Thursday, 26 November 2015

PROSES PENELITIAN KUALITATIF



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang pada paradigma naturalistik atau fenomenologi. Ini karena penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting alamiah terhadap suatu fenomena. Selain itu, penelitian kualitatif juga sebenarnya menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk menggambarkan suatu fenomena.
Penelitian kualitatif di jalankan dari fenomena-fenomena atau gejala yang berlaku di lapangan yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang bisa saja berubah-rubah. Oleh sebab itu, kerangka penelitian yang sistematis dan terperinci serta baku tidak mungkin disusun sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selagi proses penelitian dijalankan. Peneliti dan responden atau subyek penelitian saling berinteraksi secara simbolik. Dalam pelaksanaan penelitian peran peneliti  langsung berfungsi sebagai alat penelitian yang konsisten sepenuhnya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proses penelitian kualitatif yang disajikan menurut tahap-tahapnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan pada tahap pra-lapangan?
2.      Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan pada tahap kegiatan di  lapangan?
3.      Bagaimana proses pada tahap analisis data?
4.      Apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan laporan?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap pra-lapangan.
2.      Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap kegiatan di lapangan.
3.      Untuk mengetahui proses pada tahap analisis data.
4.      Untuk mengetahui kegiatan pada tahap penulisan laporan.




BAB II
PEMBAHASAN

Proses penelitian kualitatif disajikan menurut tahap-tahapnya, yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.
A.    Tahap Sebelum ke Lapangan
1.      Penyusunan Rancangan Awal Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.
2.      Penentuan Lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan) tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan pemilihan yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya.
3.      Pengurusan Izin Penelitian
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.
4.      Penjajakan Lapangan dan Sosialisasi Diri
Hal ini dilakukan dengan keadaan karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat digali, tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
Peneliti akan berhubungan dengan orang-orang, baik secara perorangan maupun secara kelompok atau masyarakat, akan bergaul, hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tatacara dan tata hidup dalam suatu latar penelitian. Persoalan etika akan muncul apabila peneliti tidak menghormati, mematuhi dan mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi yang ada. Dalam menghadapi persoalan tersebut peneliti hendaknya mempersiapkan diri baik secara fisik, psikologis maupun mental.
5.      Informan yang dipilih
Selain untuk mengenal situasi dan kondisi lokais penelitian, kegiatan penjajakan dapat juga dimanfaat untuk memilih dan memanfaatkan informan. Penentuan partner kerja berfungsi sebagai “kedua mata” kita yang memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar orang yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
6.      Penyusunan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian.
b.      Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus.
c.       Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh.
d.      Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami oleh pengetahuan semata-mata.
e.       Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
f.       Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
g.      Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat perhatian yang seksama. (Sanafiah Faisal:1990) 

B.     Tahap Kegiatan di Lapangan
1.      Memahami Lokasi Penelitian
Pada saat memasuki lapangan, peneliti kualitatif harus mampu melakukan adaptasi dengan lokasi penelitian. Sejalan dengan kenyataan ini peneliti harus memahami lapangan. Kegiatan memahami lapangan meliputi:
·         Memahami latar penelitian, latar terbuka, dimana secara terbuka orang berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar terttutup dimana peneliti berinteraksi secara langsung dengan orang.
·         Penampilan, menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan budaya latar penelitian.
·         Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak netral dengan peranserta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek.
·         Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi yang dibutuhkan.
2.      Pengumpulan Data
Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan:
a.       Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi ujung tombak kegiatan observasi yang dilaksanakan, seperti pemanfaatan Tape Recorder dan Handy Camera.
b.      Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah untuk memperoleh makna yang rasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak berstruktur, dimana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural. Dalam proses wawancara ini didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis dan Audio Visual, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.
c.       Studi Dokumentasi
Selain sumber manusia (human resources) melalui observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi.

