BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berpegang pada paradigma naturalistik atau
fenomenologi. Ini karena penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam
setting alamiah terhadap suatu fenomena. Selain itu, penelitian kualitatif juga
sebenarnya menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk menggambarkan
suatu fenomena.
Penelitian
kualitatif di jalankan dari fenomena-fenomena atau gejala yang berlaku di
lapangan yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang bisa saja
berubah-rubah. Oleh sebab itu, kerangka penelitian yang sistematis dan
terperinci serta baku tidak mungkin disusun sebelumnya. Rancangan penelitian
berkembang selagi proses penelitian dijalankan. Peneliti dan responden atau
subyek penelitian saling berinteraksi secara simbolik. Dalam pelaksanaan
penelitian peran peneliti langsung
berfungsi sebagai alat penelitian yang konsisten sepenuhnya.
Dalam makalah
ini akan dibahas mengenai proses penelitian kualitatif yang disajikan menurut
tahap-tahapnya.
1.
Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan pada tahap
pra-lapangan?
2.
Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan pada tahap
kegiatan di lapangan?
3.
Bagaimana proses pada tahap analisis data?
4.
Apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan
laporan?
1.
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan
pada tahap pra-lapangan.
2.
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan
pada tahap kegiatan di lapangan.
3.
Untuk mengetahui proses pada tahap analisis
data.
4.
Untuk mengetahui kegiatan pada tahap penulisan
laporan.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses penelitian kualitatif
disajikan menurut tahap-tahapnya, yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap
kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.
A. Tahap Sebelum ke Lapangan
1.
Penyusunan Rancangan Awal Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan
berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus
berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat
berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks
kegiatan orang-orang/organisasi.
2.
Penentuan Lokasi Penelitian
Sesuai dengan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian
yang digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian
kualitatif, jumlah (informan) tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga
dengan alasan-alasan pemilihan yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang
berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan
sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari
pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di
sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang
dimilikinya.
3.
Pengurusan Izin Penelitian
Mengurus berbagai hal yang
diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. Terutama kaitannya dengan
metode yang digunakan yaitu kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang
bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan
lingkungan dengan kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan
perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan
atas kehadiran kita sebagai peneliti.
4.
Penjajakan Lapangan dan Sosialisasi Diri
Hal ini dilakukan dengan keadaan
karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat digali, tersembunyikan/disembunyikan,
atau sebaliknya bahwa lapangan menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka
sehingga data apapun dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
Peneliti akan berhubungan dengan
orang-orang, baik secara perorangan maupun secara kelompok atau masyarakat,
akan bergaul, hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tatacara dan tata
hidup dalam suatu latar penelitian. Persoalan etika akan muncul apabila
peneliti tidak menghormati, mematuhi dan mengindahkan nilai-nilai masyarakat
dan pribadi yang ada. Dalam menghadapi persoalan tersebut peneliti hendaknya
mempersiapkan diri baik secara fisik, psikologis maupun mental.
5.
Informan yang dipilih
Selain untuk mengenal situasi dan
kondisi lokais penelitian, kegiatan penjajakan dapat juga dimanfaat untuk
memilih dan memanfaatkan informan. Penentuan partner kerja berfungsi sebagai
“kedua mata” kita yang memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan.
Informan yang dipilih harus benar-benar orang yang independen dari orang lain
dan kita, juga independen secara kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
6.
Penyusunan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif,
peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti
terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang
dibutuhkan. Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif,
meliputi ciri-ciri sebagai berikut :
a. Peneliti
sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan
yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian.
b. Peneliti
sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan yang dapat
mengumpulkan data yang beragam sekaligus.
c. Tiap
situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau angket yang
dapat mengungkap keseluruhan secara utuh.
d. Suatu
interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami oleh
pengetahuan semata-mata.
e. Peneliti
sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
f. Hanya
manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
g. Dengan
manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat perhatian yang
seksama. (Sanafiah Faisal:1990)
1.
