Thursday 28 October 2021

ATMOSFER

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Bumi merupakan satu-satunya planet yang paling cocok sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Bumi memiliki atmosfer yang berfungsi untuk melindungi bumi dari benda luar angkasa. Selain itu Atmosfer berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfir juga merupakan penghambat benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya, sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai bumi.

Apa yang akan terjadi jika bumi kita ini tidak terdapat lapisan atmosfir, karena selain kegunaannya yang telah disebutkan atmosfir pu sangat berpengaruh pada cuaca dan iklim yang ada di bumi. Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.

Dalam pembelajaran bumi dan antariksa salah satu pembahasannya adalah mengenai atmosfir ini. Sebagaimana diketahui bahwa kita hidup di bumi ini karena terlindung dari berbagai macam benda oluar angkasa dan mendapatkan cuaca juga iklim yang sudah menjadi komponen bumi dan kehidupan manusia yang sangt berkesinambungan. Oleh karena itu dapat dirumuskan bahwa apa itu atmosfir, apa saja yang terkandung di dalamnya, dampak ataupun hasil yang diberikan oleh atmosfir terhadap kehidupan bumi, juga pengaruh globa apa saja yang akan terjadi dari keberadaan atmosfir di muka bumi ini. Untuk lebih jelasnya maka disususnlah makalah ini beserta pembahasannya agar lebih mendalam dan menjelaskan apa yang terdapat pada atmosfer tersebut.


B.     Rumusan Masalah

Dari hal di atas maka dapat dirumuskan masalah berupa:

1.      Apakah itu atmosfir dan apa saja yang terkandung di dalamnya?

2.      Apa Kegunaan atmosfir serta kegunaan lapisan-lapisan atmosfir?

3.      Bagaimana dampak dari terdapatnya atmosfir di bumi terhadap cuaca dan iklim?

4.      Bagaimana pengaruh atmosfir terhadap globalisasi?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui atmosfir dan apa saja yang terkandung di dalamnya.

2.      Mengetahui kegunaan atmosfir serta kegunaan lapisan-lapisan atmosfir.

3.      Mengetahui  dampak dari terdapatnya atmosfir di bumi terhadap cuaca dan iklim.

4.      Mengetahui pengaruh atmosfir terhadap globalisasi.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    ATMOSFER

1.      Unsur-Unsur Udara

Atmosfer berasal dari bahasa yunani yaitu atmosfer, atmos berarti uap dan sphaira berarti lapisan. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi, atmosfer berada di atas permukaan bumi karena pengaruh gaya grafitasi bumi. Atmosfer berfungsi sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer juga merupakan penghambat benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya, sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfir akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai bumi.

Atmosfer sebagai lapisan pelindung bumi memiliki beberapa sifat berikut:

1)      Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, hanya bisa dirasakan oleh indra perasa kita dalam bentuk angin.

2)      Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.

3)      Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut.

Gambar 1

Unsur Atmosfer

 

Atmosfer terdiri dari berbagai macam gas. Ketebalan atmosfer mencapai 1.000 km dari permukaan laut. Semakin tinggi, lapisan udara semakin tipis sampai menghilang menjadi gas antar planet.Batas paling atas atmosfer adalah daerah dimana terjadi angin solar. Melalui observasi aurora, kita dapat melihat bahwa lapisan tipis atmosfer ini ketinggiannya tidak kurang dari 1000 km.

Dalam keadaan kering unsur utama susunan udara terdiri dari nitrogen 78,08%, oksigen 21%, Argon 0,93% dan karbondioksida 0,03%, sedangkan unsur lainnya terdapat Neon, Helium, Ozon, Hidrogen, krypton, metana, dan xenon. Selain itu dalam udara lembab terkandung pula uap air dan partikel lain seperti debu dan garam-garaman yangdisebut aerosol.

Semakin tinggi atmosfer presentasi zat yang ringan semakin besar seperti H2, sedangkan zat yang berat seperti N2,O2, dan Ar semakin berkurang. Perhatikan tabel di bawah ini!

Tabel 1

Hubungan antara ketinggian lapisan udara dengan komposisi macam-macam zat menurut Humphrey (dalam %)

Tinggi (km)

Zat

15

20

40

100

Zat Lemas

Zat Pembakar

Argon

Zat Air

79,5

19,7

0,8

0

81,2

18,3

0,5

0

86,5

21,0

0,2

0,7

3,0

0

0

97,0

Jumlah

100,0

100,0

100,0

100

 

Unsur-unsur yang terkandung dalam atmosfer memiliki dua sifat yaitu unsur kimia yang sifatnya konstan (tetap) dan yang memiliki sifat berubah-rubah. Perhatikan tabel berikut!