C.    Tahap Analisis Data
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sakunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama dilapangan.
1.      Analisis Model Miles dan Huberman
a.       Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumblahnya cukup bayak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan, makain lama peneliti kelapangan, maka jumblah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.  Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
b.      Display Data (Penyajian Data)
Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
c.       Conclusion Drawing/Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitin kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotetsis atau teori.
2.      Analisis Model Spradley
a.       Analisis Domain
Analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau setting sosial. Domain-domain fenomena yang terjadi di lapangan dengan melakukan drand tour dan mini tour. Dalam analisis domain peneliti menetapkan domain-domain yang akan diteliti melalui fenomena-fenomena lapangan yang berhubungan dengan aktivitas (place, actor, activity) tempat, subjek, dan aktivitas di lapangan, selanjutnya melaksanakan observasi partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan observasi deskriptif, maka selanjutnya adalah melakukan analisis domain.
b.      Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi merupakan langkah lanjut dari analisis domain, hasil analisis domain tersebut dijabarkan lebih rincidan lebih terfokus, sehingga nampak secara detail apa-apa yang berhubungan dengan domain-domain tersebut. Analisis taksonomi dilakukan dengan teknik observasi terfokus, wawancara mendalam, dan studi dokumen yang berhubungan dengan domain-domain yang diteliti.
c.       Analisis Komponensial
Analisis komponensial merupakan kelanjutan dari analisis taksonomi, yang mana domain yang telah dijadikan fokus melalui analisis taksonomi. Dalam analisis komponensial adalah mencari perbedaan atau yang kontras, data ini dicari dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumen.
d.      Analisis Tema Budaya
Analisis tema budaya merupakan merupakan kelanjutan dari analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dari analisis ketiga ini, maka akan terdapat konstruksi bangunan yang utuh yang menjelaskan tentang situasi sosial penelitian (place, actor, activity) yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang, dan setelah dilakukan penelitian, maka menjadi lebih terang dan jelas.
3.      Meningkatkan Keabsahan Hasil Penelitian
a.       Kesahihan Internal (Credibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas, diantaranya:
-          Teknik triangulasi: teknik pemeriksaan keabsahan data untuk mencek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain, dilakukan, untuk mempertajam tilikan kita terhadap hubungan sejumlah data.
-          Pengamatan secara terus menerus
-          Perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan
-          Diskusi teman sejawat
-          Tersediannya refrensi
-          Member chek: pengecekan terhadap hasil-hasil yang diperoleh guna perbaikan dan tambahan dengan kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti.
b.      Kesahihan Eksternal (Transferability)
Bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitian, penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila para pembaca laporan memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.
c.       Dependenbility dan  Confirmability
Digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman, waktu, dan pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggung jawabkan melalui audit dipendability oleh ouditor independent oleh dosen pembimbing.

D.    Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan, dapat dilakukan kegiatan penyusunan. Penyusunan laporan penelitian merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, laporan penelitian merupakan pengkomunikasian hasil penelitian kepada pembaca. Adapun secara kompleks, dimulai dari awal proses penelitian sampai dengan penyajian hasil penelitian.
Proses menyusun laporan penelitian apabila peneliti telah mengumpulkan data, menyajikan data, memverifikasi data atau mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut dapat dikomunikasikan dan dipublikasikan bagi orang yang berkompeten dan respek dengan temuan tersebut.
Pencapaian derajat keilmiahannya sebuah penelitian, harus memenuhi sistematika yang sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Peneliti dapat menyesuaikan dengan format yang baku atau sesuai dengan masing-masing lembaga.

Demikianlah tahapan penelitian kualitatif yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Dalam beberapa tahapan tersebut terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan sekaligus sejumlah aturan tertentu yang harus dipatuhi. Pelaksanaan penelitian kualitatif yang taat norma diharapkan akan menghasilkan temuan penelitian yang tidak bias sehingga orang akan memadang bahwa penelitian kualitatif dapat digunakan untuk melakukan penelitian pada bidang tertentu dengan tingkat keyakinan hasil sama tingginya dengan penelitian lainnya.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menurut Moleong (2008) terdapat empat tahap penelitian, yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap sebelum ke lapangan adalah: penyusunan rancangan awal penelitian, penentuan lokasi penelitian, pengurusan izin penelitian, penjajakan lapangan dan sosialisasi diri, informan yang dipilih, dan penyusunan instrumen ienelitian. Sedangkan hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap kegiatan di lapangan, yaitu: memahami lokasi penelitian dan pengumpulan data.
Pada tahap analisis data menurut model Miles dan Huberman: data reduction (reduksi data), display data (penyajian data), dan conclusion drawing/verification. Sedangkan analisis data menurut model Spradley: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dam analisis tema budaya.
Tahap terahir proses penelitian kualitatif yaitu penulisan laporan. Dalam penulisan laporan dilakukan kegiatan penyusunan, proses menyusun laporan penelitian apabila peneliti telah mengumpulkan data, menyajikan data, memverifikasi data atau mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut dapat dikomunikasikan dan dipublikasikan kepada para pembaca.

B.     Saran
Kepada para pembaca yang ingin memahami lebih dalam lagi tentang proses penelitian kualitatif dapat membaca disumber buku lain yang lebih lengkap.




DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Iskandar. (2013). Metodologi Penelitian pendidikan dan Sosial. Jakarta:Referensi.
Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suryana, Aep. (2007). Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif (pdf). Bandung: 
Universitas Pendidikan Indonesia.

No comments:

Post a Comment