Memahami Lokasi Penelitian
Pada saat memasuki lapangan,
peneliti kualitatif harus mampu melakukan adaptasi dengan lokasi penelitian.
Sejalan dengan kenyataan ini peneliti harus memahami lapangan. Kegiatan
memahami lapangan meliputi:
·
Memahami latar
penelitian, latar terbuka, dimana secara terbuka orang berinteraksi sehingga
peneliti hanya mengamati, latar terttutup dimana peneliti berinteraksi secara
langsung dengan orang.
·
Penampilan, menyesuaikan
penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan budaya latar penelitian.
·
Pengenalan hubungan
peneliti di lapangan, berindak netral dengan peranserta dalam kegiatan dan
hubungan akrab dengan subjek.
·
Jumlah waktu studi,
pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi yang dibutuhkan.
2.
Pengumpulan Data
Dalam rangka kepentingan
pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan:
a. Observasi
Observasi adalah teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner
penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.
Pemanfaatan teknologi informasi menjadi ujung tombak kegiatan observasi yang
dilaksanakan, seperti pemanfaatan Tape Recorder dan Handy Camera.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah
untuk memperoleh makna yang rasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan
wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog
langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak berstruktur, dimana
responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran,
pandangan, dan perasaan secara natural. Dalam proses wawancara ini
didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis dan Audio Visual, hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.
c. Studi Dokumentasi
Selain sumber manusia (human
resources) melalui observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung
yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi.
Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sakunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian
ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan
selama dilapangan.
1.
Analisis Model Miles dan Huberman
a.
Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan
jumblahnya cukup bayak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Seperti yang telah dikemukakan, makain lama peneliti kelapangan, maka jumblah
data akan makin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencari bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan
elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek
tertentu.
Dalam mereduksi data, setiap
peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari
penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam
melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak
dikenal, belum memiliki pola, itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti
dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses
berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan
yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi
itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data
yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
b.
Display Data (Penyajian Data)
Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah
matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya
digunakan berbentuk teks naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. dalam melakukan display data,
selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network
(jejaring kerja) dan chart.
c.
Conclusion Drawing/Verification
Langkah ke tiga dalam analisis
data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitin kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotetsis atau teori.
2.
Analisis Model Spradley
a.
Analisis Domain
Analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau setting sosial.
Domain-domain fenomena yang terjadi di lapangan dengan melakukan drand tour dan mini tour. Dalam analisis domain peneliti menetapkan domain-domain
yang akan diteliti melalui fenomena-fenomena lapangan yang berhubungan dengan
aktivitas (place, actor, activity) tempat,
subjek, dan aktivitas di lapangan, selanjutnya melaksanakan observasi partisipan,
mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan observasi deskriptif, maka
selanjutnya adalah melakukan analisis domain.
b.
Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi merupakan langkah lanjut dari
analisis domain, hasil analisis domain tersebut dijabarkan lebih rincidan lebih
terfokus, sehingga nampak secara detail apa-apa yang berhubungan dengan
domain-domain tersebut. Analisis taksonomi dilakukan dengan teknik observasi
terfokus, wawancara mendalam, dan studi dokumen yang berhubungan dengan
domain-domain yang diteliti.
c.
Analisis Komponensial
Analisis komponensial merupakan kelanjutan dari
analisis taksonomi, yang mana domain yang telah dijadikan fokus melalui
analisis taksonomi. Dalam analisis komponensial adalah mencari perbedaan atau
yang kontras, data ini dicari dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi
dokumen.
d.
Analisis Tema Budaya
Analisis tema budaya merupakan merupakan kelanjutan
dari analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dari analisis
ketiga ini, maka akan terdapat konstruksi bangunan yang utuh yang menjelaskan
tentang situasi sosial penelitian (place,
actor, activity) yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang, dan
setelah dilakukan penelitian, maka menjadi lebih terang dan jelas.
3.
Meningkatkan Keabsahan Hasil Penelitian
a.
