BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bumi merupakan
satu-satunya planet yang paling cocok sebagai tempat tinggal makhluk hidup.
Bumi memiliki atmosfer yang berfungsi untuk melindungi bumi dari benda luar
angkasa. Selain itu Atmosfer berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan
di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya
panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfir juga merupakan penghambat
benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya, sehingga sebagian meteor yang
melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai bumi.
Apa yang akan terjadi jika bumi kita
ini tidak terdapat lapisan atmosfir, karena selain kegunaannya yang telah
disebutkan atmosfir pu sangat berpengaruh pada cuaca dan iklim yang ada di
bumi. Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis
yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.
Dalam pembelajaran bumi dan antariksa salah satu pembahasannya adalah mengenai atmosfir ini. Sebagaimana diketahui bahwa kita hidup di bumi ini karena terlindung dari berbagai macam benda oluar angkasa dan mendapatkan cuaca juga iklim yang sudah menjadi komponen bumi dan kehidupan manusia yang sangt berkesinambungan. Oleh karena itu dapat dirumuskan bahwa apa itu atmosfir, apa saja yang terkandung di dalamnya, dampak ataupun hasil yang diberikan oleh atmosfir terhadap kehidupan bumi, juga pengaruh globa apa saja yang akan terjadi dari keberadaan atmosfir di muka bumi ini. Untuk lebih jelasnya maka disususnlah makalah ini beserta pembahasannya agar lebih mendalam dan menjelaskan apa yang terdapat pada atmosfer tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Dari hal di atas maka dapat
dirumuskan masalah berupa:
1. Apakah
itu atmosfir dan apa saja yang terkandung di dalamnya?
2. Apa
Kegunaan atmosfir serta kegunaan lapisan-lapisan atmosfir?
3. Bagaimana
dampak dari terdapatnya atmosfir di bumi terhadap cuaca dan iklim?
4. Bagaimana
pengaruh atmosfir terhadap globalisasi?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
atmosfir dan apa saja yang terkandung di dalamnya.
2. Mengetahui
kegunaan atmosfir serta kegunaan lapisan-lapisan atmosfir.
3. Mengetahui dampak dari terdapatnya atmosfir di bumi
terhadap cuaca dan iklim.
4. Mengetahui
pengaruh atmosfir terhadap globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ATMOSFER
1.
Unsur-Unsur
Udara
Atmosfer berasal dari
bahasa yunani yaitu atmosfer, atmos berarti uap dan sphaira berarti lapisan. Atmosfer
merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi, atmosfer berada di atas
permukaan bumi karena pengaruh gaya grafitasi bumi. Atmosfer berfungsi sebagai
pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan
mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer juga
merupakan penghambat benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya, sehingga
sebagian meteor yang melalui atmosfir akan menjadi panas dan hancur sebelum
mencapai bumi.
Atmosfer sebagai
lapisan pelindung bumi memiliki beberapa sifat berikut:
1) Tidak
memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, hanya bisa dirasakan
oleh indra perasa kita dalam bentuk angin.
2) Memiliki
berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.
3) Memiliki
sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut.
Gambar 1
Unsur Atmosfer
Atmosfer
terdiri dari berbagai macam gas. Ketebalan atmosfer mencapai 1.000 km dari
permukaan laut. Semakin tinggi, lapisan udara semakin tipis sampai menghilang
menjadi gas antar planet.Batas paling atas atmosfer adalah daerah dimana
terjadi angin solar. Melalui observasi aurora, kita dapat melihat bahwa lapisan
tipis atmosfer ini ketinggiannya tidak kurang dari 1000 km.
Dalam
keadaan kering unsur utama susunan udara terdiri dari nitrogen 78,08%, oksigen
21%, Argon 0,93% dan karbondioksida 0,03%, sedangkan unsur lainnya terdapat
Neon, Helium, Ozon, Hidrogen, krypton, metana, dan xenon. Selain itu dalam
udara lembab terkandung pula uap air dan partikel lain seperti debu dan
garam-garaman yangdisebut aerosol.
Semakin
tinggi atmosfer presentasi zat yang ringan semakin besar seperti H2,
sedangkan zat yang berat seperti N2,O2, dan Ar semakin berkurang.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Tabel
1
Hubungan
antara ketinggian lapisan udara dengan komposisi macam-macam zat menurut
Humphrey (dalam %)
Tinggi
(km) Zat |
15 |
20 |
40 |
100 |
Zat Lemas Zat Pembakar Argon Zat Air |
79,5 19,7 0,8 0 |
81,2 18,3 0,5 0 |
86,5 21,0 0,2 0,7 |
3,0 0 0 97,0 |
Jumlah |
100,0 |
100,0 |
100,0 |
100 |
Unsur-unsur yang terkandung dalam atmosfer memiliki dua sifat yaitu unsur kimia yang sifatnya konstan (tetap) dan yang memiliki sifat berubah-rubah. Perhatikan tabel berikut!
Tabel
2
Unsur
Kimia Yang Sifatnya Konstan
Unsur
Kimia |
Lambang
Kimia |
Volume
(%) |
Nitrogen Oksigen Argon Neon Helium Kripton Xenon Hidrogen Metan Nitrous
Oksida |
N2 O2 Ar Ne He Kr Xe H2 CH2 N2O |
78,084 20,946 0,934 0,00001818 0,00000525 0,00000114 0,00000087 0,0000005 0,000005 0,000005 |
Tabel
3
Unsur
kimia yang sifatnya berubah-rubah
Unsur
Kimia |
Lambang
Kimia |
Uap
air Karbondioksida Sulfurdioksida Amonia Radon Debu
dan partikel-partikel garam |
H2O CO2 SO2 NH3 R |
Gas-gas yang terkandung
pada atmosfer sangat berpengaruh terhadap kehidupan di bumi, seperti:
1) Nitrogen
(N2) dalam atmosfer sukar bersenyawa dengan unsur lain. Dalam jumlah
kecil nitrogen merupakan bateri tanah yang bermanfaat bagi tumbuh-tumbuhan.
Misanya tumbuhan yang berbintil-akar (seperti akar tanaman kedelai) dan
beberapa jenis ganggang. Dalam bintil-bintil akar terdapat bakteri yang hidup
bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya. Bakteri itu akan menambat (menangkap)
nitrogen bebas dari udara menjadi nitrat. Setelah menjadi nitrat, barulah
diserap oleh tumbuhan untuk keperluan sintesis protein melalui proses
metabolisme. Tumbuhan yang mengikat nitrit kaya akan protein dan tentu saja
dibutuhkan untuk menenuhi protein nabati bagi manusia.
2) Oksigen
(O2) sifatnya aktif bersenyawa dengan unsur lain dalam proses
oksidasi. Oksigen diperlukan untuk semua bentuk oksidasi (pembakaran), karena
itu sangat penting menghasilkan panas dan daya. Tumbuhan hijau menyerap
karbondioksida dalam proses fotosintesis dan melepaskan oksigen untuk
menggantikan oksigen yang dikonsumsi manusia dan binatang.
3) Karbondioksida
(CO2) berfungsi untuk mengabsorpsi panas pancaran matahari dan
mengubah zat hara menjadi karbohidrat dalam proses fotosintesis.
4) Ozon
(O3) berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet.
Menipisnya unsur ozon di atmosfer disebut kebocoran lapisan ozon. Ozon adalah
gas yang molekulnya terdiri atas tiga atom oksigen (O3). Pembentukan
ozon adalah dari oksigen (O2) yang pecah akibat radiasi ultraviolet
menjadi atom oksigen. Atom oksigen hasil belahan itu masing-masing akan
bertumbukan dan membentuk lapisan ozon (O3). Kebocoran ozon adalah
jika salah satu dari tiga unsur atom oksigen itu bukan lagi dari unsur oksigen,
tetapi misalnya oleh suatu zat pencemar (polutan) seperti klorofluorokarbon
(CFC).
5) Uap
air (H2O) merupakan butiran air yang ukurannya sangat kecil. Uap air
dapat merubah fase (wujud) menjadi fase cair, atau fase padat melalui
kondensasi dan deposisi. Uap air merupakan senyawa kimia udara yang tersedia
dalam jumlah besar, tersusun dari dua bagian hidrogen (H2) dan satu
bagian oksigen (O). Uap air masuk ke dalam udara melalui proses
evapotranspirasi yaitu proses penguapan air yang berada di lautan, danau,
sungai, dan massa air lainnya, serta dari tumbuh-tumbuhan ke udara. Uap air
akan hilang dari udara jika ia mengalami kondensasi menjadi titik-titik air dan
turun sebagai hujan.
6) Aeorosol
adalah partikel-partikel debu, garam laut,sulfat, atau nitrat yang berada dan
melayang-layang di udara. Aerosol dapat berasal dari letusan gunung api,
pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan bermotor atau industri, deburan
gelombang pecah di pantai, spora tumbuhan, bakteri, virus flu, dan lain-lain. Atmosfer
selalu dikotori oleh debu. Debu adalah istilah yang dipakaiuntuk benda yang
sangat kecil sehingga tidak tampak kecuali dengan mikroskop.Jumlah debu
berubah-ubah tergantung pada tempat. Sumber debu beraneka ragam,yaitu asap, abu
vulkanik, pembakaran bahan bakar, kebakaran hutan, dan smog. Smog singkatan
dari smoke and fog adalah kabut tebal yang sering dijumpai didaerah
industri yang lembab.Debu dapat menyerap, memantulkan, dan menghamburkan
radiasi matahari. Debu atmosfirik dapat disapu turun ke permukaan bumi oleh
curah hujan, tetapi kemudian atmosfer dapat terisi partikel debu kembali. Debu
atmosfer adalah kotoran yang terdapat di atmosfer.
2. Struktur
Vertikal Atmosfer
Susunan
lapisan atmosfir terdiri dari tujuh lapisan (Soerjani, dkk, 1987 dan
Abdurachman, 1995). Pembagian lapisan ini berdasarkan perbedaan suhu udara,
komposisi udara, sifat radioelektrik dan sifat kimia. Ketebalan
lapisan atmosfir ini mencapai 1000 km yang diukur dari atas permukaan air laut.
Selain ketebalannya yang besar, lapisan ini juga memilikiberat 6 milyar ton.
Lapisan atmosfir tersebar berbeda baik secara vertikal maupun horisontal.
a.
Gambar 2
Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu
1)
Troposfer
Suhu pada lapisan ini kira-kira mencapai
300 C. Gejala cuaca seperti awan, petir, topan, badai dan hujan
terjadi di lapisan ini. Pada troposfer terdapat penurunan suhu akibat sangat
sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek yang berasal dari
matahari. Sebaliknya permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfir
yang terletak di atasnya melalui peristiwa konduksi, konveksi, kondensasi, dan
sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.
Suhu di lapisan troposfer dapat
berkurang sesuai dengan ketinggian suatu tempat. Setiap ketinggian mencapai 100
meter, suhu turun rata-rata 0,650C. oleh sebab itu, di daerah
pegunungan terasa sangat dingin, sehingga udara di lapisan ini lebih berat
dibandingkan dengan udara di atas tropopause akibatnya udara troposfer tidak
dapat menembus tropopause. Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator
daripada di daerah kutub.
2)
Tropopause
Adalah lapisan udara yang suhu rata-ratanyanya
mencapai -400C. lapisan ini berada pada ketinggian antara 6 sampai 18 km diatas permukaan laut.
Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km. Tropopause adalah
lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan stratosfer.
Pesawat terbang komersil biasanya
terbang pada ketinggian 9-12 km. Wilayah tersebut masih merupakan area
troposfer tetapi sudah tersentuh suhu dan ciri-ciri lapisan atmosfer
stratosfer. Terbang pada ketinggian tersebut memberi keuntungan tersendiri bagi
pesawat terbang. Pasalnya suhu rendah dan aliran udara yang tidak berat di area
tersebut menyebabkan pesawat lebih hemat bahan bakar.
3)
Stratosfir
Lapisan
stratosfer ini berada di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya
suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut
juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer
yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari. Lapisan ini berada pada
ketinggian antara 16-49 km.
4)
Stratopause
Adalah lapisan yang memiliki suhu
rata-rata 00C. suhu ini akan turun sesuai dengan pertambahan
ketinggian. Lapisan ini berada pada ketinggian 49-60 km.
5)
Mesosfer
Lapisan
ini memiliki suhu rendah, rata-rata penurunan suhu sebesar 0,40C
setiap 100 meter, karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang
negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause yaitu lapisan di dalam
atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100oC.
Ketinggiannya sekitar 60-85 km.
6)
Mesopause
Lapisan udara ini mempunyai suhu paling
rendah hingga -1000C. lapisan ini berada pada ketinggian antara
85-300 km.
7)
Thermosfir
Lapisan yang memiliki suhu yang sangat
tinggi, berada pada ketinggian 300-1000 km.
b.
Pembagian
lapisan atmosfer berdasarkan komposisi udara yang dikandungnya
1)
Homosfer
Adalah
lapisan udara yang terletak antara permukaan bumi sampai ketinggian 85 km
mencapai mesopause. Komposisi udara pada daerah ini tetap sehingga nitrogen dan
oksigen ada dalam bentuk molekul. Massa molekul air dari udara 28,97 gram.
2)
Heterosfer
Adalah
lapisan udara yang terletak pada ketinggian 85-1000 km. pada lapisan ini
terjadi campuran antara bentuk molekul dan atom dari gas yang terdapat diudara.
Pada lapisan heterosfer masa molekul air dari udara berkisar antara 26,22-15,79
gram. Penurunan ini terjadi karena dissosiasi dari molekul-molekul nitrogen dan
oksigen menjadi atom-atom oksigen dan nitrogen.
c.
Pembagian
Lapisan Atmosfer Berdasarkan Sifat-sifat
Radio Elektrik
Atmosfer
dibagi dua lapisan berdasarkan gejala ionisasi pada molekul-molekul gas di
atmosfer. Terjadinya ionisasi ini berada pada ketinggian 0 km sampai 50 km.
kedua lapisan tersebut adalah :
1)
Netrosfer
Yaitu
lapisan udara yang berada pada ketinggian 0 km sampai 50 km diatas permukaan
laut. Pada lapisan ini molekul-molekul gas relatif stabil. Gas didalamnya tidak
mengalami ionisasi, gas disini tidak bermuatan listrik atau bersifat netral.
2)
Ionosfer
Yaitu
lapisan udara yang berada pada ketinggian lebih dari 50 km. pada lapisan ini
terjadi ionisasi molekul-molekul gas yang disebabkan oleh pengaruh radiasi
matahari terutama sinar yang berfrekuensi tinggi (panjang gelombang pendek).
Sehingga pada lapisan ini gas-gas terurai menjadi ion-ion yang bermuatan
listrik.
B.
CUACA
DAN IKLIM
Cuaca dan iklim merupakan dua
kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun
waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan
pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,
sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi
cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca
dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003).
Cuaca adalah keadaan
udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada
jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca yaitu
keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah
hujan dengan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.
Trewartha and Horn (1995) mengatakan
bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan
komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam
suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya
sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa
ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta
suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat
selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai
rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang
ekstrim juga mempunyai arti penting.Iklim adalah suatu
keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas. Iklim merupakan
kelanjutan dari hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30
tahun, karena itu iklim pada dasarnya merupakan rata-rata dari keadaan cuaca
harian secara umum. Perbedaan lainnya, iklim bersifat relatif tetap dan stabil
sedangkan cuaca selalu berubah setiap waktu.
Pengamatan keadaan cuaca
dan atau iklim biasanya memperhatikan sejumlah persebaran komponen cuaca yaituberdasarkan
gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan/ awan.
1.
Unsur-Unsur
Cuaca dan Iklim
a.
Suhu
Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara.
Alat untukmengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer. Pengukurandinyatakan
dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udaratertinggi di
muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin kekutub, makin dingin.
Alat pengukur temperatur udara dinamakan termometer atautermograf. Alat ini
dilengkapi pena dan silinder yang berputar otomatis.
Tabel 4
Beberapa
Skala pengukuran
Skala
Pengukuran |
Titik
Didih Air |
Titik
Beku Air |
Titik
Absolut |
Fahrenheit |
212 |
32 |
-
460 |
Celcius |
100 |
0 |
- 273 |
Kelvin |
373 |
273 |
0 |
Setiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara
berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu seperti ini disebut gradient
temperatur vertikal atau lapserate. Pada udara kering, besar lapse
rate adalah 1o C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu
udara suatudaerah adalah:
1) Lama penyinaran
matahari.
2) Sudut datang sinar
matahari.
3) Relief permukaan
bumi.
4) Banyak sedikitnya
awan.
5) Perbedaan letak
lintang.
Untuk mengetahui
temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:
Tx
= To-0.6 x H/100
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x)
yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah
diketahui
h =
tinggi tempat (x)
Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses
pemanasan, yaitupemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
1. Pemanasan
secara langsung, dapat terjadi melalui beberapa proses berikut:
a) Proses
absorbsi, adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnyasinar gama,
sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasimatahari tersebut
adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
b) Proses
refleksi, adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapidipantulkan kembali ke
angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, danpartikel-partikel lain di
atmosfir.
c) Proses difusi, sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombangpendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
2. Pemanasan
tidak langsungdapat terjadi dengan cara-cara berikut:
a) Konduksi
adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagianbawah kemudian
lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisanudara di atasnya.
b) Konveksi
adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
c) Adveksi
adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal(mendatar).
d) Turbulensi
adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur danberputar-putar ke
atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembalike atmosfir.
b.
Tekanan
Udara
Udara mempunyai berat dan tekanan. Lapisan udara
mulai dari permukaanbumi hingga ke atas, memberi tekanan tertentu. Tekanan
udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara
adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan
udaranya disebut sebagai isobar.
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas
tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter
kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar).Tekanan udara patokan (sering juga
disebut) tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan
atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C.
Konversi antara satuan tekanan udara tersebut adalah sebagai berikut
1 atm = 760 mmHg = 14,7 Psi = 1,013 mbar
Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat(elevasi atau
altitude).
Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut.
a)
Tinggi Rendahnya
TempatSemakin tinggi suatu tempat,
lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang, akibatnya tekanan udara
semakin rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh
penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai
tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai
tekanan udara tinggi.Karena itu, daerah tersebut bertekanan
udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah
gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.
Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
Tekanan udara pada suatu tempat
berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan barograf. Pada
barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan
barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi
terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah
terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (sore).
b)
Temperatur
Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul
udara berkembang, sehingga tekanan udara menjadi rendah, sebaliknya jika
temperatur udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.
Gambar 3
Barometer Aneroid
c.
Angin
Angin
adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasibumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara
di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan
udara rendah. Angin merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar dengan
permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan karena
kedua tempat memiliki suhu yang berbeda sebagai akibat radiasi matahari yang
berbeda pula. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika telah
mencapai keseimbangan, maka udara tersebut cenderung diam atau tenang.
Ada
tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu: kekuatan angin, arah angin,
dan kecepatan angin.
1.
Kekuatan Angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin
berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah
angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak
15 meridian (111 km).
2.
Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah
angin disebut derajat (º). 1º untuk arah angin dari utara. 90º untuk
arah angin dari timur. 180º untuk arah angin dari selatan. 270º untuk arah
angin dari barat. Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana
angin itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari
daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum),
di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan
berbelok ke kiri.
Gambar 4
Kompas yang menunjukkan 16 arah mata angin
Arah
angin dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: gradient barometrik, rotasi bumi, dan
kekuatan yang menahan (rintangan). Makin besar gradient barometrik, makin besar
pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah.
Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin.
Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub
pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90º sehingga sejajar
dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di
daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan
arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke
arah kiri, ke kanan atau ke atas.
3.
Kecepatan angin
Atmosfer
ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke
arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan
linier. Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil
jika makin dekat ke arah kutub. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
angin disebut anemometer.
Tabel 5
Hubungan
antara lintang tempat dan kecepatan linier
Lintang
Tempat |
Kecepatan
Linear |
00 (equator) |
461 meter/detik |
30o |
402 meter/detik |
60o |
232 meter/detik |
90o (kutub) |
0 meter/detik |
Alat
untuk mengukur arah angin, yaitu sisip angin. Anak panah pada sisip
angin akan selalu mengarah ke arah dari mana angin bertiup. Misalnya, angin
bertiup dari arah utara. Sedangkan kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer.
Semakin cepat angin bertiup, semakin cepat mangkuk berputar. Sebuah
pencatat mencatat kecepatan angin dalam satuan meter/menit. Dengan menggunakan
anemometer, kamu dapat mengetahui kecepatan angin. Untuk memudahkan dalam
pemberian informasi, kecepatan angin biasanyamenggunakan Skala Beaufort.
Gambar 5
Alat pengukur kecepatan dan arah angin
Tabel
6
Skala
Kecepatan Angin Beaufort
Kode
Beaufort |
Kecepatan
(mil/Jam) |
Kecepatan (km/Jam) |
Jenis
Angin |
Efek
pada Lingkungan |
0 |
<1 |
<1 |
Calm |
Asap
naik vertikal |
1 |
2-3 |
1-5 |
Ligh
Air |
Arah
angin ditanjukan oleh gerakan asap buka dengan wind vanes |
2 |
4-7 |
6-11 |
Ligh
Breeze |
Angin
terasa pada muka orang, daun-daun gemerisik penunjukan angin mulai bergerak |
3 |
8-12 |
12-19 |
Gentle
breeze |
Daun-daun
dan ranting bergoyang dengan tetap dan angin menyebabkan bendera berkibar |
4 |
13-18 |
20-29 |
Moderate
breeze |
Debu
kertas dan dahan atau cabang pohon bergoyang |
5 |
19-24 |
30-38 |
Fresh
breeze |
Pohon-pohon
kecil yang berdaun mulai bergoyang |
6 |
25-31 |
39-51 |
Strong
breeze |
Dahan-dahan
besar bergoyang-goyang dan kawat telegraf berdesing |
7 |
32-38 |
51-61 |
Moderate
Gale |
Seluruh
pohon bergoyang. Sukar berjalan melawan angin |
8 |
39-40 |
62-74 |
Fresh
Gale |
Ranting-ranting
patah dari pohonya dan lalu lintas terganggu |
9 |
47-54 |
75-86 |
Strong
Gale |
Bangunan-bangunan
ringan mengalami kerusakan, cerobong asap pabrik bergoyang kemudian runtuh |
10 |
55-63 |
87-101 |
Whole
Gale |
Pohon-pohon
tumbang kerusakan bangunan agak banyak. |
11 |
64-74 |
102-120 |
Storm
|
Kerusakan
meluas kemana-mana |
12 |
>75 |
>120 |
Hurricane |
Besar,
hebat, ganas, dan meluas |
4.
Sistem Angin
Berikut adalah berbagai sistem
angin yang ada di bumi :
a) Angin
Passat
Angin passat adalah
angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah
ekuator (khatulistiwa). Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara.
Sedangkan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Kedua angin
passat ini bertemu didaerah khatulistiwa, daerah pertemuan kedua angin passat
tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).
b) Angin
Anti Passat
Udara di atas daerah
ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik
merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat
Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.
Gambar 6
Sirkulasi Angin
c) Angin
Barat
Sebagian
udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke
daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Di belahan
bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang
60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut
disebut roaring forties.
d) Angin
Timur
Di
daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara
maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o
LU/LS). Angin ini disebut angin Timur, bersifat dingin karena berasal dari
daerah kutub.
e) Angin
Muson (Monsun)
Angin
muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.Di Indonesia, terdapat dua
jenis angin muson, yaitu anginmuson barat dan angin muson timur.
f) Angin
Lokal
Di
samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu
sebagai berikut:
1) Angin
darat dan angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai.
Angin bertiup dari laut ke darat, disebut angin laut. Sebaliknya,
pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan
lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin
bertiup dari darat ke laut,disebut angin darat.
Gambar 6
Angin darat dan Angin Laut
2) Angin
lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
3) Angin
jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh
bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine.
d.
Kelembaban
Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari
penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau,
sungai-sungai, tumbuhtumbuhan, dan sebagainya. Alat untukmengukur kelembaban
udara dinamakan hygrometer.
Ada dua macam
kelembaban udara:
1)
Kelembaban udara absolut, ialah
banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan
banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2)
Kelembaban udara relatif, ialah
perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap
air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan
dinyatakan dalam persen (%).
e.
Curah
Hujan
Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk
cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan
yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat
untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan
diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1) Bentuk
medan/topografi
2) Arah
lereng medan
3) Arah
angin yang sejajar dengan garis pantai
4) Jarak
perjalanan angin di atas medan datar
Berdasarkan ukuran butirannya,
hujan dibedakan menjadi:
1) Hujan
gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
2) Hujan
salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di
bawah titik beku;
3) Hujan
batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari awan
yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
4) Hujan
deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas
titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
Sedangkan berdasarkan
proses terjadinya, hujan dibedakan atas:
1) Hujan
Frontal, adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya.
2) Hujan
Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis, jenis hujan ini terjadi karena
udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara
23,5º LU - 23,5º LS. Oleh karena itu disebut juga hujan naik tropis.
3) Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan,
terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng
pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah
awan dan jatuh sebagai hujan.
f.
Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di
dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang
terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Awan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Menurut
morfologinya (bentuknya). Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:
a. Awan
Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal
(bunarbundar) dan dasarnya horizontal.
b. Awan
Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga
dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan
yang rendah dan luas.
c. Awan
Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak
dapat menimbulkan hujan.
2. Berdasarkan
ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Awan
tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), karena tingginya selalu terdiri dari
kristal-kristal es:
1) Cirrus
(Ci) : awan tipis seperti bulu burung.
2) Cirro
stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.
3) Cirro
Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
b. Awan
sedang (2000 m – 6000 m):
1) Alto
Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
2) Alto
Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal
c. Awan
rendah (di bawah 200 m):
1) Strato
Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpal-gumpal.
2) Stratus
(St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
3) Nimbo
Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.
d. Awan
yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 m – 1500 m:
1) Cummulus
(Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
2)
Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang
bergumpal gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin
ribut.
2.
KLASIFIKASI IKLIM
Terjadinya iklim yang
bermacam-macam di permukaan bumi disebabkan karena rotasi dan revolusi bumi dan
adanya perbedaan garis lintang. Beberapa macam iklim antara lain sebagai
berikut.
a.
Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari didasarkan pada banyak
sedikitnya sinarmatahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagian daerah
iklimnya adalah sebagai berikut:
1) Daerah
iklim tropis : 0o – 23,5o LU/LS
2) Daerah
iklim sub tropis : 23,5o – 400 LU/LS
3) Daerah
iklim sedang : 400– 66,5o LU/LS
4)
Daerah iklim dingin : 66,5o –
90o LU/LS
Gambar 7
Pembagian daerah iklim matahari
Menurut garis lintang,
Indonesia termasuk iklim tropis karena terletak 6o LU-11o
LS pada dasarnya kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson barat
dan angin muson timur.
Ø Angin muson barat bertiup Oktober-April,
mengakibatkan musim hujan.
Ø Angin Muson timur bertiup April-Oktober,
mengakibatkan musim kemarau.
Di Indonesia kita mengenal tiga istilah musim,
yaitu:
1)
Musim hujan
2)
Musim
pancaroba
Suatu musim yang terjadi sekitar satu bulan sebelum
tiba musim hujan dan satu bulan sebelum berakhirnya musim hujan atau
sebaliknya. Pada musim tersebut dicirikan dengan kondisi suhu udara dan curah
hujan tidak stabil, biasanya terjadi sekitar anatara bulan Maret dan September.
3)
Musim kemarau
Kalau kitat di perhatikan skema peredaran semu
matahari maka keistimewaan tanggal 21 Maret dan 23 September bagi daerah yang
dilewati khalustiwa anatara lain:
a.
Matahari
terbit tepat ditimur dan terbenam di barat
b.
Pada jam 12
siang matahari tepat di atas kepala kita (titik zenit)
c.
Lamanya siang
= lamanya malam
b. Iklim
Kodrat
Pembagian iklim ini
disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuhtumbuhan dan sebagai batas daerah
iklimnya dipergunakan garis isotherm pada bulan terpanas dan terdingin selama
satu tahun.
c. Iklim
Koppen
Iklim ini paling banyak
dipergunakan orang. Klasifikasinya berdasarkan curah hujan dan temperatur.
Koppen membagi iklim dalam 5 daerah iklim, dinyatakan dengan simbol huruf.
1.
Iklim A (Iklim Hujan Tropis).
Ciri-cirinya:
ü Temperatur
bulan terdingin tidak kurangdari 18o C,
ü Curah
hujan tahunan tinggi, rata rata lebih dari 70 cm/tahun.
ü Tumbuhan
beraneka ragam.
Terbagi atas:
1)
Iklim Af = iklim hujan hutan tropis
Vegetasinya = hutan hujan tropis (hutan heterogen)
2)
Iklim Am = Iklim Muson
Vegetasinya = Hutan musim (hutan Homogen)
3)
Iklim AW = Iklim Sabana
Vegetasinya = kayu cendana dan stepa
2.
Iklim B (Iklim Kering/Gurun). Terdapat
di daerah gurun atau semiarid(steppa), curah hujan terendah 25,5 mm/tahun.
Penguapan besar.
Terbagi
atas :
1)
Iklim Bs = Iklim Stepa
2)
Iklim Bw = Iklim gurun
3.
Iklim C (Iklim Sedang). Temperatur bulan
terdingin 18oC sampai –3oC. Sekurang-kurangnya satu bulan suhu rata-rata di
atas 10o C.
Terbagi
atas:
1)
Iklim Cw = Iklim hujan sedang (musim dingin yang
kering)
2)
Iklim Cf = Iklim hujan sedang, basah sepanjang
tahun
3)
Iklim Cs =Iklim hujan sedang, panas yang
kering
4.
Iklim D (Iklim Salju atau Mikrothermal).
Suhu rata-rata bulan terpanaslebih dari 10o C, sedangkan suhu rata
rata bulan terdingin – 3o C.
Terbagi
atas:
1)
Iklim Df =
Iklim hujan bersalju, basah sepanjang tahun
2)
Iklim Dw =
Iklim hujan bersalju, musim kering dingin
5.
Iklim E atau iklim Kutub. Terdapat di
diderah Arctic dan Antartika. Suhutidak pernah lebih dari 10ºC. Tidak mempunyai
musim panas yang benar-benarpanas.
Terbagi atas:
1)
Iklim ET = iklim tundra (lumut)
2)
Iklim EF = iklim es abadi
3)
Iklim EH = iklim daerah tinggi (lebih dari 300
m)
Penyebaran tipe iklim
koppen
1.
Iklim Af = sumatra, kalimantan, Sulawesi, Kepulauan,
dan Irian Jaya
2.
IklimAm= Jawa
Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Tenggara, Kepulauan Arum, Kepulauan
Kai dan Irian Jaya bagian selatan.
3.
Iklim Aw=
sebagian Jawa Tengah bagian Timur jawa Timur dan Nusa Tenggara
4.
Iklim Cf = Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian
Jaya
5.
Iklim Cw= di
pegunungan-pegunungan Jawa Timur dan Irian Jaya
6.
Iklim D = di pegunungan salju Irian Jaya
7.
Iklim E = di Irian Jaya dan puncak-puncak gunung
tinggi
Berdasarkan klasifikasi
Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan
beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E.
Tipe iklim A dibagi menjadi 3 sub tipe yang ditandai
dengan huruf kecil yaitu f, w dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw dan
Am. Lihat gambar 2.
Gambar 8
Diagram Koppen
1)
Iklim Af adalah iklim A dengan curah
hujan bulanan 60 mm. Hujan sepanjangtahun.
2)
Iklim Aw adalah tipe iklim A yang
memiliki musim kering yang panjang(Savana).
3)
Iklim Am adalah peralihan antara Af dan
Aw. Persediaan air tanah cukupsehingga vegetasi tetap.
d. Iklim
Schmidt – Ferguson
Pada tahun 1951 Schmidt-Ferguson
mengadakan pembagian iklim di Indonesia berdasarkan sifat bahasa dan keringnya
bulan (curah hujan). Dalam pembagian iklim di gunakan simbol A-H.
Untuk menentukan perbandingan bulan kering dan bulan basah digunakan
rumus:
Q=
RATARATA BULAN KERING/ RATA-RATA BULAN BASAH X 100% |
Keterangan:
a. Bulan
kering = bulan yang rata-rata
curah hujannya kurang dari 60 mm.
b. Bulan
lembab = bulan yang rata-rata curuh
hujannya anatara 60-100 mm
c. Bulan
basah = bulan yang rata-rata
curah hujannya lebih dari 100 mm
Tabel
7
Pembagian
Iklim Schmidt-Ferguson
Nilai
Q (%) |
Tipe
iklim |
0 < Q < 14,3 |
Tipe
iklim A |
14,3
< Q < 33,3 |
Tipe
iklim B |
33,3
< Q < 60 |
Tipe
iklim C |
60
< Q < 100 |
Tipe
iklim D |
100
< Q < 167 |
Tipe
iklim E |
167
< Q < 300 |
Tipe
iklim F |
300
< Q < 700 |
Tipe
iklim G |
700 < Q |
Tipe iklim H |
Ciri-ciri kedelapan iklim:
o
Iklim A =
sangat basah vegetasinya hutan hujan tropis.
o
Iklim B =
basah vegetasinya hutan hujan tropis
o
Iklim C =
agak basah, vegetasinya hutan rimba
o
Iklim D =
sedang, vegetasinnya hutan musim
o
Iklim E =
agak kering, vegetasinya sabana
o
Iklim F =
kering, vegetasinya sabana
o
Iklim G =
sangat kering, vegetsinya pada ilalang
o
Iklim H =
ekstrim kering, vegetasinya pada ilalang
e. Iklim
Oldeman
Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode
Oldeman (1975) hanya memakai unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim.
Bulan basah dan bulan kering secara berturut turut yang dikaitkan
dengan pertanian untuk daerahdaerah tertentu. Maka penggolongan iklimnya
dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agro-climatic classification).
Misalnya jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk
membudidayakan padi sawah, sedangkan untuk sebagian besar palawija maka jumlah
curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Musim hujan
selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu
musim. Dalam metode ini, bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai
jumlah curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm.
Meskipun lamanya 30 periode pertumbuhan padi
terutama ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan basah berurutan
dalam satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9
bulan basah maka petani dapat menanam padi sebanyak 2nkali masa tanam.
Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapatbmembududayakan
padi tanpa irigasi tambahan. Dari tinjauan di atas, Oldeman membagi 5 daerah
agroklimat utama, yaitu:
1. A
: Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
2. B
: Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan.
3. C
: Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan.
4. D
: Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan.
5. E
: Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai
berikut:
1) Bulan
basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm.
2) Bulan
lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm.
3) Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
f. Iklim F. Junghuhn
Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa
secara vertikalsesuai dengan kehidupan
tumbuh-tumbuhan, seperti yang terlihat pada gambar.
Gambar
9
Pembagian
Iklim Junghun
Pembagian
daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah:
1) Daerah
panas/tropis
Tinggi
tempat : 0 - 600 m dari permukaan
laut.
Suhu
: 26,3o C - 22o C.
Tanaman
: padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
2) Daerah
sedang
Tinggi
tempat : 600 m - 1500 m dari
permukaan laut.
Suhu
: 22o C - 17,1o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi,
coklat, kina, sayur-sayuran.
3) Daerah
sejuk
Tinggi
tempat : 1500 - 2500 m dari
permukaan laut.
Suhu : 17,1o C - 11,1o C.
Tanaman : kopi, teh, kina,
sayur-sayuran.
4) Daerah
dingin
Tinggi
tempat : lebih dari 2500 m dari
permukaan laut.
Suhu
: 11,1o C - 6,2o C.
Tanaman
: Tidak ada tanaman
budidaya.
3.
PERUBAHAN
IKLIM GLOBAL
Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang
maupun waktu.Perubahan iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya
(ruang), yaituperubahan iklim secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim
dapat berubahdalam bentuk siklus, baik harian, musiman, tahunan, maupun puluhan
tahun.
Perubahan iklim adalah perubahan unsur unsur iklim
yang mempunyaikecenderungan naik atau turun secara nyata.Perubahan iklim global
disebabkan oleh meningkatnya kosentrasi gas din atmosfer. Hal ini terjadi sejak
revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara,
minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas diatmosfer seperti karbon dioksida
(CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O).Sang surya yang menyinari bumi
juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkapoleh atmosfer sehingga udara bumi
bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia.Apabila kemudian atnosfer bumi dijejali
gas, terjadilah “efek selimut” seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni
radiasi panas bumi yang lepas ke udaraditahan oleh “selimut gas” sehingga suhu
bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal
“selimut Bumi”, semakin panas pulasuhu bumi.
Perubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai
pemanasan globaladalah sebagai berikut:
1. Mencairnya
bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut naik.
2. Air
laut naik maka akan menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai
ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendahkalau di Indonesia seperti
pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah Sumaterabagian timur, Kalimantan bagian
selatan, dan lain-lain.
3. Yang
paling mencemaskan adalah berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola pertanian
Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah yang
bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air
permukaan sehingga air menjadi langka. Ini memukul pola pertanian berbasis air.
4. Meningkatnya
resiko kebakaran hutan.
5. El
Nino dan La Nina
El Nino dan La Nina merupakan gejala
yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air
permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang
mengakibatkan gangguan iklim secara global. Biasanya suhu air permukaan laut di
daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju
permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena
munculnya di sekitar hari Natal(akhir Desember).
Sejak tahun 1980 telah terjadi lima kali
El Nino di Indonesia, yaitu pada tahun 1982, 1991, 1994, dan tahun 1997/98. El
Nino tahun 1997/98 menyebabkan kemarau panjang, kekeringan luar biasa, terjadi
kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulau, dan produksi bahan pangan turun
dratis.
El Nino juga menyebabkan kekeringan luar
biasa di berbagai benua, terutama di Afrika sehingga terjadi kelaparan di
Etiopia dan negara-negara Afrika Timur lainnya. Sebaliknya, bagi negara-negara
di Amerika Selatan munculnya ElNino menyebabkan banjir besar dan turunnya
produksi ikan karena melemahnya upwelling. La Nina merupakan kebalikan
dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan.
Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di
pantai Peru– ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu
suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau
kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi
cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah
barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah
Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua
angin di sekitar Pasifik Selatan danSamudra Hindia akan bergerak menuju
Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan
lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina, karena
mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8
kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955,1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Atmosfir merupakan
lapisan udara yang menyelubungi bumi. Keberadaan udara dalam lapisan atmosfir
sangatlah penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya terutama
untuk bernafas. Atmosfir juga berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan
di bumi yang memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan berwujud, dan
fleksibel. Di dalam atmosfir terdiri banyak unsur gas antara lain nitrogen
(N2),oksigen (O2), argon (Ar), dan karbondioksida (CO2) sebagai unsur utama
danunsur lainnya seperti Neon (Ne), Helium (He), Ozon (O3),
Hidrogen (H2),Krypton (Kr), Metana (CH4), dan Xenon (Xe).
Lapisan atmosfir
tersebar berbeda baik secara vertikal maupun ke arahhorisontal. Secara
vertikal, lapisan atmosfir terdiri dari lapisan troposfir, stratosfir,
mesosfir, dan thermosfir. Selain itu ada ionosfir, dan exosfir.
Persebaran kondisi atmosfir secara horisontal hanya berada pada lapisan
troposfir dan keadaannya berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Perbedaannya mengakibatkan perbedaan gejala cuaca dan iklim di permukaan bumi.
Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat, yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan. Unsur cuaca lainnya seperti sinar matahari, keadaan awan, gejala halilintar, pelangi, halo. Sedangkan iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas dan merupakan hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun. Iklim di dunia dapat diklasifikasikan menjadi iklim matahari (berdasarkan letak lintang), iklim Kodrat (berdasarkan isotherm), dan iklim Koppen, Iklim Schmidt-Ferguson, Iklim Oldeman (berdasarkan curah hujan) serta Iklim Junghuhn (berdasarkan ketinggian tempat).
B.
REKOMENDASI
Rekomendasi pada
makalah dan pembahasan ini sekiranya agar lebih dibimbing dalam pengerjaan
makalah dan penyampaian isi makalah. Serta kejelasan dari pembahasan yang
dilakukan agar bisa lebih baik lagi dan bermanfaat di masa yang akan datang.
Pembahasan yang cukup banyak mengenai atmosfir ini agar diperhitungkan kembali dalam pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Taufik Ramlan Ramalis. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung : Lab. IPBA, Fisika FPMIFA UPI.
Hermanto, gatot. 2007. Geografi Untuk SMA/ MA. Bandung: Margahayu Permai.
Surkanti, Sri. 2009. Biologi Lingkungan. Bandung: Upi Press
Http://gamapenta.blogspot.com/2012/05/sistem-angin-html.
No comments:
Post a Comment