Thursday 5 November 2015

Model Pembelajaran Interaktif

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu bentuk keterbukaan dan rasa percaya diri siswa adalah melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa pada saat tidak memahami sesuatu yang sedang dipelajari, ditemui, dilihat, atau dirasakan oleh siswa. Banyak siswa yang menghadapi berbagai permasalahan saat belajar, tetapi sering tidak dapat mengemukakan pertanyaannya.
Model belajar interaktif ini merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk berani mengungkapkan keingintahuannya dan ketidaktahuannya terhadap konsep yang sedang dipelajarinya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana model pembelajaran interaktif ini?
2.      Bagaimana karakteristik model pembelajaran interaktif?
3.      Bagaimana sintaks/tahapan dalam model pembelajaran interaktif?
4.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran interaktif?

C.    Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran interaktif.
2. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran interaktif.
3. Untuk mengetahui sintaks/tahapan dalam model pembelajaran interaktif.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran interaktif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran Interaktif
Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan belajar yang merujuk pada pandangan konstruktivis. Menurut Margaretha, model pembelajaran interaktif menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan cara menggali pertanyaan-pertanyaan siswa. Sedangkan Suparman mengemukakan bahwa model pembelajaran interaktif merupakan proses yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental maupun secara fisik. Hal ini diperkuat oleh Faire dan Cosgrove yang mengemukakan bahwa model pembelajaran interaktif dirancang agar siswa mau bertanya, kemudian menemukan jawaban mereka sendiri. (Abdul Majid, 2014:84).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.
Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya dengan cara membuat pertanyaan mengenai topik yang akan dipelajari, kemudian melakukan penyelidikan atas pertanyaan yang mereka ajukan sendiri, sehingga dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri. Siswa bertanya melalui aktivitas terbuka dengan berbagai alasan.
Jenis pertanyaan yang muncul akan bermacam-macam dan mungkin tidak jelas, tidak terpusat pada topik yang sedang dipelajari atau pertanyaan yang jawabannya dapat dijawab tanpa penyelidikan. Oleh karena itu, guru perlu mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa, kemudian menuliskan setiap pertanyaan pada papan tulis. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian bersama-sama dipilih oleh siswa untuk diselidiki jawabannya. Beberapa pertanyaan yang memiliki maksud yang sama juga dipilih satu. Mungkin ada beberapa pertanyaan yang muncul perlu diubah agar mudah dipahami oleh siswa. Di sini guru membantu siswa dalam mengungkapkan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Dengan demikian dari banyak pertanyaan yang muncul tinggal beberapa saja. Setelah terpilih sesuai dengan kesepakatan bersama siswa, kemudian pertanyaan tersebut dituangkan dalam suatu aktivitas.
Model pembelajaran interaktif memberikan struktur pengajaran sains yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan atas pertanyaan-pertanyaan siswa. Siswa diajak untuk berpikir tentang konsep yang akan dipelajari, kemudian direfleksikan melalui keingintahuannya dan diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dijawab sendiri oleh siswa melalui penyelidikan. Guru tidak terlibat terlalu jauh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa tetapi menjawab pertanyaan siswa dengan pertanyaan, sehingga siswa akan menemukan sendiri jawaban atas pertanyaanya sendiri.

B.     Karakteristik Model Pembelajaran Interaktif
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari siswa dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pertanyaan yang muncul sangat di mungkinkan bervariasi, mungkin ada yang berkaitan dengan topic yang di bahas atau tidak, dan bahkan ada yang tidak perlu dijawab. Bertanya dalam kegiatan pembelajaran interaktif dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa. Louisel dan Descamps dalam Abdul Majid (2014:85), berpendapat bahwa pertanyaan dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan pokok, yaitu:
1)      Meningkatkan tingkat berpikir siswa
2)      Mengecek pemahaman siswa
3)      Meningkatkan partisipasi belajar siswa
Menurut Suparman dalam Abdul Majid (2014:85), pembelajaran interaktif memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)      Adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok, dan perseorangan
b)      Keterlibatan mental (pikiran, perasaan) siswa tinggi
c)      Guru berperan sebagai fasilitator, narasumber, dan manajer kelas yang demokratis
d)     Menerapkan pola komunikasi banyak arah
e)      Suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang, dan tetap terkendali oleh tujuan
f)       Potensial dapat menghasilkan dampak pengiring lebih efektif
g)      Dapat digunakan didalam maupun luar kelas
Sementara Ahmad Sabari dalam Abdul Majid (2014:85) memaparkan tentang syarat-syarat yang harus di perhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran interaktif yaitu sebagai berikut:
1)      Model pembelajaran yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa
2)      Model pembelajaran yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan interaksi dengan guru dan siswa lainnya
3)      Model pembelajaran harus mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan
4)      Model pembelajaran harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
5)      Model pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
6)      Model yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran, peran guru mempunyai hubungan yang erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilan. Menurut Balen (1993), pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
Usmanr (1990) mengatakan bahwa pola interaksi optimal antara guru dengan siswa, antara siswa dengan gru, dan antara siswa dengan siswa merupakan komunikasi multiarah yang sesuai dengan konsep siswa aktif. Sebagai mana yang dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern, hal ini sulit terjadi pada mixed ability, karena pada umumnya interaksi terjadi antar siswa pandai dengan guru.  oleh karena itu, agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan. Sebagaimana pendapat Murray (1984) yang menyatakan bahwa hal-hal bersifat menyenangkan dapat menggali dan mengembangkan motivasi siswa. Motivasi siswa dipengaruhi taraf kesulitan materi. Ini berarti motivasi dapat berkurang apabila materi pembelajaran mempunyao taraf kesulitan yang tinggi atau sebaliknya. Tetapi taraf kesulitan juga dapat tegantung pada motivasi siswa. Hal tersebut didukung leh Sagimun dan Bimo Walgito (1983) yang menyatakan bahwa untuk membangkitkan emosi intelektual, siswa diberi semacam permainan-permainan atau teka-teki atau cerita-cerita yang bekaitan dengan materi yang hendak diajarkan. Murray dan Bimo Walgito (1983) menyatakan bahwa siswa usia anak-anak senang belajar terhadap hal-hal yang nyata dan menyenangkan.
Dalam hal ini, guru perlu memahami adanya perbedaan dalam bidang intelektual, terutama dalam pengelompokkan siswa di kelas. Siswa yang kurang cerdas jangan dikelompokkan dengan siswa yang kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi perlu dimasukkan kedalam kelompok siswa yang cerdas. Harapanya agar siswa kurang cerdas terpacu lebih kreatif, ikut terlibat langsung dengan motivasi yang tinggi dalam kerjasama dengan teman yang sekelompok dengannya (Mursal, 1981).
Kegiatan belajar interaktif tidak ditekankan pada “hasil”, tetapi pada “proses” belajar. Jadi yang lebih utama adalah menyusun strategi bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dengan cara “mengalami”, bukan “menghafal”. Menurut Piaget dan Slavin (1995), struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melalui dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi, yang berarti struktur pengetahuan baru dibuat atas struktur pengetahuan yang sudah ada, pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menyesuaikan datangnya pengetahuan baru.
Drost, SJ (1999) mengemukakan bahwa proses pembelajaran berjalan secara baik dan lancar jika terjalin hubungan manusiawi antar guru dan siswa,  hubungan persaudaraan antar siswa, situasi saling membantu, disiplin kerja, tanggung jawab, mitra dalam pelajaran, menolong, kerja sama yang erat, berbagai pengalaman, dan dialog reflektif antar pelajar. Hal tersebut sejalan dengan prinsip accelerated learning yang dikutip dalam Barokah (2002), bahwa landasan social dalam belajar mutlak harus ada, karena adanya kerjasama akan membantu mempercepat belajar, dan adanya persaingan akan memperlambat proses belajar.

C.    Sintaks Model Pembelajaran Interaktif
Menurut Faire dan Cosgrove dalam Abdul Majid (2014:87), tahapan pembelajaran interaktif terdiri dari tujuh tahapan, yaitu dapat dilihat pada bagan berikut:

1.      Tahap Persiapan (Preparation)
Pada tahap kegiatan awal dari pembelajaran interaktif ini yaitu persiapan guru dan siswa memilih dan mencari informasi tentang latar belakang topik yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengumpulkan sumber-sumber yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, seperti percobaan apa yang akan digunakan, dan media apa saja yang akan digunakan untuk menunjang pembelajaran.
Pada tahap ini, apersepsi yang diberikan oleh guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap persiapan lebih banyak dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran, seperti menyiapkan alat-alat percobaan dan media pembelajaran.
2.      Tahap Pengetahuan Awal (Before View)
Pada tahap pengetahuan awal,  guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai hal-hal yang telah diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dipelajari. Pengetahuan awal siswa ini dapat digali dengan menyajikan sebuah permasalahan berkaitan dengan topik ynag akan dibahas, kemudian menanyakan pendapat siswa atas permasalahan tersebut. Pengetahuan awal siswa dapat menjadi tolak ukur untuk dibandingkan dengan pengetahuan mereka setelah melakukan kegiatan.
3.      Tahap Kegiatan Eksplorasi (Exploratory)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ketiga ini adalah menampilkan kegiatan untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topic kegiatan yang dimaksud. Kegiatan yang dilakukan untuk memunculkan keingintahuan siswa bisa diajukan dalam bentuk pertanyaan, demonstrasi, menampilkan fenomena melalui video atau gambar. Kemudian meminta siswa untuk menceritakan dan menanyakan pendapat mereka mengenai apa yang telah dilihatnya.
4.      Tahap Pertanyaan Siswa (Children Questions)
Setelah melakukan kegiatan eksplorasi melalui berbagai kegiatan demonstrasi atau fenomena, pada tahap ini masing-masinh siswa diberikan kesempatan untuk membuat pertanyaan dalam kelompoknya, kemudian siswa membacakan pertanyaan yang dibuat dalam kelompoknya tersebut. Sementara itu, guru menulis pertanyaan-pertanyaan tersebut di papan tulis. Pada tahap ini, siswa dimungkinkan mendapat kesulitan dalam membuat pertanyaan. Oleh karena itu, guru harus memberikan motivasi dan merangsang siswa agar mau bertanya dan mengarahkan pertanyaan siswa.
Setelah semua pertanyaan kelompok terhimpun, guru mengajak siswa untuk menyeleksi pertanyaan yang telah ditulis di papan tulis. Jenis pertanyaan yang diajukan siswa mungkin ada yang sesuai, mungkin juga ada yang tidak. Oleh karena itu, hendaknya guru mengarahkan siswa untuk memilih pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang jawabannya dapat diselidiki melalui kegiatan penyelidikan dan investigasi.
5.      Tahap Penyelidikan (Investigation)
Dalam proses penyelidikan, akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan media, serta siswa dengan alat. Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep melalui ppengumpulan, pengorganisasian, dan menganalisis data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Sementara itu, guru membantu siswa agar dapat menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang mereka ajukan. Kemudian secara berkelompok, siswa melakukan penyelidikan melalui observasi atau pengamatan.
6.      Tahap Pengetahuan Akhir (After Views)
Pada tahap pengetahuan akhir, siswa membacakan hasih yang di perolahnya. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelas. Jawaban jawaban siswa dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan awal sebelum siswa melakukan penyelidikan yang di tulis sebelumnya. Dalam hal ini siswa di minta untuk di bandikan apa yang sekarang mereka ketahui dengan apa yang sebelumnya mereka ketahui.
7.      Tahap Refleksi (Reflection)
Tahap terakhir adalah refleksi, yaitu kegiatan berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Intinya adalah berpikir kembali mengenai apa yang telah dipelajari, kemudian mengedepankanya menjadi struktur pengetahuan baru. Pada  saat ini, siswa di beri waktu untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri. Pada tahap ini pula siswa di rangsang untuk mengemukaan pendapat tentang apa yang telah di peroleh setelah proses pembelajaran. Siswa juga di beri kesempatan untuk mengajukan pertanyaan susulan jika ada yang kurang di pahami setelah mengadakan penyelidikan, dan guru memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang masih keliru.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa proses belajar mengajar yang interaktif dapat mengembangkan teknik bertanya yang efektif atau melakukan dialog kreatif dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu atau memiliki sifat inkuiri, sehingga melalui pertanyaan yang diajukan siswa dapat mengemabangkan kemampuanya ke arah berpikir kreatif dalam menghadapi sesuatu. Komponen yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan adalah pertanyaan harus mudah dimengerti oleh siswa, memberi acuan,  pemusatan perhatian, pemindahan giliran dan penyebaran, pemberian waktu berfikir kepada siswa, serta pemberian tuntunan. Pertanyaan untuk mengembangkan model dialog kreatif ada enam jenis, yaitu pertanyaan mengingat, mendeskripsikan, menjelaskan, sintesis, menilai dan pertanyaan terbuka. Untuk meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru mengajukan pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban, dan menjadi “dinding pemantul” atas jawaban siswa.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Interaktif
Kelebihan model pembelajaran interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Suprayekti dalam Abdul Majid (2014:91) adalah bahwa peserta didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan melakukan observasi atau pengamatan. Dengan cara seperti itu, lalu peserta didik menjadi kritis dan aktif belajar.
Sedangkan menurut Renny dalam Abdul Majid (2014:91) kelebihan pembelajaran interaktif adalah:
1)      Siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk melibatkan keingin tahuannya pada objek yang akan dipelajari
2)      Melatih mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
3)      Memberikan sarana bermain bagi siswa melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi
4)      Guru menjadi fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar
5)      Menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran aktif
6)      Hasil belajar lebih bermakna
Kelebihan lain dari model pembelajaran interaktif ini antara lain: 1) peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan; 2) mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Model pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Adapun kekurangan dari model pembelajaran ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Model interaktif adalah suatu strategi pembelajaran sains yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan atas pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai cirri utamanya. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dicari jawabannya oleh siswa melalui penyelidikan, jadi siswa sendirilah yang menemukan jawaban atas pertanyaan sendiri.
Tahapan pembelajaran interaktif terdiri dari tujuh tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengetahuan awal, tahap kegiatan eksplorasi, tahap pertanyaan anak, tahap penyelidikan, tahap pengetahuan akhir dan tahap refleksi.
Kelebihan model pembelajaran interaktif yaitu peserta didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan melakukan observasi atau pengamatan.

B.     Saran
Hendaknya seorang guru dapat memancing dan melibatkan keingintahuan siswa, agar siswa dapat membuat pertanyaan mengenai topik yang akan dipelajari. Serta membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan atas pertanyaan yang mereka ajukan sendiri, sehingga mereka dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri.



DAFTAR PUSTAKA

Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Trihastuti, D. (2013). Model Pembelajaran Interaktif. [Online]
Tersedia:http://haediwrooms.blogspot.com/2013/12/model-pembelajaran-interaktif.html (Diakses: 1 Maret 2015)

Widodo, A. (2007). Pendidikan IPA Di SD. Bandung:UPI PRESS.

1 comment: