Thursday 10 February 2022

PENULISAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari bentuk penyajian (bahasa) dan kajiannya. Dari segi bentuk penyajiannya, sebagian karya tulis ilmiah memang disajikan secara ilmiah teknis yang umumnya dipahami oleh kalangan tertentu. Karya tulis seperti ini disebut sebagai karya tulis ilmiah akademis atau pendidikan. Biasanya karya tulis seperti ini untuk kepentingan akademis. Sebagian lagi ditulis untuk kepentingan publikasi yang dapat dipahami oleh banyak orang. Karya tulis ilmiah semacam ini disebut karya tulis ilmiah populer. Sedangkan dari segi kajiannya, karya tulis ilmiah dapat diangkat dari penelitian ilmiah yang dilakukan. Tetapi, sebagian lagi tidak berasal dari penelitian ilmiah, melainkan hanya gagasan konseptual atau telaah kritis.

Karya tulis ilmiah terbagi atas karya ilmiah populer, artikel ilmiah, disertasi, tesis, skripsi, kertas kerja, resensi, kritik, dan makalah. Karya tulis ilmiah ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam perkuliahan kita sering menggunakan makalah sebagai salah satu tugas mata kuliah. Maka dari itu kami memilih makalah yang berjudul penulisan skripsi, tesis dan disertasi.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana kerangka dasar penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?

2.      Bagaimana isi dan sistematika dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?

3.      Bagaimana petunjuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?

4.      Bagaimana teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi

 

C.     Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui kerangka dasar penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

2.      Untuk mengetahui isi dan sistematika dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

3.      Untuk mengetahui petunjuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

4.      Untuk mengetahui teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Kerangka Dasar

Mahasiswa yang akan menyusun karya ilmiah dalam bentuk skripsi, tesis, atau disertasi hendaknya memahami terlebih dahulu proses dan kerangka dasar berpikir ilmiah yang dituangkan dalam alur-alur pikir penelitian. Dengan kerangka dasar berpikir tersebut mahasiswa akan lebih terarah dalam merancang isi karya ilmiahnya dan akan tahu apa yang harus dilakukannya.

Bentuk kerangka dasar penyusunan skripsi, tesis, disertasi seperti berikut:


Langkah 1 A-1 B adalah proses mengadakan identifikasi masalah. Cara1A disebut cara deduksi, yakni dengan analisis teoretis, dan cara 1-B disebut cara induksi, yakni dimulai dari pengamatan empiris. Melalui cara tersebut kita dapat menemukan masalah, lalu merumuskannya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (langkah 2), dan dalam rumusan tersebut variable penelitian harus tergambarkan.

Langkah (3) adalah deduksi teori yang berkenaan dengan masalah untuk menurunkan hipotesis (langkah 4). Dengan demikian, hipotesis dihasilkan dari teori, bukan dari pengamatan empiris. Hipotesis sebenarnya bisa juga diangkat dari pengalaman empiris asalkan didukung secara teoretis dari keilmuan.

Langkah (5) adalah rancangan verifikasi data atau metodologi penelitian yang menyangkut unsur metode dan instrument, sampel, dan teknik analisis data.

Langkah (6) adalah menyusun usulan penelitian, yakni menuliskan atau mendeskripsikan unsur-unsur penelitian mulai dari langkah (1) sampai dengan langkah (5).

Langkah (7) adalah persiapan penelitian, terutama penyusunan instrument untuk memperoleh data dan izin mengadakan penelitian.

Langkah (8) adalah mengadakan analisis data, menguji hipotesis, menarik kesimpulan hasil analisis data, mengadakan pembahasan hasil pengujian hipotesis, dan memikirkan saran-saran atas dasar hasil penelitian.

Langkah (9) membuat laporan hasil penelitian sesuai dengan tata aturan penulisan dengan sistematika yang berlaku. Keseluruhan laporan ini adalah karya ilmiah yang akan dibuat  (skripsi, tesis, atau disertasi).

Perbedaan pokok antara skripsi, tesis, disertasi terletak dalam tingkatannya (perbedaan gradual), sedangkan kerangka berpikirnya adalah sama. Seperti berikut ini:

Perbedaan Skripsi Tesis Disertasi

Aspek/Unsur

Skripsi (S1)

Tesis (S2)

DISERTASI (S3)

1.Permasalah-an

Masalah dapat diangkat dari pengalaman empirik, sifatnya tidak terlalu spesifik/mendalam/ analitik asal cukup jelas dan terbatas.

Diangkat dari pengalaman empirik atau dari berpikir teoritik. Sifat mengarah kepada yang spesifik teoritik.

Diangkat dari kajian teoritik yang didukung oleh fakta empirik sifat lebih spesifik/mendalam (analitik).

2. Variabel

Bisa satu variable atau hubungan dua variable bivariat

Minimal hubungan dua variable multi variat.

Dua variable multi variat atau tiga variabel

3. Tujuan

Mendeskripsikan variabel dan atau hubungan dua variabel.

Mendeskripsi-kan dan mengkaji secara analitik hubungan/pengaruh variabel.

Menguji atau menemukan hubungan antar variabel dan pengaruh variabel satu terhadap variabel lain.  