Tabel 2

Unsur Kimia Yang Sifatnya Konstan

Unsur Kimia

Lambang Kimia

Volume (%)

Nitrogen

Oksigen

Argon

Neon

Helium

Kripton

Xenon

Hidrogen

Metan

Nitrous Oksida

N2

O2

Ar

Ne

He

Kr

Xe

H2

CH2

N2O

78,084

20,946

0,934

0,00001818

0,00000525

0,00000114

0,00000087

0,0000005

0,000005

0,000005

 

Tabel 3

Unsur kimia yang sifatnya berubah-rubah

Unsur Kimia

Lambang Kimia

Uap air

Karbondioksida

Sulfurdioksida

Amonia

Radon

Debu dan partikel-partikel garam

H2O

CO2

SO2

NH3

R

 

Gas-gas yang terkandung pada atmosfer sangat berpengaruh terhadap kehidupan di bumi, seperti:

1)      Nitrogen (N2) dalam atmosfer sukar bersenyawa dengan unsur lain. Dalam jumlah kecil nitrogen merupakan bateri tanah yang bermanfaat bagi tumbuh-tumbuhan. Misanya tumbuhan yang berbintil-akar (seperti akar tanaman kedelai) dan beberapa jenis ganggang. Dalam bintil-bintil akar terdapat bakteri yang hidup bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya. Bakteri itu akan menambat (menangkap) nitrogen bebas dari udara menjadi nitrat. Setelah menjadi nitrat, barulah diserap oleh tumbuhan untuk keperluan sintesis protein melalui proses metabolisme. Tumbuhan yang mengikat nitrit kaya akan protein dan tentu saja dibutuhkan untuk menenuhi protein nabati bagi manusia.

2)      Oksigen (O2) sifatnya aktif bersenyawa dengan unsur lain dalam proses oksidasi. Oksigen diperlukan untuk semua bentuk oksidasi (pembakaran), karena itu sangat penting menghasilkan panas dan daya. Tumbuhan hijau menyerap karbondioksida dalam proses fotosintesis dan melepaskan oksigen untuk menggantikan oksigen yang dikonsumsi manusia dan binatang.

3)      Karbondioksida (CO2) berfungsi untuk mengabsorpsi panas pancaran matahari dan mengubah zat hara menjadi karbohidrat dalam proses fotosintesis.

4)      Ozon (O3) berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet. Menipisnya unsur ozon di atmosfer disebut kebocoran lapisan ozon. Ozon adalah gas yang molekulnya terdiri atas tiga atom oksigen (O3). Pembentukan ozon adalah dari oksigen (O2) yang pecah akibat radiasi ultraviolet menjadi atom oksigen. Atom oksigen hasil belahan itu masing-masing akan bertumbukan dan membentuk lapisan ozon (O3). Kebocoran ozon adalah jika salah satu dari tiga unsur atom oksigen itu bukan lagi dari unsur oksigen, tetapi misalnya oleh suatu zat pencemar (polutan) seperti klorofluorokarbon (CFC).

5)      Uap air (H2O) merupakan butiran air yang ukurannya sangat kecil. Uap air dapat merubah fase (wujud) menjadi fase cair, atau fase padat melalui kondensasi dan deposisi. Uap air merupakan senyawa kimia udara yang tersedia dalam jumlah besar, tersusun dari dua bagian hidrogen (H2) dan satu bagian oksigen (O). Uap air masuk ke dalam udara melalui proses evapotranspirasi yaitu proses penguapan air yang berada di lautan, danau, sungai, dan massa air lainnya, serta dari tumbuh-tumbuhan ke udara. Uap air akan hilang dari udara jika ia mengalami kondensasi menjadi titik-titik air dan turun sebagai hujan.

6)      Aeorosol adalah partikel-partikel debu, garam laut,sulfat, atau nitrat yang berada dan melayang-layang di udara. Aerosol dapat berasal dari letusan gunung api, pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan bermotor atau industri, deburan gelombang pecah di pantai, spora tumbuhan, bakteri, virus flu, dan lain-lain. Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu adalah istilah yang dipakaiuntuk benda yang sangat kecil sehingga tidak tampak kecuali dengan mikroskop.Jumlah debu berubah-ubah tergantung pada tempat. Sumber debu beraneka ragam,yaitu asap, abu vulkanik, pembakaran bahan bakar, kebakaran hutan, dan smog. Smog singkatan dari smoke and fog adalah kabut tebal yang sering dijumpai didaerah industri yang lembab.Debu dapat menyerap, memantulkan, dan menghamburkan radiasi matahari. Debu atmosfirik dapat disapu turun ke permukaan bumi oleh curah hujan, tetapi kemudian atmosfer dapat terisi partikel debu kembali. Debu atmosfer adalah kotoran yang terdapat di atmosfer.

 

2.      Struktur Vertikal Atmosfer

Susunan lapisan atmosfir terdiri dari tujuh lapisan (Soerjani, dkk, 1987 dan Abdurachman, 1995). Pembagian lapisan ini berdasarkan perbedaan suhu udara, komposisi udara, sifat radioelektrik dan sifat kimia. Ketebalan lapisan atmosfir ini mencapai 1000 km yang diukur dari atas permukaan air laut. Selain ketebalannya yang besar, lapisan ini juga memilikiberat 6 milyar ton. Lapisan atmosfir tersebar berbeda baik secara vertikal maupun horisontal.

a.      Pembagian Lapisan Atmosfer Berdasarkan Suhu

 

Gambar 2

Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu

 

1)        Troposfer

Suhu pada lapisan ini kira-kira mencapai 300 C. Gejala cuaca seperti awan, petir, topan, badai dan hujan terjadi di lapisan ini. Pada troposfer terdapat penurunan suhu akibat sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek yang berasal dari matahari. Sebaliknya permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfir yang terletak di atasnya melalui peristiwa konduksi, konveksi, kondensasi, dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.

Suhu di lapisan troposfer dapat berkurang sesuai dengan ketinggian suatu tempat. Setiap ketinggian mencapai 100 meter, suhu turun rata-rata 0,650C. oleh sebab itu, di daerah pegunungan terasa sangat dingin, sehingga udara di lapisan ini lebih berat dibandingkan dengan udara di atas tropopause akibatnya udara troposfer tidak dapat menembus tropopause. Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub.

2)        Tropopause

Adalah lapisan udara yang suhu rata-ratanyanya mencapai -400C. lapisan ini berada pada ketinggian antara  6 sampai 18 km diatas permukaan laut. Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km. Tropopause adalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan stratosfer.

Pesawat terbang komersil biasanya terbang pada ketinggian 9-12 km. Wilayah tersebut masih merupakan area troposfer tetapi sudah tersentuh suhu dan ciri-ciri lapisan atmosfer stratosfer. Terbang pada ketinggian tersebut memberi keuntungan tersendiri bagi pesawat terbang. Pasalnya suhu rendah dan aliran udara yang tidak berat di area tersebut menyebabkan pesawat lebih hemat bahan bakar.

3)        Stratosfir

Lapisan stratosfer ini berada di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari. Lapisan ini berada pada ketinggian antara 16-49 km.

4)        Stratopause

Adalah lapisan yang memiliki suhu rata-rata 00C. suhu ini akan turun sesuai dengan pertambahan ketinggian. Lapisan ini berada pada ketinggian 49-60 km.

5)        Mesosfer

Lapisan ini memiliki suhu rendah, rata-rata penurunan suhu sebesar 0,40C setiap 100 meter, karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100oC. Ketinggiannya sekitar 60-85 km.

6)        Mesopause   

Lapisan udara ini mempunyai suhu paling rendah hingga -1000C. lapisan ini berada pada ketinggian antara 85-300 km.

7)        Thermosfir

Lapisan yang memiliki suhu yang sangat tinggi, berada pada ketinggian 300-1000 km.

b.        Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan komposisi udara yang dikandungnya

1)        Homosfer

Adalah lapisan udara yang terletak antara permukaan bumi sampai ketinggian 85 km mencapai mesopause. Komposisi udara pada daerah ini tetap sehingga nitrogen dan oksigen ada dalam bentuk molekul. Massa molekul air dari udara 28,97 gram.

2)        Heterosfer

Adalah lapisan udara yang terletak pada ketinggian 85-1000 km. pada lapisan ini terjadi campuran antara bentuk molekul dan atom dari gas yang terdapat diudara. Pada lapisan heterosfer masa molekul air dari udara berkisar antara 26,22-15,79 gram. Penurunan ini terjadi karena dissosiasi dari molekul-molekul nitrogen dan oksigen menjadi atom-atom oksigen dan nitrogen.

 

c.       Pembagian Lapisan Atmosfer Berdasarkan Sifat-sifat  Radio Elektrik

Atmosfer dibagi dua lapisan berdasarkan gejala ionisasi pada molekul-molekul gas di atmosfer. Terjadinya ionisasi ini berada pada ketinggian 0 km sampai 50 km. kedua lapisan tersebut adalah :

 

1)        Netrosfer

Yaitu lapisan udara yang berada pada ketinggian 0 km sampai 50 km diatas permukaan laut. Pada lapisan ini molekul-molekul gas relatif stabil. Gas didalamnya tidak mengalami ionisasi, gas disini tidak bermuatan listrik atau bersifat netral.

2)        Ionosfer

Yaitu lapisan udara yang berada pada ketinggian lebih dari 50 km. pada lapisan ini terjadi ionisasi molekul-molekul gas yang disebabkan oleh pengaruh radiasi matahari terutama sinar yang berfrekuensi tinggi (panjang gelombang pendek). Sehingga pada lapisan ini gas-gas terurai menjadi ion-ion yang bermuatan listrik.

 

B.     CUACA DAN IKLIM

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003).

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan dengan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.

Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.Iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun, karena itu iklim pada dasarnya merupakan rata-rata dari keadaan cuaca harian secara umum. Perbedaan lainnya, iklim bersifat relatif tetap dan stabil sedangkan cuaca selalu berubah setiap waktu.

Pengamatan keadaan cuaca dan atau iklim biasanya memperhatikan sejumlah persebaran komponen cuaca yaituberdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan/ awan.

1.      Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim

a.    Suhu Udara

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untukmengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer. Pengukurandinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udaratertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin kekutub, makin dingin. Alat pengukur temperatur udara dinamakan termometer atautermograf. Alat ini dilengkapi pena dan silinder yang berputar otomatis.

Tabel 4

Beberapa Skala pengukuran

Skala Pengukuran

Titik Didih Air

Titik Beku Air

Titik Absolut

Fahrenheit

212

32

- 460

Celcius

100

0

- 273

Kelvin

373

273

0

Setiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu seperti ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapserate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1o C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatudaerah adalah:

1) Lama penyinaran matahari.

2) Sudut datang sinar matahari.

3) Relief permukaan bumi.

4) Banyak sedikitnya awan.

5) Perbedaan letak lintang.

Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:

Tx = To-0.6 x H/100

Keterangan:

Tx        = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari

To        = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui

h          = tinggi tempat (x)

Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitupemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.

1.      Pemanasan secara langsung, dapat terjadi melalui beberapa proses berikut:

a)    Proses absorbsi, adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnyasinar gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasimatahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.

b)    Proses refleksi, adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapidipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, danpartikel-partikel lain di atmosfir.

c)    Proses difusi, sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombangpendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.

2.      Pemanasan tidak langsungdapat terjadi dengan cara-cara berikut:

a)    Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagianbawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisanudara di atasnya.

b)    Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.

c)    Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal(mendatar).

d)   Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur danberputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembalike atmosfir.

 

b.      Tekanan Udara

Udara mempunyai berat dan tekanan. Lapisan udara mulai dari permukaanbumi hingga ke atas, memberi tekanan tertentu. Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.

Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar).Tekanan udara patokan (sering juga disebut) tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C.

Konversi antara satuan tekanan udara tersebut adalah sebagai berikut

1 atm = 760 mmHg = 14,7 Psi = 1,013 mbar

Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat(elevasi atau altitude).

Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut.

a)      Tinggi Rendahnya

TempatSemakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang, akibatnya tekanan udara semakin rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara tinggi.Karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.

Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan barograf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (sore).

b)      Temperatur 

Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul udara berkembang, sehingga tekanan udara menjadi rendah, sebaliknya jika temperatur udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.

Gambar 3

Barometer Aneroid

 

c.       Angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasibumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar dengan permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan karena kedua tempat memiliki suhu yang berbeda sebagai akibat radiasi matahari yang berbeda pula. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika telah mencapai keseimbangan, maka udara tersebut cenderung diam atau tenang.

Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu: kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.

1.        Kekuatan Angin

Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).

2.        Arah Angin

Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin disebut derajat (º). 1º untuk arah angin dari utara. 90º untuk arah angin dari timur. 180º untuk arah angin dari selatan. 270º untuk arah angin dari barat. Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.





Gambar 4

Kompas yang menunjukkan 16 arah mata angin

 

Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: gradient barometrik, rotasi bumi, dan kekuatan yang menahan (rintangan). Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90º sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.

3.        Kecepatan angin

Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.

Tabel 5

Hubungan antara lintang tempat dan kecepatan linier

Lintang Tempat

Kecepatan Linear

00 (equator)

461 meter/detik

30o

402 meter/detik

60o

232 meter/detik

90o (kutub)

0 meter/detik

Alat untuk mengukur arah angin, yaitu sisip angin. Anak panah pada sisip angin akan selalu mengarah ke arah dari mana angin bertiup. Misalnya, angin bertiup dari arah utara. Sedangkan kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Semakin cepat angin bertiup, semakin cepat mangkuk berputar. Sebuah pencatat mencatat kecepatan angin dalam satuan meter/menit. Dengan menggunakan anemometer, kamu dapat mengetahui kecepatan angin. Untuk memudahkan dalam pemberian informasi, kecepatan angin biasanyamenggunakan Skala Beaufort.


Gambar 5

Alat pengukur kecepatan dan arah angin

 

Tabel 6

Skala Kecepatan Angin Beaufort

Kode Beaufort

Kecepatan

(mil/Jam)

Kecepatan

(km/Jam)

Jenis Angin

Efek pada Lingkungan

0

<1

<1

Calm

Asap naik vertikal

1

2-3

1-5

Ligh Air

Arah angin ditanjukan oleh gerakan asap buka dengan wind vanes

2

4-7

6-11

Ligh Breeze

Angin terasa pada muka orang, daun-daun gemerisik penunjukan angin mulai bergerak

3

8-12

12-19

Gentle breeze

Daun-daun dan ranting bergoyang dengan tetap dan angin menyebabkan bendera berkibar

4

13-18

20-29

Moderate breeze

Debu kertas dan dahan atau cabang pohon bergoyang

5

19-24

30-38

Fresh breeze

Pohon-pohon kecil yang berdaun mulai bergoyang

6

25-31

39-51

Strong breeze

Dahan-dahan besar bergoyang-goyang dan kawat telegraf berdesing

7

32-38

51-61

Moderate Gale

Seluruh pohon bergoyang. Sukar berjalan melawan angin

8

39-40

62-74

Fresh Gale

Ranting-ranting patah dari pohonya dan lalu lintas terganggu

9

47-54

75-86

Strong Gale

Bangunan-bangunan ringan mengalami kerusakan, cerobong asap pabrik bergoyang kemudian runtuh

10

55-63

87-101

Whole Gale

Pohon-pohon tumbang kerusakan bangunan agak banyak.

11

64-74

102-120

Storm

Kerusakan meluas kemana-mana

12

>75

>120

Hurricane

Besar, hebat, ganas, dan meluas

 

4.        Sistem Angin

Berikut adalah berbagai sistem angin yang ada di bumi :

a)      Angin Passat

Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara. Sedangkan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Kedua angin passat ini bertemu didaerah khatulistiwa, daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).

b)      Angin Anti Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.

Gambar 6

Sirkulasi Angin

 

c)      Angin Barat

Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

d)     Angin Timur

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur, bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

e)      Angin Muson (Monsun)

Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson, yaitu anginmuson barat dan angin muson timur.

f)       Angin Lokal

Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:

1)      Angin darat dan angin laut

Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin bertiup dari laut ke darat, disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut,disebut angin darat.

 

Gambar 6

Angin darat dan Angin Laut

 

 

2)      Angin lembah dan angin gunung

Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.

3)      Angin jatuh yang sifatnya kering dan panas

Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine.

 

d.        Kelembaban Udara

Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuhtumbuhan, dan sebagainya. Alat untukmengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer.

Ada dua macam kelembaban udara:

1)      Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.

2)      Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

 

e.       Curah Hujan

Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.

Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1)      Bentuk medan/topografi

2)      Arah lereng medan

3)      Arah angin yang sejajar dengan garis pantai

4)      Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan menjadi:

1)      Hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;

2)      Hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di bawah titik beku;

3)      Hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan

4)      Hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.

Sedangkan berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:

1)      Hujan Frontal, adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya.

2)      Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis, jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5º LU - 23,5º LS. Oleh karena itu disebut juga hujan naik tropis.

3)      Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan, terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan.

 

f.       Awan

Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Awan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.      Menurut morfologinya (bentuknya). Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a.       Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunarbundar) dan dasarnya horizontal.

b.      Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.

c.       Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.

2.      Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a.       Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), karena tingginya selalu terdiri dari kristal-kristal es:

1)      Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung.

2)      Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.

3)      Cirro Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.

b.      Awan sedang (2000 m – 6000 m):

1)      Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.

2)      Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal

c.       Awan rendah (di bawah 200 m):

1)      Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpal-gumpal.

2)      Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.

3)      Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.

 

d.      Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 m – 1500 m:

1)      Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.

2)      Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut.

 

2.        KLASIFIKASI IKLIM

Terjadinya iklim yang bermacam-macam di permukaan bumi disebabkan karena rotasi dan revolusi bumi dan adanya perbedaan garis lintang. Beberapa macam iklim antara lain sebagai berikut.

a.      Iklim Matahari

Klasifikasi iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinarmatahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagian daerah iklimnya adalah sebagai berikut:

1)      Daerah iklim tropis : 0o – 23,5o LU/LS

2)      Daerah iklim sub tropis : 23,5o – 400 LU/LS

3)      Daerah iklim sedang : 400– 66,5o LU/LS

4)      Daerah iklim dingin : 66,5o – 90o LU/LS

Gambar 7

Pembagian daerah iklim matahari

 

Menurut garis lintang, Indonesia termasuk iklim tropis karena terletak 6o LU-11o LS pada dasarnya kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur.

Ø  Angin muson barat bertiup Oktober-April, mengakibatkan musim hujan.

Ø  Angin Muson timur bertiup April-Oktober, mengakibatkan musim kemarau.

Di Indonesia kita mengenal tiga istilah musim, yaitu:

1)      Musim hujan

2)      Musim pancaroba

Suatu musim yang terjadi sekitar satu bulan sebelum tiba musim hujan dan satu bulan sebelum berakhirnya musim hujan atau sebaliknya. Pada musim tersebut dicirikan dengan kondisi suhu udara dan curah hujan tidak stabil, biasanya terjadi sekitar anatara bulan Maret dan September.

3)      Musim kemarau

Kalau kitat di perhatikan skema peredaran semu matahari maka keistimewaan tanggal 21 Maret dan 23 September bagi daerah yang dilewati khalustiwa anatara lain:

a.    Matahari terbit tepat ditimur dan terbenam di barat

b.    Pada jam 12 siang matahari tepat di atas kepala kita (titik zenit)

c.    Lamanya siang = lamanya malam

b.      Iklim Kodrat

Pembagian iklim ini disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuhtumbuhan dan sebagai batas daerah iklimnya dipergunakan garis isotherm pada bulan terpanas dan terdingin selama satu tahun.

c.       Iklim Koppen

Iklim ini paling banyak dipergunakan orang. Klasifikasinya berdasarkan curah hujan dan temperatur. Koppen membagi iklim dalam 5 daerah iklim, dinyatakan dengan simbol huruf.

1.      Iklim A (Iklim Hujan Tropis).

Ciri-cirinya:

ü Temperatur bulan terdingin tidak kurangdari 18o C,

ü Curah hujan tahunan tinggi, rata rata lebih dari 70 cm/tahun.

ü Tumbuhan beraneka ragam.

Terbagi atas:

1)    Iklim Af          = iklim hujan hutan tropis

Vegetasinya    = hutan hujan tropis (hutan heterogen)

2)    Iklim Am         = Iklim Muson

Vegetasinya    = Hutan musim (hutan Homogen)

3)    Iklim AW        = Iklim Sabana

Vegetasinya    = kayu cendana dan stepa

2.      Iklim B (Iklim Kering/Gurun). Terdapat di daerah gurun atau semiarid(steppa), curah hujan terendah 25,5 mm/tahun. Penguapan besar.

Terbagi atas :

1)    Iklim Bs          = Iklim Stepa

2)    Iklim Bw         = Iklim gurun

3.      Iklim C (Iklim Sedang). Temperatur bulan terdingin 18oC sampai –3oC. Sekurang-kurangnya satu bulan suhu rata-rata di atas 10o C.

Terbagi atas:

1)   Iklim Cw         = Iklim hujan sedang (musim dingin yang kering)

2)   Iklim Cf           = Iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun

3)   Iklim Cs           =Iklim hujan sedang, panas yang kering

4.      Iklim D (Iklim Salju atau Mikrothermal). Suhu rata-rata bulan terpanaslebih dari 10o C, sedangkan suhu rata rata bulan terdingin – 3o C.

Terbagi atas:

1)   Iklim Df          = Iklim hujan bersalju, basah sepanjang tahun

2)   Iklim Dw         = Iklim hujan bersalju, musim kering dingin

5.      Iklim E atau iklim Kutub. Terdapat di diderah Arctic dan Antartika. Suhutidak pernah lebih dari 10ºC. Tidak mempunyai musim panas yang benar-benarpanas.