Kesahihan Internal (Credibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data
yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik untuk
mencapai kreadibilitas, diantaranya:
-
Teknik triangulasi: teknik pemeriksaan keabsahan
data untuk mencek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data
yang diperoleh sumber lain, dilakukan, untuk mempertajam tilikan kita terhadap
hubungan sejumlah data.
-
Pengamatan secara terus menerus
-
Perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan
-
Diskusi teman sejawat
-
Tersediannya refrensi
-
Member chek: pengecekan
terhadap hasil-hasil yang diperoleh guna perbaikan dan tambahan dengan
kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dalam memberikan data yang dibutuhkan
peneliti.
b.
Kesahihan Eksternal (Transferability)
Bahwa hasil penelitian yang
didapatkan dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitian, penelitian ini
memperoleh tingkat yang tinggi bila para pembaca laporan memperoleh gambaran
dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.
c.
Dependenbility
dan Confirmability
Digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga
data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan
oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman,
waktu, dan pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat
dipertanggung jawabkan melalui audit dipendability oleh ouditor independent
oleh dosen pembimbing.
Pada tahap
penulisan laporan, dapat dilakukan kegiatan penyusunan. Penyusunan laporan
penelitian merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, laporan
penelitian merupakan pengkomunikasian hasil penelitian kepada pembaca. Adapun secara
kompleks, dimulai dari awal proses penelitian sampai dengan penyajian hasil
penelitian.
Proses menyusun
laporan penelitian apabila peneliti telah mengumpulkan data, menyajikan data,
memverifikasi data atau mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut dapat
dikomunikasikan dan dipublikasikan bagi orang yang berkompeten dan respek
dengan temuan tersebut.
Pencapaian
derajat keilmiahannya sebuah penelitian, harus memenuhi sistematika yang sesuai
dengan pendekatan yang digunakan. Peneliti dapat menyesuaikan dengan format
yang baku atau sesuai dengan masing-masing lembaga.
Demikianlah
tahapan penelitian kualitatif yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Dalam
beberapa tahapan tersebut terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan
sekaligus sejumlah aturan tertentu yang harus dipatuhi. Pelaksanaan penelitian
kualitatif yang taat norma diharapkan akan menghasilkan temuan penelitian yang
tidak bias sehingga orang akan memadang bahwa penelitian kualitatif dapat
digunakan untuk melakukan penelitian pada bidang tertentu dengan tingkat
keyakinan hasil sama tingginya dengan penelitian lainnya.
BAB III
PENUTUP
Menurut Moleong
(2008) terdapat empat tahap penelitian, yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap
kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.
Hal-hal yang
dapat dilakukan pada tahap sebelum ke lapangan adalah: penyusunan rancangan
awal penelitian, penentuan lokasi penelitian, pengurusan izin penelitian,
penjajakan lapangan dan sosialisasi diri, informan yang dipilih,
dan penyusunan instrumen ienelitian. Sedangkan hal-hal yang dapat
dilakukan pada tahap kegiatan di lapangan, yaitu: memahami lokasi penelitian
dan pengumpulan data.
Pada tahap
analisis data menurut model Miles dan Huberman: data reduction (reduksi data),
display data (penyajian data), dan conclusion drawing/verification. Sedangkan
analisis data menurut model Spradley: analisis domain, analisis taksonomi,
analisis komponensial, dam analisis tema budaya.
Tahap terahir
proses penelitian kualitatif yaitu penulisan laporan. Dalam penulisan laporan
dilakukan kegiatan penyusunan, proses menyusun laporan penelitian apabila
peneliti telah mengumpulkan data, menyajikan data, memverifikasi data atau
mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut dapat dikomunikasikan dan
dipublikasikan kepada para pembaca.
Kepada para
pembaca yang ingin memahami lebih dalam lagi tentang proses penelitian
kualitatif dapat membaca disumber buku lain yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2015). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Iskandar. (2013). Metodologi
Penelitian pendidikan dan Sosial. Jakarta:Referensi.
Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suryana, Aep. (2007). Tahap-Tahap
Penelitian Kualitatif (pdf). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
No comments:
Post a Comment