 

4.Metodologi Penelitian

Historis atau deskriptif, studi korelasi

Expost facto,quasi experiment (semi experiment)

Experiment,mini-

mal semi experiment

5.Analisis Data

Statistika deskriptif dan atau statistika analitik sederhana non parametrik.

Statistika deskriptif dan statistika analitik non parametrik dan atau parametrik

Statistika deskriptif dan statistika analitik/inferensial, statistika parametrik.

6.Skala Pengukuran

Ordinal,nominal dan atau interval

Minimal, nominal dan interval

Interval,rasio kecuali untuk penelitian kualitatif.


B.     Isi dan Sistematika

Isi skripsi, tesis, disertasi terdiri dari tiga bagian pokok, yakni bagian pendahuluan, bagian isi skripsi, tesis, disertasi, dan bagian penutup. Bagian pemdahuluan terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

1.      Jilid (muka dan belakang)

2.      Lembaran persetujuan pembimbing

3.      Halaman motto (kalau ada)

4.      Curriculum vitae penulis

5.      Abstrak (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris kalau diharuskan

6.      Daftar Isi

7.      Daftar Tabel

8.      Daftar foto dan atau gambar (kalau ada)

9.      Kata Pengantar

Bagian isi terdiri dari beberapa bab, dan setiap bab terdiri dari beberapa butir pembahasan.

BAB I : PENGAJUAN MASALAH

1.      Latar belakang masalah

2.      Identifikasi masalah

3.      Pembatasan masalah

4.      Perumusan masalah

5.      Definisi operasional

6.      Tujuan dan kegunaan penelitian

BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

1.      Kajian teori

2.      Hasil penelitian yang relevan

3.      Kerangka berpikir

4.      Perumusan hipotesis

BAB III:  METODOLOGI PENELITIAN

1.      Tujuan khusus penelitian

2.      Metode dan desain penelitian

3.      Instrumen penelitian

4.      Sampel penelitian

5.      Teknik analisis data

BAB IV : HASIL PENELITIAN

1.      Variabel yang diteliti

2.      Deskripsi hasil analisis data

3.      Pengujian hipotesis

4.      Pembahasan hasil pengujian hipotesis

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Rangkuman penelitian

2.      Kesimpulan dan implikasinya

3.      Saran- saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kelima bab yang dikemukakan di atas adalah persyaratan minimal yang diturunkan atas dasar kerangka berpikir ilmiah. Jika dipandang perlu, bisa ditambah lagi asalkan tidak mengganggu kerangka makna yang terkandung dalam berpikir ilmiah. Demikian pula isi setiap bab bisa ditambah sesuai dengan keperluan, biasanya tergantung kepada selera sponsor atau mengikuti aturan yang telah dibakukan oleh universitas, fakultas, atau jurusan.

Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran skripsi,tesis,disertasi. Lampiran yang perlu ada ialah instrument penelitian, hasil pengolahan data,dan perhitungan-perhitungannya.

Beberapa penjelasan tambahan sehubungan dengan isi sistematika di atas adalah sebagai berikut: Curriculum vitae sebaiknya ditulis dalam kalimat bentuk esai, tidak dikelompokkan. Contoh:

Nana sudjana, dilahirkan di Ciamis pada tanggal 4 November 1945. Setelah menamatkan pendidikan SMTA di Ciamis, melanjutkan studi di IKIP bandung sampai mencapai gelar Sarjana Pendidikan tahun 1970. Dan seterusnya.

Abstrak, ditulis paling banyak dua halaman, memuat masalah penelitian, metodologi yang digunakan, dan hasil-hasil penelitian. Tik dengan jarak satu setengah spasi.

Daftar isi, memuat isi skripsi, tesis, disertasi, mulai kata pengantar sampai daftaar pustaka beserta nomor nomor urut halamannya.

 Kata pengantar, berisi penjelasan isi dan sistematika skripsi, tesis dan disertasi serta ucapan terimakasih sehubungan dengan penyelesaian karya tulis tersebut. Maksimal tiga halaman tik dua spasi.

Latar belakang, menjelaskan dasar pemikiran penulis, mengapa dan bagaimana sampai penulis memilih judul atau tema skripsi, tesis, disertasi. Akhiri uraian latar belakang dengan menyatakan: ... atas dasar itu penulis mengambil tema penelitian dengan judul ...

Identifikasi masalah, menjelaskan aspek-aspek masalah yang bisa muncul dari tema atau judul yang telah dipilih. Ajukan saja permasalahan sebanyak-banyaknya yang mungkin timbul untuk diteliti. Dari sekian banyak kemungkinan, tentukan permasalahan manakah yang akan dijadikan inti penelitian. Rumuskan sub pertanyaan penelitian yang bersumber dari permasalahan yang dipilih. Nyatakan pula variabel-vaiabel yang terkandung (variabel bebas, terikat).

Definisi operasional, menjelaskan pengukuran-pengukuran dan hasil yang diharapkan dari pengukuran terhadap variabel yang terkandung dalam pertanyaan penelitian.

Tujuan umum dan kegunaan penelitian, menjelaskan tujuan umum penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan mengenai makna yang terkandung dalam permasalahan atau tema pokok penelitian. Misalnya: “... penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai...”. Setelah itu berikan penjelasan manfaat dari penelitian tersebut.

Landasan teoridan hipotesis, menjelaskan secara teoretis variabel-variabel penelitian serta hubungan antar variabel, untuk selanjutnya menurunkan hipotesis,

Tujuan khusus penelitian, menyatakan tujuan penulisan secara operasional. Tujuan khusus mengacu kepada sub pertanyaan penulis.

         Metode penelitian, menjelaskan metode apa yang digunakan dalam proses pengumpulan data, misalnya metode deskriptif/metode ex post facto.

         Instrumen penelitian, menjelaskan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data di lapangan, misalnya kuesioner, tes, observasi, studi dokumentasi.

         Sampel penelitian, menjelaskan teknik penarikan sampel yang digunakan serta bagaimana prosedurnya, berapa banyak responden yang diteliti.

         Teknik analisis data, menjelaskan cara menganalisis data, yaitu statistik mana yang digunakan: statistik deskriptif mana dan untuk apa, statistik analitik mana dan untuk apa.

         Variabel yang di teliti, menjalaskan secara singkat variabel penelitian, mana variabel bebas dana mana variabel terikat.

         Deskripsi hasil analisis data, menjelaskan hasil-hasil analisis data terhadap variabel yang diteliti.

         Pengujian hipotesis, menjelaskan hasil perhitungan analisis datab dan membandingkannya dengan kriteria pengujian hipotesis.

         Pembahasan hasil, memberikan argumentasi teoritis terhadap hasil pengujian hipotesis. Misalnya apabila hipotesis penelitian ditolak atau tidak terbukti, berikan alasan mengapa tidak terbukti.

         Rangkuman, menjelaskan secara singkat permasalahan yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, metodologi penelitian.

         Kesimpulan penelitian, menyatakan temuan penelitian baik secara deskriptif maupun secara analitis, yakni hipotesis mana yang terbukti dan apa maknanya.

         Saran, berisi gagasan atau pemikiran dasar hasil penelitian, saran untuk memperbaiki atau meningkatkan makna suatu variabel dari berbagai sudut yang berkepentingan dengan variabel tersebut.

         Daftar pustaka, berisi buku atau karya ilmiah lain yang digambarkan sebagai penunjang penulisan karya ilmiah, baik yang dikutip langsung maupun tidak langsung. 

 

C.     Petunjuk Penulisan

Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Antara lain:

1.      ambil tema atau topik penulisan skripsi dari mata kuliah yang paling dikuasai atau paling tinggi prestasi belajar yang dicapai dari mata kuliah tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengalami kesulitan dalam mengkaji teori, prinsip, atau hukum yang ada dalam bidang studi atau mata kuliah tersebut.

2.      dalam menetapkan topik atau tema skripsi, lakukan diskusi dengan teman sekelas atau dengan mahasiswa yang lebih senior atau dengan dosen penasihat akademik. Bisa pula membaca karya ilmiah yang ada di perpustakaan sehingga punya gambaran umum, apa dan bagaimana isi skripsi.

3.      apabila telah mempunyai gambaran tentang masalah penelitian dan telah mendapat persetujuan pembimbing, segera buat outline usulan penelitian. Diskusikan isi dan bentuk usulan tersebut dengan teman atau dengan mahasiswa senior, dan mintalah pendapat dosen penasihat akademik.

4.      datanglah ke perpustakaan untuk mencari bahan-bahan penulisan, terutama dalam mengkaji landasan teoretis sebagai dasar menurunkan hipotesis. Beberapa konsep, prinsip, yang dikemukakan para penulis buku perlu dicatat secara rapi. Jangan lupa mencatat penulis buku, judul buku, penerbit, tempat diterbitkan, dan halaman yang dikutip.

5.      dahulukan menulis konsep bab kesatu dan bab ketiga, yakni bab pengajuan masalah dan bab metodologi penelitian. Bab-bab ini tidak banyak menuntut kajian teoretis dan tidak akan mengalami kesulitan sepanjang permasalahan penelitian ada dalam konteks ilmu yang dipelajari. Penulisan bab kedua bisa dimulai setelah kedua bab diatas selesai. Bab kedua ini mengkaji landasan teoretis untuk menurunkan hipotesis sehingga memerlukan konsentrasi dan usaha yang tinggi. Banyak membaca literatur yang menunjang permasalahan penelitian adalah syarat mutlak untuk menulis bab ini. Hendaknya diperhatikan bahwa isi skripsi, khususnya bab ke dua, bukan kumpulan dari kutipan pendapat para ahli, melainkan yang utama adalah kerangka berpikir penulis sendiri. Pendapat para ahli diperlukan sebagai landasan atau pendukung pendapat penulis.

6.      sambil menunggu pengesahan instrumen penelitian dari pembimbing, ada baiknya mulai menulis kerangka bab ke empat. Misalnya membuat tabel-tabel untuk pengolahan data, langkah-langkah analisis data, kalimat-kalimat baku untuk menafsirkan data dan hasil analisis data, membuat rangkuman penelitian isi bab kelima, dan lainnya. Hal tersebut akan memudahkan dan mempercepat penulisan, manakala data telah diperoleh dari lapangan.

7.      skripsi, tesis, disertasi bisa selesai pada waktunya apabila penulis menyediakan waktu khusus untuk penulisan disertai disiplin diri dalam menulis. Biasakan mempunyai jadwal khusus untuk penulisan, dan jadwal tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya. Rasa malas biasanya merupakan penyakit khusus yang melanda para mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Jika dibiarkan, skripsi tak akan jadi, dan janganlah menggantungkan sepenuhnya kepada pembimbing. Tanamkan pada diri sendiri bahwa dengan selesainya skripsi, ujian sudah di ambang pintu, dan berarti gelar keserjanaan telah menanti.

 

D.    Teknik Penulisan

Banyak ragam cara dan notasi menulis karya ilmiah, bahkan telah ada yang dibakukan di beberapa perguruan tinggi tertentu. Secara umum, dalam teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi ada pola-pola kesamaan, terutama dari segi-segi aturan teknis pengetikan, bahasa, ejaan dan kutipan. Berikut adalah teknik penulisan.

1.      Penggunaan tanda baca

Beberapa hal kecil tapi sangat esensi dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi adalah masalah mekanik. Ingat-ingat hal berikut: selalu mengindent (bisa juga tab) kalimat pertama dari setiap paragraf, luangkanlah halaman untuk margin kiri dan kanan, mulailah setiap kalimat dengan huruf besar, akhiri kalimat dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!), setiap tanda baca harus diletakkan tepat setelah huruf terakhir dari kata yang diikutinya tanpa ada spasi yang memisahkannya, dan setelah tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!) harus diberi dua ketukan untuk memulai kata baru dari kalimat baru sementara setelah tanda baca yang lainnya (misalnya koma) berilah satu ketukan untuk meneruskan pada kata selanjutnya.

Dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, sangatlah penting untuk mengindahkan EYD agar pelaporan yang dibuat akan memenuhi salah satu prasyarat tulisan ilmiah. Berikut disajikan point-point EYD yang perlu diketahui:

a.       Pemenggalan kata

1)      Untuk kata dengan konsonan lebih dari dua berturut-turut di tengah, pemenggalan dilakukan dengan mengambil konsonan pertama menjadi bagian dari suku kata pertama dan konsonan-konsonan selanjutnya dijadikan suku kata berikutnya. Contoh: Elek-tron, Ing-gris, lis-trik, an-tro-po-lo-gi.

2)      Untuk kata yang mendapatkan afiksasi (awalan dan akhiran) dan partikel, pada pergantian baris, afiksasi dan partikel dapat dipisahkan/dipenggal dari kata dasarnya. Contoh: Ter-tidur, poles-an, meng-gores-kan, pegang-lah.

b.      Huruf kapital

Huruf kapital dipakai:

1)      sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:

Prabu berkata, “Saya ingin masuk ITB.”

Pelayan bertanya, “Ada yang dapat saya bantu?”

2)      untuk menuliskan huruf pertama dari ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan (termasuk kata ganti untuk Tuhan), nama agama, dan nama kitab suci. Misalnya: Allah, Yesus, Budha, Weda, Qur’an, Katolik, tunjukkanlah hamba-Mu ini ke jalan yang benar, ya Allah.

3)      sebagai huruf pertama nama jabatan, pangkat, gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:

Pangeran Diponegoro, Jendral Setiawan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Profesor Fuad.

4)      sebagai mengawali nama instansi dan nama tempaat. Misalnya: Kuningan, Gubernur Jawa Barat, Jalan Dago, Universitas Majalengka.

5)      untuk mengawali huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Otong Setiawan Djuharie, Nuni Sulistiany, Roni Sianturi, Fahri Gaffar.

6)      Untuk mengawali nama-nama hari, hari raya, bulan, tahun, dan peristiwa bersejarah. Misalnya:

Idul Fitri, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Agustus, Rabu, Masehi, hari Selasa.

7)      untuk mengawali  nama-nama yang berhubungan dengan geografi. Misalnya: Australia, Saudi Arabia, Semenanjung, Malaysia, Kepulauan Seribu, Gunung Ciremai.

8)      untuk mengawali kata penyapaan.

Misalnya:

“Apakah Saudara mengerti maksud saya?” tanya Bapak Setiawan.

“Silahkan masuk, Nak!” kata Ibu Ratu.

c.       Huruf miring

Huruf miring (atau boleh juga ditulis dengan kata bergaris bawah) dipakai untuk:

1)      menuliskan judul buku, nama majalah, nama surat kabar yang dikutip dalam kalimat. Misalnya:

Seperti diberitakan Kompas, peristiwa pembakaran bermula dari ulah provokasi.

Dalam buku Trik dan Cara Cepat Menjawab Bahasa Inggris UMPTN karya Otong Setiawan Djuharie dibahas bagaimana menjawab soal bahasa Inggris dengan cepat, tepat dan akurat.

2)      menegaskan bagian kata, kata atau frase dalam kalimat. Misalnya:

Brunai Gate dan Bulog Gate merupakan contoh penyelewengan wewenang.

3)      menuliskan nama-nama ilmiah, ungkapan asing yang ditulis sesuai dengan bahasa aslinya. Misalnya:

Tulisan Mesir Kuno dikenal dengan istilah hieroglyphics. Untuk mengungkapkan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dalam bahasa Inggris digunakan past tense.

d.      Tanda baca

1)      Titik (.)

a)      Tanda baca titik digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat pernyataan. Misalnya:

Saya lapar.

Ketika saya masuk, Bapak Habibie langsung menyapa saya.

b)      Tanda baca titik tidak dipakai baik di belakang alamat pengirim dan tanggal surat ataupun nama dan alamat penerima surat. Misalnya:

Jalan Tebu Ireng F-5 No.7 Kompleks Pasirjari

Ujung Berung Bandung (tanpa titik)

2 Februari 2013 (tanpa titik)

 

Yth. Bapak Fahri Gaffar (tanpa titik)

Jalan Setiabudhi 229 (tanpa titik)

Bandung (tanpa titik)  

2)      Tanda tanya (?)

a)      Tanda tanya ditempatkan pada akhir suatu kalimat tanya langsung. Misalnya:

Siapa nama anda?

Kemana Ayah pergi?

b)      Tanda tanya dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:

Dia lahir tahun 1923 (?) dan meninggal tahun1989.

3)      Koma (,)

a)      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembagian. Misalnya:

Saya mendapatkan buku, uang, mobil, dan pacar baru pada ulang tahun saya yang ke delapan belas.

b)      Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat. Misalnya:

Saat matahari bersinar, dunia nampak lebih menyenangkan.

c)      Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan yang lainnya yang mendapat awalan kata hubung tetapi, sedangkan, dan melainkan. Misalnya:

Dia bukan guru saya, melainkan pacar saya.

Nunik ingin jalan-jalan, tetapi mobilnya mogok.

d)     Tanda koma dipergunakan untuk mengapit frase ajektiva atau frase apositif (keterangan tambahan) yang bersifat tidak membatasi. Misalnya:

Api, yang sudah menyala beberapa jam, masih membara.

e)      Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya perangkai oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun demikian, dan akan tetapi.

Misalnya:  

Oleh karena itu, dia harus diamputasi.

Jadi, permasalahannya sudah selesai?

f)       Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya:

Kata Pak Guru, “Saya bangga atas prestasimu, Nak.”

g)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan nama orang dengan gelar akademiknya yang ditulis di belakang. Misalnya:

Drs. O. Setiawan Djuhaeri, M.Pd.

Chaedar Alwasilah, Ph. D.

4)      Tanda seru (!)

a)      Tanda seru digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat perintah langsung. Misalnya:

“Pergi dan jangan kembali lagi!” teriak Prabu.

“Masuklah!” seru Ratu.

b)      Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan yang menyatakan kekaguman, heran, atau marah. Misalnya:

“Alangkah indahnya gaun ini!”

“Wow keren!”

5)      Tanda hubung (-)

a)      Tanda hubung dipakai untuk menuliskan kata ulang. Misalnya: Muda-mudi, kekanak-kanakan, peminta-minta.

b)      Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur terikat se-dengan kata berikutnya, ke-dengan angka yang mengikutinya, dan –an dengan angka yang mengawalinya. Misalnya:

se-Priangan Timur, se-RT, rangking ke-3, peringkat ke-17, tahun 80-an.

c)      Tanda hubung dipakai untuk merangkai singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata. Misalnya:

Sinar-X,men-DO,meng-KO.

d)     Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya:

Mem-brush up,peng-handle-an.

6)      Tanda titik koma (;)

Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan induk kalimat yang (biasanya) tidak dihubungkan oleh konjungsi,yang dianggap berhubungan dekat dan lebih pas untuk dijadikan satu kalimat.

Misalnya :

Dia tidak pernah ke Rusia; namun, ini selalu menjadi ambisinya.

7)      Tanda titik (“.....”)

Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tulis lainnya.

Misalnya:

“Pergi!” suruhnya.

e.       Singkatan

Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan terdiri atas satu huruf atau lebih.

Aturan membentuk singkatan antara lain:

a)      Untuk menyingkat nama orang, nama gelar, sapaan, atau pangkat, singkatan tersebut harus diikuti tanda titik. Misalnya:

Saudara Dedi Supriadi = Sdr. Dedi Supriadi

Mohammad Djawad Dahlan = M.Djawad D.

Magister pendidikan = M.Pd.

Kolonel Seanu = Kol.Seanu

Bapak Djuhari = Bpk. Djuhari

b)      Untuk menyingkat nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang hanya diambil setiap huruf awal dari kata yang disingkat, tanda titik tidak dipergunakan. Misalnya:

Partai Amanat Nasional = PAN

Majelis Permusyawaratan Rakyat = MPR

Tentara Nasional Indonesia = TNI

c)      Untuk menuliskan singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih,singkatan tersebut harus diikuti tanda titik, namun untuk yang terdiri dari dua huruf tanda titik dituliskan pada setiap singkatan.

Misalnya :

Yang bersangkutan = ybs.

Tertanda = ttd.

Dengan alamat = d.a.

Untuk perhatian = u.p.

Atas nama = a.n.

f.       Akronim

Akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,gabungan huruf, dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai deret kata. Aturan pembentukan akronim antara lain

1)      Untuk gabungan yang hanya mengambil huruf awal dari deret kata yang berupa nama atau sebutan, akronim ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia = PSSI

2)      Untuk gabungan kata yang mengambil suku kata dari deret kata berupa nama atau sebutan, akronim ditulis dengan mengkapitalisasi huruf awalnya saja.  Misalnya:

Sekertaris Wilayah Daerah = Sekwilda

Wakil Gubernur = Wagub

g.      Lambang bilangan

1)      Bilangan yang muncul diawal kalimat ditulis dengan huruf, bukan angka. Misalnya: Tujuh belas orang terluka dalam kecelakaan itu.

2)      Bilangan yang dapat dinyatakan dangan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, bukan angka. Kecuali dalam perincian atau pemaparan dimana bilangan dipakai secara berurutan, bilangan ditulis dengan angka. Misalnya : Ratu sudah tiga kali datang ke sini.

Untuk membuat sop grembus dibutuhkan 7 ons gula pasir,1 kilogram daging ayam, 2 siung bawang merah, 200 cc air putih dan ¼ kilogram tepung terigu.

h.      Kata turunan

1)      Afiksasi ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya: Dikemudian, menoleh, mempermalukan, tertidur.

2)      Afiksasi yang digabungkan dengan kata ulang ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mengawalinya. Misalnya: Bergandeng tangan, garis bawahi.

3)      Konfiks yang dirangkai dengan gabungan kata ditulis serangkai dengan gabungan kata itu. Misalnya: Mempertanggungjawabkan, diporakporandakan, menggarisbawahi.

4)      Unsur terikat ditulis serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya: dwipurwa, paripurna, restrukturisasi, mahasiswa, biokimia.

2.      Teknik pengetikan

Skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan menggunakan kertas HVS 80 gram ukuran A4 atau kuarto. Sedangkan pengetikan skripsi, tesis atau disertasi perlu mengikuti aturan-aturan berukut.

a.       Skripsi, tesis dan disertasi lazimnya ditulis atau diketik dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman, Garamound, Arial, dan Bookman Old Style dalam ukuran font 12. Namun yang paling standar adalam Times New Roman dengan font 12.

b.      Jarak antara baris satu dengan baris berikut pada isi bab adalah dua spasi.

c.       Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah masing-masing adalah kurang lebih 4cm, 4cm, 3cm dan 3cm.

d.      Alinea baru ditulis setelah gagasan pembicaraan beralih dari apa yang dibicarakan pada alinea sebelumnya.pengetikan alinea baru dimulai dengan awal kalimat sedikit menjorok masuk ke dalam, yakni 5 atau 6 pukulan (satu tab) dari tepi kiri.

e.  Penulisan Judul Bab dan sub Bab. Judul Bab dapat ditulis dengan HURUF BESAR SEMUA atau hanya setiap awal kata kecuali kata depan yang menggunakan HURUF BESAR, tanpa garis bawah dan tanpa titik. Setiap huruf awal dari sub-sub harus ditulis dengan huruf besar kecuali kata sambung.

f.      
Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari ke dua cara berikut ini.


Dalam karya ilmiah cara penomoran ini harus digunakan secara konsisten, jadi tidak boleh dicampur adukkan. Kedua cara tersebut mengandung kelemahan. Kelemahan dalam cara pertama ialah memungkinkan terjadinya nomor yang sama dalam bab yang sama. Sedangkan kelemahan cara kedua mengambil ruang yang banyak sehingga memungkinkan sempitnya tempat untuk menuliskan uraian.

g.      Pengketikan naskah hanya menggunakan satu sisi kertas, tidak bolak-balik.

h.  Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk bagan, diagram dan gambar, dituliskan di sebelah bawah.


3.      Cara menulis kutipan dan sumber kutipan

a.       Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan itu merupakan kutipan pertama atau langsung dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.

b.      Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan ditik dengan jarak dua spasi.

Contoh:

Salah satu dimensi kehidupan afektif emosional ia lah kemampuan memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti “... a relationshipthat nourishes us as we give, and enriches us as we spend, and permits ego and alter ego to grow in mutualharmony” (Cole, 1953: 832).

c.       Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulistanpa tanda kutip dan titik dengan jarak satu spasi. Pada margin kiri, baris pertama ditik mulai pada pukulan keenam dan baris kedua titik mulai pukulan keempat. Margin kanan lebih dimenjorokkan tiga pukulan kekiri.

Contoh (1)

Lindegrin (1976: 225) memandang faktor kepribadian sebagai... ego strength yang berpengaruh kepada keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

Ego strength is a general “omnibus” type of factors that is positively related to succes of all kind, in the classroom, as welll as elsewhere. Other personality factors are specifik in terms of the kind of school perfomance to wichthey arerelated.

Contoh (2)

Reasons for proposing working hypotheses are clearly described by Cronbach (1975) as cited in Lincoln and Guba (1985: 123):

Instead of making generalization the ruling consideration in our research, i suggest that we reserve our priorities. An observer collecting data in the particular situation is in position to appraise a practice or proposition in that setting, observing effect in context. In trying to describe an account for what happened, he will give attention to whatever variables were controlled , but he will give eventually careful attention to uncontrolled conditions, to personal characteristics, and to events that occured during treatment and measurement. As he goes from situation to situation, his first task is to describe and interpret the effect a new in each locale, perhaps taking into account factors unique to that locale or series of event. ... As results accumulate, a person who seeks understanding will do his best to trace how the uncontrolled factors could have caused local departures from the modal effect. That is, generalizations comes late, and the exceptions is taken as seriously as the rule. ... We put proper weight to local conditions, any generalization is a working hypothesis, not a conclusion.

d.      Jika dari bagian yang dikutip ada bagian kalimat yang dihilangkan maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan seperti tampak pada butir kedua diatas. Jika bagian yang dihilangkan itu kalimat atau baris, maka kalimat atau baris yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris. Contoh:

Pengajaran bahasa Inggris berdasarkan whole language, seperti dilontarkan Djuharie (2000) “...pengkaitan empat keterampilan berbahasa dalam satu kesatuan pengajaran yang integratif sinergik menuntun penguasaan guru dalam mengolah bahan ajar dan mengolah kelas”, mensyarakatkan kesiapan guru yang handal sebelum memasuki PBM.

e.       Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut:

1)      Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya ialah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip kedua-duanya diletakkan di dalam kurung. Contoh:  sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984:41) bahwa “In Piaget’s theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic logic.”

2)      Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung. Contoh: “The personality pattern is inwardly determined by and closely associted with the maturation of the physical and mental characteristics which constitute the individual’s hereditary endowment” (Hurlock,1979: 29).

3)      Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip, tetapi dengan menyebutkan yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh: Suryawinata (Yusuf, 1996), in analiyzing and evaluating the translation of literary novel ‘the Adventure of Huckleberry Finn’, concluded that in seeking for stylistic equivalence, the encoutered problems are similar to those being faced in pursuing gramamatical and vocabulary equivalence.

Chomsky (Yelon dan weinstein, 1977:62) menegukakan bahwa”... childern are born with innate understanding of the structure of languange.”

4)      Jika penulis terdiri atas dua orang maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1976: 1) kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang diseutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al. Contoh: McClelland et al (1960:35).

5)      Jika masalah yang dikutif dibahas oleh beberapa orang dalam sumber berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah dengan menuliskan nama keluarga dari tiap penulis yang diikuti koma kemudian tahun terbit dari sumber bersangkutan; untuk memisahkan antara sumber yang satu dengan yang lain ditandai dengan tanda titik koma. Keseluruhan sumber diletakan dalam tanda kurung yang sama. Contoh: Verbal accounts of the translation process have in the past been used almost exclusively to shed light on languange learning, focusing primarily on lexical search strategies ( e.g., de Groote and Hoeks, 1995; Fraser, 1993; Holidaja, 1993; Gelarniati, 1990; Suryawinata, 1982) in second language acquisition, on relationship between reading comprehension and the translation ability ( Azis, 1991 ) and on explanatory related variables of translation ( Abdullah, 1996).

6)      Jika sumber kutipan ini adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama maka cara menulisnya dengan menumbuh huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.

“Kemampuan berbahasa seseorang dapat diukur dari pemerolehan TOEFLnya” (Alwasilah, 1991a) dan “tindak berbahasa yang ditunjukkannya sebagai communicative competence-nya” (Alwassih, 1991b).

7)      Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah Nn (noname) atau Tn (Tanpa nama) diikuti tahun dan halaman (bila ada). Contoh : (Tn 1988:19)

8)      Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seseorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebutkan sumbernya. Contoh: In investigating the English Defartement of IKIP Bandung students’ reading comprehension and their translating ability, Azis (1991) revealed that lack of vocabulary mastery was still a problem in drawing compreshion that in turn in hampered the student’s translating ability. His finding is confirmed by Holidaja (1993), conducting the translation research in yhe same intitute, in which vocabulary mastery and the translating ability are so interelated significantly that the better the students’ vocabulary mastery the better their translating ability. Besides vocabulary, Holidaja deficted other factors hampering students in making good and acceptable translation, i.e., the lack of indonesian (as TL)  mastery  and the inability to reproduce the English text in the indonesian natural expressions and styles clearly without converting the meaning.

f.       Cara penulisan nomor halaman

1)      Untuk bagian preliminary diberi halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst). Nomor halaman ditulis di tengah bawah, dengan jarak dua spasi dari teks atau footnote. Halaman pertama dimulai dari ‘halaman judul’.

2)      Untuk bagian inti, acuan dan lampiran diberi halaman dengan angka latin (1,2,3, dst) ditik di tengah-tengah halaman kertas bagian bawah, atau di sebelah kanan atas dengan jarak dua spasi dari teks. Halaman pertama dimulai dari pendahuluan. Khusus halaman yang menggunakan pola nomor di kanan atas, untuk nomor halaman dari setiap awal bab harus dititik di tengah-tengah sebelah bawah.

g.      Cara menulis angka

1)      Ditulis dengan kata-kata apabila angka itu kurang dari sepuluh. Contoh: Dalam dua minggu ini ia akan bekerja keras untuk menyelesaikan tugasnya.

2)      Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih. Contoh: Sampel yang berjumlah 60 orang dibagi ke dalam dua kelompok: eksperimen dan kontrol masing-masing terdiri dari 25 dan 35 orang.

h.      Cara menulis singkatan

1)      Untuk menyebutkan/penulisan pertama kali suatu nama harus ditulis lengkap dan kemudian dengan singkatan resminya dalam kurung.

2)      Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung dapat digunakan tanpa perlu menuliskan kepanjangannya.

Contoh: Dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa .......

i.        Cara menulis daftar pustaka

1)      Kalau sumbernya jurnal

Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan :

Nama ( keluarga ) penulis – diakhiri tanda koma, nama depan (kalau ada) penulis-diakhiri tanda titik,tahun penerbitan-diakhiri tanda titik, judul artikel-diakhiri tanda titik,judul jurnal dengan cetak miring(italic) dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan dicetak miring(italic) tanpa atau dengan didahului dengan singkatan “vol”, nomor isu (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung,nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir. Penulisan singkatan “pp” atau “h” yang menunjukkan halaman bersifat opsional.

 

Contoh:

Daro, Valeria and Fabro Franco. 1994. Verbal Memory during

Simultanous Interpretation: Effects of Phonological Interference. Applied Linguistics, Vol.15,p.366-381.

2)      Kalau sumbernya buku

Urutan penulisannya adalah nama (keluarga) penulis,nama depan dengan disingkat (kalau ada) tahun penerbit, judul buku dicetak miring ( italic ), edisi, kota asal penerbit. Bagian yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh tanda titik,kecauli nama penerbit dan nama kota penerbitan dipisahkan oleh koma. Daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut:

a)      Jika buku ditulis oleh seorang saja:

Falk,Julia S.1973.Linguistics and Language.Xerox College

            Publishing.U.S.A.

b)      Jika buku ditulis oleh dua orang:

Diharti, E. dan Rifa.S. (2011).Puisi dan Pembelajarannya.

        Jakarta: Kemendiknas.

c)      Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang:

Joyce, B., Weil M., and Emily C..(2009). Model’s of Teaching

            (Model-Model Pengajaran). Yogyakarta: PustakaPelajar.

3)       Kalau sumbernya diluar jurnal dan buku

a)      Berupa skripsi,tesis,dan disertasi

Azis, E.Aminudin. 1991. The Correlation between the Students

Reading Comprehension and Their Translating Ability.Unpublished paper, FPBS IKIP Bandung.

 

b)      Berupa publikasi departemen

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum dan

GBPP SMU 1993. Depdikbud Republik Indonesia, Jakarta.

c)      Berupa Dokumen :

Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983: Laporan

Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Depdikbud, Jakarta.

d)     Berupa Makalah:

Kartadinata, Sunaryo 1989. “Kualifikasi Profesional Petugas

Bimbingan Indonesia, (Kajian Psikologis)” Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.

e)      Berupa Surat Kabar

Djuharie, O. Setiawan. 1996. “Wajah Baru Bahasa Inggris di

UMPTN”. Pikiran Rakyat: Lembar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 24 Desember 1996.

j.        Cara menulis catatan kaki

Catatan kaki dibuat untuk menunjukkan sumber suatu kutipan pendapat, fakta-fakta, atau ikhtisar. Catatan kaki ditandai dengan munculnya tanda angka arab ( 1, 2, 3 dst) berupa superscript (....) diakhir suatu kalimat tertentu. Penulisan tanda catatan kaki tanpa tanda baca ( puntuation) dan spasi di antara superscript tersebut dengan kata yang diikutinya.

 


BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Skripsi, tesis dan disertasi mempunyai prinsip-prinsip yang sama.  Bentuk kerangka dasar penyusunan skripsi, tesis, disertasi seperti berikut: mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menurunkan hipotesis, merancang verifikasi, menyusun usulan penelitian, persiapan penelitian, mengadakan analisis data, membuat laporan hasil penelitian.

Isi skripsi, tesis dan disertasi terdiri atas tiga bagian pokok, yakni bagian pendahuluan, isi dan penutup. Petunjuk penulisannya adalah menentukan tema, menetapkan topik, membuat outline usulan penelitian, mencari bahan-bahan penulisan, menulis konsep bab kesatu dan ketiga, menulis kerangka bab keempat.

Secara umum, dalam teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi ada pola-pola kesamaan, terutama dari segi-segi aturan teknis pengetikan, bahasa, ejaan dan kutipan


B.     Saran

            Bagi mahasiswa semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai pegangan pada saat membuat penulisam skripsi, tesis dan disertasi. Sehingga mahasiswa akan lebih terarah dalam merancang isi karya ilmiahnya dan akan tahu apa yang harus dilakukannya.

 


                             DAFTAR PUSTAKA

Dalman. (2014). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo.

Djuharie, S. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung:

Yrama Widya.

Sudjana, N. (2013). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.