Terbagi atas:

1)    Iklim ET          = iklim tundra (lumut)

2)    Iklim EF          = iklim es abadi

3)    Iklim EH         = iklim daerah tinggi (lebih dari 300 m)

Penyebaran tipe iklim koppen

1.      Iklim Af   = sumatra, kalimantan, Sulawesi, Kepulauan, dan Irian Jaya

2.      IklimAm= Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Tenggara, Kepulauan Arum, Kepulauan Kai dan Irian Jaya bagian selatan.

3.      Iklim Aw= sebagian Jawa Tengah bagian Timur jawa Timur dan Nusa Tenggara

4.      Iklim Cf   = Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya

5.      Iklim Cw= di pegunungan-pegunungan Jawa Timur dan Irian Jaya

6.      Iklim D     = di pegunungan salju Irian Jaya

7.      Iklim E     = di Irian Jaya dan puncak-puncak gunung tinggi

Berdasarkan klasifikasi Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E.

Tipe iklim A dibagi menjadi 3 sub tipe yang ditandai dengan huruf kecil yaitu f, w dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw dan Am. Lihat gambar 2.

Gambar 8

Diagram Koppen

 

1)      Iklim Af adalah iklim A dengan curah hujan bulanan 60 mm. Hujan sepanjangtahun.

2)      Iklim Aw adalah tipe iklim A yang memiliki musim kering yang panjang(Savana).

3)      Iklim Am adalah peralihan antara Af dan Aw. Persediaan air tanah cukupsehingga vegetasi tetap.

d.      Iklim Schmidt – Ferguson

Pada tahun  1951 Schmidt-Ferguson mengadakan pembagian iklim di Indonesia berdasarkan sifat bahasa dan keringnya bulan (curah hujan). Dalam pembagian iklim di gunakan simbol A-H.

Untuk menentukan perbandingan bulan kering dan bulan basah digunakan rumus:

 

Q= RATARATA BULAN KERING/ RATA-RATA BULAN BASAH X 100%

 

Keterangan:

a.       Bulan kering         = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm.

b.      Bulan lembab       = bulan yang rata-rata curuh hujannya anatara 60-100 mm

c.       Bulan basah          = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm


Tabel 7

Pembagian Iklim Schmidt-Ferguson

Nilai Q (%)

Tipe iklim

0 < Q < 14,3

Tipe iklim A

14,3 < Q < 33,3

Tipe iklim B

33,3 < Q < 60

Tipe iklim C

60 < Q < 100

Tipe iklim D

100 < Q < 167

Tipe iklim E

167 < Q < 300

Tipe iklim F

300 < Q < 700

Tipe iklim G

700 < Q

Tipe iklim H

 

Ciri-ciri kedelapan iklim:

o   Iklim A     = sangat basah vegetasinya hutan hujan tropis.

o   Iklim B     = basah vegetasinya hutan hujan tropis

o   Iklim C     = agak basah, vegetasinya hutan rimba

o   Iklim D     = sedang, vegetasinnya hutan musim

o   Iklim E     = agak kering, vegetasinya sabana

o   Iklim F     = kering, vegetasinya sabana

o   Iklim G     = sangat kering, vegetsinya pada ilalang

o   Iklim H     = ekstrim kering, vegetasinya  pada ilalang

e.       Iklim Oldeman

Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode Oldeman (1975) hanya memakai unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Bulan basah dan bulan kering secara berturut turut yang dikaitkan dengan pertanian untuk daerahdaerah tertentu. Maka penggolongan iklimnya dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agro-climatic classification). Misalnya jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah, sedangkan untuk sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim. Dalam metode ini, bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm.

Meskipun lamanya 30 periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan basah berurutan dalam satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat menanam padi sebanyak 2nkali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapatbmembududayakan padi tanpa irigasi tambahan. Dari tinjauan di atas, Oldeman membagi 5 daerah agroklimat utama, yaitu:

1.      A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.

2.      B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan.

3.      C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan.

4.      D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan.

5.      E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:

1)      Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm.

2)      Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm.

3)      Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.


f.        Iklim F. Junghuhn

Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikalsesuai dengan kehidupan  tumbuh-tumbuhan, seperti yang terlihat pada gambar.

                       

Gambar 9

Pembagian Iklim Junghun


Pembagian daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah:

1)      Daerah panas/tropis

Tinggi tempat       : 0 - 600 m dari permukaan laut.

Suhu         : 26,3o C - 22o C.

Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.

2)      Daerah sedang

Tinggi tempat       : 600 m - 1500 m dari permukaan laut.

Suhu                     : 22o C - 17,1o C.

Tanaman               : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.

3)      Daerah sejuk

Tinggi tempat       : 1500 - 2500 m dari permukaan laut.

Suhu                     : 17,1o C - 11,1o C.

