Saturday 22 November 2014

Metode Pengajaran Musik



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh yang meliputi aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni yang dikembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan, maka pemerintah telah mengadakan perbaikan sistem pendidikan nasional dengan cara  menyempurnakan kurikulum.
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pondasi bagi peserta didik dalam mengikuti pendidikan formal, wajib mengajarkan seluruh mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Termasuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Pendidikan seni, budaya dan keterampilan  diberikan di sekolah karena keunikan yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Saat ini musik sudah menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita harus memperkenalkan musik kepada anak melalui pendidikan seni musik. (Desyandri: 2009).
Atas dasar permasalahan di atas, maka kami membuat suatu makalah yang berisi mengenai berbagai metode pembelajaran seni musik serta langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengajarkan seni musik supaya pembelajaran seni musik dapat tercapai tujuannya serta siswa dapt terampil dalam bidang seni musik khususnya untuk siswa SD.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Menjelaskan metode pengajaran musik.
2.      Menjelaskan jenis-jenis kegiatan pengalaman bermusik.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang akan di bahas, tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui berbagai macam metode dalam pengajaran musik.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan pengalaman bermusik.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pengajaran Musik
1.      Metode Ceramah
Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran (dalam Majid Abdul, 2014: 194). merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan. Metode ini bagus jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
a.       Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Ada tiga langkah pokok yang harus di perhatikan dalam menggunakan metode ceramah, yaitu persiapan, perlaksanaan, dan kesimpulan.
1)      Tahap Persiapan
Menurut Supriadie (2012:136) dalam (Majid Abdul, 2014: 195), hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah sebagai berikut:
·         Analisis sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang dimilikinya.
·         Analisis sifat materi yang sesuai dan cukup hanya dengan dituturkan atau diinformasikan.
·         Menyusun durasi waktu yang akan digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang akan dikembangkan.
·         Memilih dan menetapkan media yang akan digunakan.
·         Menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik
·         Memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh.
·         Menyiapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah.
b.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini (dalam Majid Abdul, 2014: 195), ada tiga langkah yang harus dilakukan, Yaitu:
·         Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan pelaksaan ceramah.
·         Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
·         Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar materi pembelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa ceramah akan berhasil dengan baik jika didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tannya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain. Metode ceramah wajar dilakukan jika ingin mengajarkan topik baru, tidak ada sumber bahan pelajaran pada sisiwa, atau menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.
c.       Kelebihan dan kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
1)      Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Dikatakan murah karena proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap.
2)      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang cukup banyak dapat diringkas atau dijelaskan pokok-pokonya oleh guru dalam waktu singkat.
3)      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4)      Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang akan memberikan ceramah.
5)      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Di samping beberapa kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1)      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2)      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3)      Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Jika guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang ke mana-mana atau siswa mengantuk yang disebabkan oleh gaya bertutur guru tidak menarik.
4)      Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan. Walaupun siswa diberikesempatan untuk bertanya, kemudian tidak ada seorang pun yang bertanya, hal itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2.      Metode Tanya Jawab
Tanya jawab (dalam Majid Abdul, 2014: 210), adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berfikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasia ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
Beberapa hal (dalam Majid Abdul, 2014: 210), yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini antara lain:
a.       Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab
1)      Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai siswa.
2)      Untuk merangsang siswa berpikir.
3)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
4)      Motivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar.
5)      Melatih murid untuk berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran orsinil.
b.      Jenis Pertanyaan
Pada dasarnya (dalam Majid Abdul, 2014: 211), ada dua jenis pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal pada apa, kapan, berapa, dan yang sejenisnya. Pertanyaan pikiran untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.


c.       Teknik Mengajukan Pertanyaan
Berhasil tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan . (Majid Abdul, 2014: 211),  Metode tanya jawab biasanya digunakan jika:
1)      Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
2)      Ingin membangkitkan siswa belajar
3)      Tidak terlalu banyak siswa sebagian selingan metode ceramah.
3.      Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu masalah menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (killen, 1998). dalam (Majid Abdul, 2014: 200). Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Secara umum (dalam Majid Abdul, 2014: 200) ada dua jenis diskusi yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan  yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalanya diskusi adalah guru. Lain halnya pada diskusi kelompok kecil. pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub-masalah. Setiap kelompok memecahkan sub-masalah yang dismpaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
a.       Jenis-jenis diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi (dalam Majid Abdul, 2014: 201), yang dapat digunakan dalam proses pempelajaran:

1)      Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh angota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam proses diskusi ini adalah:
·    Guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang akan menjadi penulis.
·    Sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit
·    Siswa diberikan kesempatan untuk menanggapi permasalahan  setelah mendaftar pada moderator
·    Sumber masalah memberikan tanggapan.
·    Moderator menyimpulkan masalah.
2)      Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub-maslah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil, setelah selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
b.      Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif. (Majid Abdul, 2014: 203), perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan  diskusi diantaranya:
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun khusus.
·         Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
·         Menetapkan masalah yang akan dibahas
·         Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan dengam segala fasilitanya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, jika diperlukan.
2)      Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah sebagai berikut:
·         Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
·         Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
·         Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, mislanya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
·         Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
·         Hal ini sangat penting karena tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3)      Menutup diskusi
Akhir proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut.
·         Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·         Me- review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
c.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada bebrapa kelebihan metode diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar. (Majid Abdul, 2014: 200).
1)      Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2)      Dapat memilih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap masalah.
3)      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi (dalam Majid Abdul, 2014: 205) juga memiliki beberpa kelemahan seperti di bawah ini
1)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2)      Kadang-kadang pembahasan diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)      Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)      Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
4.      Metode Penugasan
Penugasan (dalam Majid Abdul, 2014: 209), adalah pemberian tugas oleh guru kepada siswa yang tugas tersebut sesuai dengan kompetensi dan indikator, materi pokok dan uraian tugas tersebut harus dikerjakan dengan waktu yang telah ditetapkan.
a.       Langkah-langkah Metode Penugasan
Jenis-jenis tugas sangat banyak  tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas lain-lain. Langkah-langkah menggunakan metode tugas (dalam Majid Abdul, 2014: 209) adalah sebagai berikut:
1)      Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas harus tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediaan waktu yang cukup.
2)      Langkah pelaksanaan tugas
·         Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
·         Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
·         Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
·         Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
3)      Fase pertanggungjawaban tugas
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
·         Laporan siswa baik lisan/tulis dari apa yang telah dikerjakan
·         Ada tanya jawab dan diskusi
·         Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya.
5.      Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok (dalam Majid Abdul, 2014: 211) mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
a.       Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar.
b.      Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang sama
c.       Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
d.      Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokan dalam satu kelompok sehingga memudahkan kerja.
e.       Pengelompokan secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor lain.
f.       Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaikanya dalam satu kelompok bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelomok yang baik dan ada kelompok yang kurang baik). Jika dilihat dari segi proses kerjanya, kerja kelompok dibagi menjadi dua, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang. Kelompok jangka pendek, artinya  jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja. Jadi sifatnya insidental. Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan. (Majid Abdul, 2014: 212).
Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang harus dipertimbangkan dalam kerja kelompok adalah:
a.       Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
b.      Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini tergantung pada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c.       Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar.
d.      Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.

6.      Metode Demonstrasi
Demonstrasi (dalam Majid Abdul, 2014: 197) merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Menurut Saiful Sagala (2005) dalam (Majid Abdul, 2014: 197) metode demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata.
Sebagai suatu metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkrit. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukungkeberhasilan strategi pembelajaran ekspositiri dan inkuiri.
a.       Langkah-langkah Menggunakan Metode Demostrasi
1)      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan (dalam Majid Abdul, 2014: 198)  ada  beberapa hal yang harus dilakukan:
·         Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·         Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi  yang akan dilakukan
·         Melakukan uji coba demonstrsi
2)      Tahap pelaksanaan
a)      Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan (dalam Majid Abdul, 2014: 198),  ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
·         Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
·         Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·         Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demostrasi.
b)      Langkah pelaksanaan demonstrasi
·         Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yamng mendorong teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi
·         Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu,
c)      Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. (Majid Abdul, 2014: 199).

b.      Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi (dalam Majid Abdul, 2014: 199), memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut:
1)      Melalui metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2)      Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)      Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akana lebih meyakinkan kebenaran materi pembelajaran.
Selain beberapa kelebihan, metode demonstrasi (dalam Majid Abdul, 2014: 199), juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
a.       Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang karena tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b.      Demonstrasi memerlukan peralatan , bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan denganm ceramah.
c.       Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu, demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa


B. Jenis-jenis kegiatan pengalaman bermusik
1.      Kegiatan Mendengarkan Musik (3 x 35 menit)
a.       Langkah-langkah guru mrngajarkan kegiatan mendengarkan musik.
1)      Kegiatan awal ( 10 Menit)
·         Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing
·         Mengecek daftar hadir siswa
·         Menginformasikan materi yang akan di pelajari bersama (mendengarkan Musik)
2)      Kegiatan inti ( 80 menit)
Eksplorasi
·         Guru menjelaskan materi mendengarkan musik (memilih lagu dan menyampaikan tujuan pembelajaran)
·         Guru memperdengarkan lagu (pelangi) lewat media audio elektronik
·         Guru menyanyikannya kembali lagu anak-anak (pelangi-pelangi).
·         Siswa diminta untuk menyimak lagu (pelangi).
·         Guru mendikte lagu (pelangi) dan siswa menulisnya.
·         Siswa diminta untuk menghafal lirik lagu yang ditulis
Elaborasi
·         Siswa diminta untuk menganalisis lagu (pelangi)
·         Siswa diminta untuk menuliskan dan menceritakan pesan dari lagu (pelangi)
Konfirmasi
·         Guru memberikan penguatan atas materi yang telah disampaikan.
·         Guru melakukan kegiatan bertanya terhadap materi yang telah disampaikan.

3)      Kegiatan akhir (15 menit)
·         Guru menugaskan siswa untuk mencari dan menuliskan satu lagu anak-anak
·         Guru menugaskan siswa untuk menghafal lagu tersebut.
·         Guru menugaskan siswa untuk menuliskan pesan dari lagu tersebut.
·      Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
·         Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
2.      Kegiatan Bernyanyi (3 x 35 menit)
a.       Langkah Guru dalam mengajarkan kegiatan bernyanyi
1)      Kegiatan awal (10 menit)
·         Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
·         Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
·         Menginformasikan materi “bernyanyi lagu indonesia raya”
a)      Kegiatan Inti : (80 menit)
Eksplorasi
·         Guru mengajak siswa untuk mengamati lirik lagu lewat media slide power point
·         Guru mengajak berbincang mengenai materi yang akan dibahas kegiatan bernyanyi “menyanyikan lagu lndonesia Raya”
·         Guru memberikan gambaran hal-hal yang harus dilakukan siswa mengenai kegiatan bernyanyi “ menyanyikan lagu Indonesia Raya”
·         Siswa diminta untuk mengamati lebih lanjut (lebih cermat) lirik lagu lewat slide power point.
·         Guru menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
Elaborasi
·         Siswa menyanyikan kembali lagu “Indonesia Raya” secara bersama-sama disertai tepukan sesuai irama.
·         Siswa diminta mengungkapkan perasaannya setelah menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
·         Siswa menuliskan lirik lagu “Indonesia Raya” dan menganalisnya
·         Siswa menuliskan pesan dari lagu “Indonesia Raya”
Konfirmasi
·         Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan bernyanyi siswa
·         Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui ketercapaian materi)
·         Siswa tiap perkelompoknyadiminta untuk menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
·         Tiap perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan pesan dari lagu indonesia raya
b)      Kegiatan Akhir : 15 menit
1.      Bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi kegiatan bernyanyi.
2.      Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui ketercapaian materi).
3.      Melakukan penilaian hasil belajar.
4.      Mengajak semua siswa berdoa.
3.      Kegiatan bermain alat musik (3 x 35 menit)
a.       Langkah-langkah guru mengajarkan kegiatan bermain alat musik
1)      Kegiatan awal (10 menit)
·         Guru mengajak siswa untuk berdoa
·         Guru mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok, siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
·         Guru mengemukakan tujuan yang harus dicapai siswa
·         Guru mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa.
2)      Kegiatan inti (80 menit)
Eksplorasi
·         Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “anak-anak siapa yang suka memainkan alat musik pukul, tiup, berdawai dan keyboard?.
·         Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai dengan pertanyaan diatas.
·         Dalam kelompoknya, masing-maisng siswa mencoba untuk memainkan alat musik pukul, tiup, berdawai, dan keyboard yang telah tersedia.
Elaborasi
·         Secara berkelompok, siswa berlatih memainkan alat musik sesuai jenis alat musiknya.
·         Setiap kelompok memainkan alat musik  sesuai jenisnya di depan kelas secara bergantian.
Konfirmasi
·         Siswa bersama guru membahas tentang teknik permainan alat musik dari jenis alat musik masing-masing tiap kelompok.
·         Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara memainkan alat musik yang baik.
·         Guru dan siswa melakukan saling melakukan tanya jawab mengenai cara memainkan alat musik
3)      Kegiatan akhir (15 menit)
·         Siswa diminta untuk bermain alat musik di rumah sesuai dengan alat musik kelompoknya masing-masing.
·         Siswa diminta untuk memainkan alat musik sesuai dengan pilihan lagunya.
·         Guru dan siswa menyimpulkan bersama mengenai materi bermain alat musik yang telah dipelajari
·         Guru mengajak siswa untuk berdoa.
4.      Kegiatan bergerak mengikuti musik (3 x 35 menit)
a.       Langkah-langkah guru dalam mengajarkan kegiatan bergerak mengikuti musik.
1)   Kegiatan awal (10 menit)
·         Guru mengajak siswa untuk berdoa
·         Guru mengatur tempat duduk siswa dan siswa dibagi ke dalam 5 kelompok
·         Guru mengemukakan tujuan yang harus dicapai siswa
·         Guru mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa.
2)   Kegiatan inti (80 menit)
Eksplorasi
·         Guru memperlihatkan tayangan kegiatan menari mengiringi musik.
·         Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “anak-anak siapa yang suka dan bisa menari mengiringi musik?”
·         Guru meminta salah satu siswa untuk memperagakan kegiatan menari sederhana.
Elaborasi
·         Secara berkelompok, siswa berlatih melakukan gerakan tari dengan iringan musik
·         Setiap kelompok melakukan tarian pendek dengan gerakan spontan dengan diiringi lagu/musik.
·         Setiap kelompok menampilkan karya tari yang diiringi dengan musik sederhana di depan siswa/kelompok lain
Konfirmasi
·         Siswa bersama guru membahas tentang teknik bergerak/menari mengikuti musik
·         Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi bergerak/menari mengikuti musik.
·         Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara bergerak/menari mengikuti alunan musik.
3)   Kegiatan akhir (15 menit)
·         Siswa perkelompoknya diminta untuk memilih satu lagu/musik.
·         Siswa diminta untuk berlatih di rumah untuk menari mengiringi alunan musik yang sesuai dengan pilihan masing-masing.
·         Guru dan siswa menyimpulkan bersama mengenai materi mengenai bergerak/menari mengikuti lagu/musik
·         Guru mengajak siswa untuk berdoa.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.      Metode Pengajaran Musik
a.       Metode Ceramah
Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran (dalam Majid Abdul, 2014: 194). merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan.
b.      Metode Tanya Jawab
Tanya jawab (dalam Majid Abdul, 2014: 210), adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.
c.       Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu masalah menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (killen, 1998). dalam (Majid Abdul, 2014: 200).
d.      Metode Penugasan
Penugasan (dalam Majid Abdul, 2014: 209), adalah pemberian tugas oleh guru kepada siswa yang tugas tersebut sesuai dengan kompetensi dan indikator, materi pokok dan uraian tugas tersebut harus dikerjakan dengan waktu yang telah ditetapkan.
e.       Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok (dalam Majid Abdul, 2014: 211) mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
f.       Metode Demonstrasi
Demonstrasi (dalam Majid Abdul, 2014: 197) merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
2.      Jenis-jenis kegiatan pengalaman bermusik
a.       Langkah guru dalam mengajarkan:
1)      Kegiatan mendengarkan musik
2)      Kegiatan bernyanyi
3)      Kegiatan bermain alat musik
4)      Kegiatan bergerak mengikuti musik
B. Saran.
Saran yang ingin kami sampikan ialah untuk para calon guru dan para guru untuk lebih memahami lagi mengenai metode-metode  pembelajaran serta mengimplementasikanya ke dalam proses pembelajaran terutama untuk pembelajaran seni musik agar pembelajaran dapat berjalan sesuai efisien dan efektif sehingga pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik dan siswa akan lebih termotivasi lagi untuk belajar seni musik serta dapat memperoleh pengetahuan seni musik secara utuh.




DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. (2014). Strategi Pembelajaran . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Desyandri.(2009). Pembelajaran Seni Musik Melalui Kegiatan Bernyanyi Pada Anak Kelas 1 SD, (Online), (http://www.wordpress.com, diakses 22 November 2014).