3) Tahap Pascabicara
(1) Guru mengulas mengenai materi dan
soal-soal turnamen yang telah dipelajari.
(2) Guru
menguji pemahaman siswa secara
menyeluruh dengan jalan menugaskan siswa menceritakan isi bacaan dengan
bahasanya sendiri.
b. Metode Jigsaw Membaca
Pembelajaran membaca jigsaw membaca adalah salah satu tipe
pembelajaran membaca yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kegiatan
belajar jigsaw membaca mengambungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan,
dan berbicara.
Metode
jigsaw memiliki beberapa tahap sebagai berikut:
a) Tahap Prabaca
(1) Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok
kecil yang heterogen.
(2) Guru
membagi tugas baca yang harus dilakukan siswa pada setiap kelompok, baik ahli
maupun kelompok asal
b) Tahap Membaca
(1) Tahap Kerja kelompok ahli
Siswa dikelempokan menjadi beberapa kelompok.
Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing yang
mempelajari suatu materi yang sama bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok
lain dalam kelompok ahli.
(2) Tahap Kerja Kelompok Asal
Perwakilan kelompok kembali ke kelompok
asalnya untuk menjelaskan kepada teman satu kelompoknya mengenai materi yang
telah didiskusikan pada kelompok ahli, sehingga semua anggota kelompoknya dapat
memahami materi yang ditugaskan oleh guru.
c)
Tahap
Pascabaca
(1) Tahap Evaluasi
(a)
Guru memberikan tes/kuis kepada siswa diberi tujuan untuk mengetahui kemampuan
yang telah dimiliki siswa dalam memahami suatu materi dengan metode belajar
koperatif tipe jigsaw.
(b)Guru melakukan perhitungan skor
perkembangan individu dan skor kelompok serta menentukan tingkat penghargaan
pada kelompok.
c.
Metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pembelajaran membaca dengan metode CIRC terdiri atas tiga unsur penting yakni
kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan,
dan seni berbahasa menulis terpadu.
Metode CIRC pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sekaligus membina
kemampuan menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya.
Slavin (dalam Abidin:2014, 168) mengemukakan
unsur utama CIRC sebagai berikut.
1)
Kelompok
pembaca
Para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
pembaca yang terdiri atas dua sampai tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca siswa yang
heterogen.
2)
Kelompok
Membaca
Siswa ditempatkan berpasangan di dalam
kelompok baca mereka. Selanjutnya pasangan ini dibagi kedalam kelompok yang
terdiri atas pasang-pasangan dari dua kelompok membaca yang berbeda.
3)
Aktivitas
menceritakan kembali
Siswa menceritakan kembali apa yang telah
dibacanya.
Pembelajaran membaca denagan mengunakan metode
CIRC dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)
Tahap
Prabaca
(1) Guru memperkenalkan cerita yang akan dibaca
oleh anak.
(2)
Setelah cerita diperkenalkan, siswa diberikan paket cerita yang terdiri atas
buku cerita dan serangkaian kegiatan yang harus siswa lakukan dalam kelompoknya.
b)
Tahap
Membaca
(1) Membaca berpasangan
Pada tahap ini siswa membaca cerita dalam hati
dan kemudian secara bergantian membaca keras cerita tersebut bersama
pasangannya. Ketika rekannya membaca, pendengar mengikuti dan membetulkan
setiap kesalahan yang dibuat si pembaca. Guru memberikan penilaian dengan cara
berkeliling.
(2) Menuliskan Struktur Cerita
Pada tahap ini siswa menerima pertanyaan dari
guru seputar masalah cerita misalnya, karakter, alur, latar, konflik dan
pemecahan masalah yang terkandung dalam cerita.
(3) Membaca Nyaring
Para siswa diminta untuk menemukan kata-kata
sulit yang terdapat dalam cerita dan membacakannya secara nyaring tanpa
canggung dan ragu-ragu.
(4) Makna Kata
Berbagai kata sulit yang mereka temukan dalam
cerita selanjutnya ditentukan maknanya.
c)
Pascabaca
(1) Menceritakan kembali cerita
Setelah seluruh cerita dibaca dan dibahas
dalam kelompok, siswa diminta membuat sinopsis cerita.
(2) Pemeriksaan oleh pasangan
Sinopsis yang dibuat siswa selanjutnya
ditukarkan kepada temannya sehingga satu sama lain dapat mengecek ketepatan
sinopsis yang dibuat temannya. Pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa
yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan tugas tersebut.
(3) Tes
Pada tahap ini siswa diberi tes tentang
pemahaman isi cerita, menuliskan kalimat dari daftar kosakata sulit, dan
membaca daftar tersebut secara nyaring di depan guru.
d.
Metode
scoffoled Reading
Scoffoled Reading pada dasarnya merupakan
metode pembelajaran membaca yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan
membaca siswa melalui penyusunan aktivitas membaca secara bertahap.
Berikut diuraiakan tahapan pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode scoffoled Reading
1)
Tahap
Prabaca
a)
Pemilihan
Teks
Guru memilih teks yang akan dipergunakan sebagai
bahan ajar membaca. Dan teks tersebut harus memiliki karakteristik
(1) mengandung bahasa yang kaya dan kompleks.
(2) sulit tetapi tidak terlalu sulit.
(3) menarik perhatian siswa.
(4) sesuai dengan usia dan kemampuan membaca
siswa.
b)
Orientasi
Teks
Guru memberikan penjelasan umum tentang isi
teks, misalnya pengarangnya, dan alasan mengapa teks tersebut dipilih.
2)
Tahap
Membaca
a)
Membaca
Teks
Siswa mulai membaca teks dengan menggunakan
berbagai kecepatan membaca.
b)
Orientasi
Bahasa
Pada tahap ini siswa membahas tentang bahasa
yang digunakan pengarang. Aktivitas yang dapat dilakukan siswa antara lain:
(1) Menggambarkan
pilihan bahasa.
(2) Menemukan
kata kunci.
(3)
Memaknai kata kunci.
(4) Menugaskan siswa untuk menemukan beberapa
cerita yang penting.
(5)
Analisis kata kunci.
(6) Mengulang membaca beberpa bagian cerita
yang penting secara nyaring.
c)
Membangun
Pemahaman
Siswa ditugaskan untuk menggunakan
startegi misalnya membaca ulang teks,
menggarisbawahi teks, mengabaikan kata sulit, mamaknai kalimat, dan mengoreksi
kesalahan sendiri.
3)
Tahap
Pascabaca
a)
Pada
tahap ini guru menguji tingkat pemahaman siswaterhadap isi bacaan.
e.
Metode
Grup Investigasi
Metode grup investigasi sangat tepat digunakan
dalam kegiatan membaca ekstensif. Dalam hal ini siswa melakukan investigasi
terhadap berbagai macam wacana guna menemukan hubungan antara wacana tersebut.
Tujuan akhirnya adalah siswa mampu membuat laporan membaca yang bersumber dari
berbagai sumber bacaan sebagai wujud pemahamansiswa terhadap bahan bacaan yang
dibaca.
Dalam grup investigasi siswa bekerja melalaui
enam tahapan. Keenam tahapan grup investigasi dalam pembelajaran membaca
dimodifikasi dari Slavin dan Sharan (dalam Abidin:2014, 172-173) sebagai
berikut.
1)
Tahap
Prabaca
a)
Pemilihan
Topik
Siswa memilih subtopik tertentu yang akan
diinvestigasinya. Bidang permasalahan umum biasanya ditentukan oleh guru. Dalam
hal ini guru menyediakan berbagai macam bacaan yang bertema sama.
b)
Merencanakan
Tugas
Siswa dan guru merencanakan prosedur, tugas
dan tujuan belajar tertentu sesuai subtopik yang telah dipilih kelompok,
seperti menemukan kata kunci dari beberapa ragam bacaan yang disediakan guru,
membuat inti sari bacaan tersebut, dan membuat tanggapan atas wacana tersebut.
2)
Tahap
Membaca
a)
Melaksanakan
Investigasi
Siswa melaksanakan investigasi untuk
mengumpulkan berbagai informasi melalui kegiatan membaca.
b)
Analisis
dan sistesis dan meyiapkan laporan akhir.
Siswa menaganalisis dan mengevaluasi berbagai
informasi pada tahap sebelumnya dan merancang dan menyusun tentang bagaimana
informasi tersebut dapat disajikan secara menarik kepada teman-temannya. Pada
tahap ini siswa diharuskan mampu menentukan pesan-pesan esensial dari proyek
membaca.
c)
Mempersentasikan
Laporan Akhir
Siswa mempersentasikan hasil investigasinya.
Persentasinya harus mampu mengaktifkan pendengaranya. Para penyimak harus
mengkritik dan memberi masukan kepada kelompok persentasi.
3)
Tahap
Pascabaca
a)
Evaluasi
(1) Siswa memberikan umpan balik terhadap
tugas yang telah dikerjakan terutama mengenai keefektifan pengalaman belajar
yang telah dialaminya.
(2)
Guru mengevaluasi pemebelajaran siswa.
f.
Metode Skemata Kritis
. Metode
membaca ini sangat cocok untuk mengajarkan kemampuan membaca kritis. Tahapan
membaca kritis ini dapat diuaraikan sebagai berikut :
1)
Tahap Prabaca
a)
Apresiasi
Guru memperkenalkan tema wacana
yang akan siswa pelajari selama pembelajaran. Bahan bacaan yang digunakanberupa argumentatif atau berbasis masalah.
b)
Curah Pendapat
Pada tahap ini siswa menuliskan atau menyampaikan
gagasannya, kemudian siswa ditugaskan untuk membaca wacana yang telah
disediakan.
2)
Tahap Membaca
a)
Membaca Wacana
Siswa ditugaskan untuk mencatat
semua ide penting yang berhubungan dengan usaha pemacahan masalah terkait
dengan tema yang dibacakan guru.
b)
Membuat Peta konsep
Setelah membaca, siswa harus mampu menyusun ide pokok
dalam peta konsep secara terstruktur.
c)
Diskusi Fakta- Opini- Solusi
Pada tahap ini
siswa dituntut untuk mampu membedakan fakta dan opini dan menanggapi fakta dan opini tersebut bedasarkan
cara pandang mereka sendiri.
3)
Tahap Pascabaca
a) Menulis Kritis
Pada tahap ini siswa mengembangkan
sebuah tulisan yang sifatnya mengkritisi bahan bacaan yang telah dibacanya
9.
Evaluasi
Pembelajaran Membaca
Berukut ini beberapa tes pemebelajaran membaca
menurut Nurgiyantoro (2005:252-266)
a.
Tes
Kemempuan Membaca Tingkat Ingatan
Tes kemampuan membaca membaca pada tingkat ingatan
yaitu menghendaki siswa untuk menyebutkan kembali fakta, definisi, atau konsep
yang terdapat dalam wacana yang diujikan.
Contoh Tes ingatan dalam bentuk pilihan ganda
. Dibawah ini yang termasuk
kepada sumber daya alam hayati adalah .
(a) Tanah
(b) Air
(c) Tumbuhan
(d) kertas
b.
Tes
Kemampuan membaca Tingkat Pemahaman
Tes
Kemampuan membaca pada tingkat pemahaman, yaitummenuntut siswa untuk dapat
memahami wacana yang dibacanya. Pemahaman yang dilakukan pun dimaksudkan untuk
memahami isi bacaan, mencari hubungan antar hal, sebab-akibat, perbedaan dan
sebagainya.
Contoh tes
membaca tingkat pemahaman dengan bahan wacana
prosa pendek atau pernyataan singkat misalnya sebagai berikut:
“Kita tidak usah khawatir bahwa kebudayaan
asing yang sering begitu menjanjikan kesenangan tetapi bertentangan adat
ketimuran akan merusak kehidupan para pemuda dan sebaliknya apabila pemuda
telah memiliki benteng mental dan kepribadian yang tangguh.”
(a)
Pemuda yang bermental dan berkepribadian tangguh tidak akan begitu saja
terpengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan adat ketimuran.
c. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Penerapan
Tes tingkat penerapan mengehendaki siswa mampu
menerpakan pemahamannya pada situasi atau hal lain yang ada kaitannya.
Butir tes dalam bentuk pilihan ganda sebagai
berikut:
(1)
Kata-kata Ton yang membuktikan bahwa ia memandang tingginya prestasi lebih
merupakan beban dari pada kebanggaan ialah:
(a) Apa gunanya NEM tinggi Tin, jika
kita tak mampu mengatasi masalah
sendiri.
d. Tes kemampuan Membaca Tingkat Analisis
Tes
kemampuan membaca tingkat analisis menuntut siswa untuk mampu menganalisis
informasi tertentu dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi, atau membedakan
pesan dan atau informasi dan sebagainya.
Butir-butir
tes pemahaman bacaan tingkat analisis misalnya sebagai berikut.
1) Apakah pikiran pokok alinea pertama dan kedua
wacana di atas?
e. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Sintesis
Tes
kemampuan membaca tingkat sintesis menuntut siswa untuk mampu
menghubungkan dan atau
menggeneralisasikan antara hal-hal, konse, masalah, atau pendapat yang terdapat dalam wacana. Pada tes ini
berupa kegiatan yang menghasilkan kominikasi yang baru, meramalkan, dan
menyelesaikan masalah.
Butir-butir
tes yang diujikan kepada siswa misalnya sebagai berikut.
1) Bagaimanakah caranya kita mengatasi fenomena
tumpukan sampah yang ada di sekitar kita?
f. Tes Kemempuan Membaca Tingkat Evaluasi
Tes kemempuan membaca tingkat evaluasi
menuntut siswa untuk mampu memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana
yang dibaca.
Butir-butir tes yang diujikan misalnya sebagai
berikut.
1) Menurut pendapat Anda apakah bahasa yang
dipergunakan dalam wacana di atas memenuhi kriteria bahasa indonesia baku?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis. Membaca sering disebut sebagai membaca nyaring atau membaca permulaan.
Pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai
beberapa tujuan utma pembelajaran membaca.tiga tujuan utama pembelajaran
membaca di sekolah adalah:
1.
Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca.
2. Mampu
membaca balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible.
3. Serta
memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan.
Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangakaian
aktivitas yang dilakukan
siswa untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan, bimbingan, dan
motivasi guru.
B.
Saran
Pembalajaran membaca berbasis
pendidikan karakter sebagai
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter bagi peserta didik perlu terus
dilakukan dengan lebih intensif dan berkesinambungan dalam semua mata pelajaran dan
guru haruslah bisa memilih dan menerapakan strategi dan metode pembelajaran
membaca yang tepat sehingga kemampuan membaca peserta didik dapat meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin,Y. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Iskandarwassid, dkk. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro,B.
(2005). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Tarigan, H. (2014). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Mahendra.
(2014).Tahap Kegiatan Membaca, [Online]. Tersedia: http://www.blogspot.com. [07 April
2015].
Nurikhlas.
(2012).Pembelajaran Bahasa Di Kelas Tinggi, [Online]. Tersedia: http://www.wordpress.com. [07 April
2015].
Nurhaya. (2014).Pembelajaran
Membaca Berbasis Karakter. [Online]. Tersedia: http://www.blogspot.com. [14 Aprrl
2015].