Tanaman               : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.

4)      Daerah dingin

Tinggi tempat       : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.

Suhu                     : 11,1o C - 6,2o C.

Tanaman               : Tidak ada tanaman budidaya.

 

3.      PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu.Perubahan iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaituperubahan iklim secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubahdalam bentuk siklus, baik harian, musiman, tahunan, maupun puluhan tahun.

Perubahan iklim adalah perubahan unsur unsur iklim yang mempunyaikecenderungan naik atau turun secara nyata.Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya kosentrasi gas din atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas diatmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O).Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkapoleh atmosfer sehingga udara bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia.Apabila kemudian atnosfer bumi dijejali gas, terjadilah “efek selimut” seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udaraditahan oleh “selimut gas” sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal “selimut Bumi”, semakin panas pulasuhu bumi.

Perubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan globaladalah sebagai berikut:

1.      Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut naik.

2.      Air laut naik maka akan menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendahkalau di Indonesia seperti pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah Sumaterabagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain.

3.      Yang paling mencemaskan adalah berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola pertanian Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah yang bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka. Ini memukul pola pertanian berbasis air.

4.      Meningkatnya resiko kebakaran hutan.

5.      El Nino dan La Nina

El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global. Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal(akhir Desember).

Sejak tahun 1980 telah terjadi lima kali El Nino di Indonesia, yaitu pada tahun 1982, 1991, 1994, dan tahun 1997/98. El Nino tahun 1997/98 menyebabkan kemarau panjang, kekeringan luar biasa, terjadi kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulau, dan produksi bahan pangan turun dratis.

El Nino juga menyebabkan kekeringan luar biasa di berbagai benua, terutama di Afrika sehingga terjadi kelaparan di Etiopia dan negara-negara Afrika Timur lainnya. Sebaliknya, bagi negara-negara di Amerika Selatan munculnya ElNino menyebabkan banjir besar dan turunnya produksi ikan karena melemahnya upwelling. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru– ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.

Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan danSamudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina, karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8 kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955,1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.


BAB III

PENUTUP

 

A.      KESIMPULAN

Atmosfir merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi. Keberadaan udara dalam lapisan atmosfir sangatlah penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya terutama untuk bernafas. Atmosfir juga berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi yang memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan berwujud, dan fleksibel. Di dalam atmosfir terdiri banyak unsur gas antara lain nitrogen (N2),oksigen (O2), argon (Ar), dan karbondioksida (CO2) sebagai unsur utama danunsur lainnya seperti Neon (Ne), Helium (He), Ozon (O3), Hidrogen (H2),Krypton (Kr), Metana (CH4), dan Xenon (Xe).

Lapisan atmosfir tersebar berbeda baik secara vertikal maupun ke arahhorisontal. Secara vertikal, lapisan atmosfir terdiri dari lapisan troposfir, stratosfir, mesosfir, dan thermosfir. Selain itu ada ionosfir, dan exosfir. Persebaran kondisi atmosfir secara horisontal hanya berada pada lapisan troposfir dan keadaannya berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaannya mengakibatkan perbedaan gejala cuaca dan iklim di permukaan bumi.

Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat, yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan. Unsur cuaca lainnya seperti sinar matahari, keadaan awan, gejala halilintar, pelangi, halo. Sedangkan iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas dan merupakan hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun. Iklim di dunia dapat diklasifikasikan menjadi iklim matahari (berdasarkan letak lintang), iklim Kodrat (berdasarkan isotherm), dan iklim Koppen, Iklim Schmidt-Ferguson, Iklim Oldeman (berdasarkan curah hujan) serta Iklim Junghuhn (berdasarkan ketinggian tempat).


B.     REKOMENDASI

Rekomendasi pada makalah dan pembahasan ini sekiranya agar lebih dibimbing dalam pengerjaan makalah dan penyampaian isi makalah. Serta kejelasan dari pembahasan yang dilakukan agar bisa lebih baik lagi dan bermanfaat di masa yang akan datang.

Pembahasan yang cukup banyak mengenai atmosfir ini agar diperhitungkan kembali dalam pembuatan makalah kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

 

Taufik Ramlan Ramalis. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung : Lab. IPBA, Fisika FPMIFA UPI.

Hermanto, gatot. 2007. Geografi Untuk SMA/ MA. Bandung: Margahayu Permai.

Surkanti, Sri. 2009. Biologi Lingkungan. Bandung: Upi Press

Http://gamapenta.blogspot.com/2012/05/sistem-angin-html.

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment