BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan secara menyeluruh yang meliputi aspek moral, akhlak, budi pekerti,
perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni yang dikembangkan
melalui pembelajaran dan pelatihan, maka pemerintah telah mengadakan perbaikan
sistem pendidikan nasional dengan cara menyempurnakan kurikulum.
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pondasi bagi
peserta didik dalam mengikuti pendidikan formal, wajib mengajarkan seluruh mata
pelajaran yang ada dalam kurikulum. Termasuk mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan.
Pendidikan seni, budaya dan keterampilan
diberikan di sekolah karena keunikan yang terletak pada pemberian pengalaman
estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan berapresiasi
melalui pendekatan: “belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar
tentang seni. Saat ini musik sudah menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita harus memperkenalkan musik
kepada anak melalui pendidikan seni musik. (Desyandri:
2009).
Atas dasar permasalahan di atas,
maka kami membuat suatu makalah yang berisi mengenai berbagai metode
pembelajaran seni musik serta langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru
dalam mengajarkan seni musik supaya pembelajaran seni musik dapat tercapai
tujuannya serta siswa dapt terampil dalam bidang seni musik khususnya untuk
siswa SD.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Menjelaskan metode pengajaran musik.
2.
Menjelaskan jenis-jenis kegiatan pengalaman bermusik.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang akan di
bahas, tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui berbagai macam metode dalam
pengajaran musik.
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan pengalaman
bermusik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Pengajaran Musik
1.
Metode Ceramah
Ceramah sebagai suatu metode
pembelajaran (dalam Majid Abdul, 2014: 194). merupakan cara yang digunakan
dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan. Metode ini
bagus jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan
media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
a.
Langkah-langkah
Menggunakan Metode Ceramah
Ada tiga langkah pokok yang harus di perhatikan dalam menggunakan
metode ceramah, yaitu persiapan, perlaksanaan, dan kesimpulan.
1)
Tahap Persiapan
Menurut
Supriadie (2012:136) dalam (Majid Abdul, 2014: 195), hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah sebagai berikut:
·
Analisis
sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang
dimilikinya.
·
Analisis sifat
materi yang sesuai dan cukup hanya dengan dituturkan atau diinformasikan.
·
Menyusun durasi
waktu yang akan digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta
memperkirakan variasi yang akan dikembangkan.
·
Memilih dan
menetapkan media yang akan digunakan.
·
Menyiapkan
sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik
·
Memberikan
contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh.
·
Menyiapkan
ikhtisar yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah.
b.
Tahap
Pelaksanaan
Pada tahap ini (dalam Majid Abdul, 2014: 195), ada tiga langkah
yang harus dilakukan, Yaitu:
·
Langkah pembukaan
Langkah
pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan
pelaksaan ceramah.
·
Langkah
Penyajian
Tahap
penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur.
Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, guru harus menjaga
perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
disampaikan.
·
Langkah
mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah
harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar materi pembelajaran yang
sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap kembali. Ciptakanlah
kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran.
Perlu diperhatikan bahwa ceramah akan berhasil dengan baik jika didukung oleh
metode-metode lainnya, misalnya tannya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain.
Metode ceramah wajar dilakukan jika ingin mengajarkan topik baru, tidak ada
sumber bahan pelajaran pada sisiwa, atau menghadapi sejumlah siswa yang cukup
banyak.
c.
Kelebihan dan
kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering
digunakan.
1)
Ceramah
merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Dikatakan murah
karena proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap.
2)
Ceramah dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang cukup
banyak dapat diringkas atau dijelaskan pokok-pokonya oleh guru dalam waktu
singkat.
3)
Ceramah dapat
memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai.
4)
Melalui ceramah
guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung
jawab guru yang akan memberikan ceramah.
5)
Organisasi
kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Di samping
beberapa kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya:
1)
Materi yang
dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru.
2)
Ceramah yang
tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3)
Ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Jika guru kurang memiliki kemampuan
bertutur yang baik, sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam
kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran, pikirannya melayang ke mana-mana atau siswa mengantuk yang
disebabkan oleh gaya bertutur guru tidak menarik.
4)
Melalui ceramah
sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang
dijelaskan. Walaupun siswa diberikesempatan untuk bertanya, kemudian tidak ada
seorang pun yang bertanya, hal itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
2.
Metode Tanya
Jawab
Tanya jawab (dalam Majid Abdul, 2014: 210), adalah metode mengajar
yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way
traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya
jawab dimaksudkan untuk merangsang berfikir siswa dan membimbingnya dalam
mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasia ini terlihat adanya
hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
Beberapa hal (dalam Majid Abdul, 2014: 210), yang penting
diperhatikan dalam metode tanya jawab ini antara lain:
a.
Tujuan yang
akan dicapai dari metode tanya jawab
1)
Untuk mengecek
dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai siswa.
2)
Untuk
merangsang siswa berpikir.
3)
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
4)
Motivasi siswa
untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar.
5)
Melatih murid
untuk berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran orsinil.
b.
Jenis
Pertanyaan
Pada dasarnya (dalam Majid Abdul, 2014: 211), ada dua jenis
pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan
pikiran. Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal pada apa,
kapan, berapa, dan yang sejenisnya. Pertanyaan pikiran untuk mengetahui sampai
sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya
pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
c.
Teknik
Mengajukan Pertanyaan
Berhasil tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada
teknik guru dalam mengajukan pertanyaan . (Majid Abdul, 2014: 211), Metode tanya jawab biasanya digunakan jika:
1)
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
2)
Ingin
membangkitkan siswa belajar
3)
Tidak terlalu
banyak siswa sebagian selingan metode ceramah.
3.
Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
masalah menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta
untuk membuat suatu keputusan (killen, 1998). dalam (Majid Abdul, 2014: 200).
Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi
lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama.
Secara umum (dalam Majid Abdul, 2014: 200) ada dua jenis diskusi
yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu diskusi kelompok dan
diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok dinamakan juga diskusi kelas. Pada
diskusi ini permasalahan yang disajikan
oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalanya diskusi
adalah guru. Lain halnya pada diskusi kelompok kecil. pada diskusi ini siswa
dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi
ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub-masalah. Setiap
kelompok memecahkan sub-masalah yang dismpaikan guru. Proses diskusi diakhiri
dengan laporan setiap kelompok.
a.
Jenis-jenis
diskusi
Terdapat
bermacam-macam jenis diskusi (dalam Majid Abdul, 2014: 201), yang dapat
digunakan dalam proses pempelajaran:
1)
Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses
pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh angota kelas sebagai peserta
diskusi. Prosedur yang digunakan dalam proses diskusi ini adalah:
· Guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa yang
akan menjadi moderator, siapa yang akan menjadi penulis.
· Sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar)
memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit
· Siswa diberikan kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator
· Sumber masalah memberikan tanggapan.
· Moderator menyimpulkan masalah.
2)
Diskusi
Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya
dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah
tersebut dibagi-bagi ke dalam sub-maslah yang harus dipecahkan oleh setiap
kelompok kecil, setelah selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok
menyajikan hasil diskusinya.
b.
Langkah-langkah
Melaksanakan Diskusi
Agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif. (Majid Abdul,
2014: 203), perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Langkah
Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya:
·
Merumuskan
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun khusus.
·
Menentukan
jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
·
Menetapkan
masalah yang akan dibahas
·
Mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya
ruang kelas dengan dengam segala fasilitanya, petugas-petugas diskusi seperti
moderator, notulis, dan tim perumus, jika diperlukan.
2)
Pelaksanaan
diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi
adalah sebagai berikut:
·
Memeriksa
segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
·
Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin
dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan.
·
Melaksanakan
diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan,
mislanya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
·
Memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan
dan ide-idenya.
·
Hal ini sangat
penting karena tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan
tidak fokus.
3)
Menutup diskusi
Akhir proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
·
Membuat
pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·
Me- review
jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan
balik untuk perbaikan selanjutnya.
c.
Kelebihan dan
Kelemahan Metode Diskusi
Ada bebrapa kelebihan metode diskusi manakala diterapkan dalam
kegiatan belajar-mengajar. (Majid Abdul, 2014: 200).
1)
Metode diskusi
dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan
dan ide-ide.
2)
Dapat memilih
untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap masalah.
3)
Dapat melatih
siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping
itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa
kelebihan, diskusi (dalam Majid Abdul, 2014: 205) juga memiliki beberpa
kelemahan seperti di bawah ini
1)
Sering terjadi
pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan
berbicara.
2)
Kadang-kadang
pembahasan diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)
Memerlukan
waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
4)
Dalam diskusi
sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung sehingga
dapat mengganggu iklim pembelajaran.
4.
Metode
Penugasan
Penugasan (dalam Majid Abdul, 2014: 209), adalah pemberian tugas oleh
guru kepada siswa yang tugas tersebut sesuai dengan kompetensi dan indikator,
materi pokok dan uraian tugas tersebut harus dikerjakan dengan waktu yang telah
ditetapkan.
a.
Langkah-langkah
Metode Penugasan
Jenis-jenis
tugas sangat banyak tergantung pada
tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas
lain-lain. Langkah-langkah menggunakan metode tugas (dalam Majid Abdul, 2014:
209) adalah sebagai berikut:
1)
Fase pemberian
tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan
yang akan dicapai, jenis tugas harus tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada
petunjuk yang dapat membantu dan sediaan waktu yang cukup.
2)
Langkah
pelaksanaan tugas
·
Diberikan
bimbingan/pengawasan oleh guru
·
Diberikan
dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
·
Diusahakan atau
dikerjakan oleh anak sendiri.
·
Mencatat semua
hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
3)
Fase
pertanggungjawaban tugas
Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
·
Laporan siswa
baik lisan/tulis dari apa yang telah dikerjakan
·
Ada tanya jawab
dan diskusi
·
Penilaian hasil
pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya.
5.
Metode Kerja
Kelompok
Metode kerja kelompok (dalam Majid Abdul, 2014: 211) mengandung
pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
(kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub
kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
a.
Perbedaan
individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen
dalam belajar.
b.
Perbedaan minat
belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang sama
c.
Pengelompokan
berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
d.
Pengelompokan
atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokan
dalam satu kelompok sehingga memudahkan kerja.
e.
Pengelompokan
secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor lain.
f.
Pengelompokan
atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaikanya dalam satu kelompok bersifat heterogen, baik dari segi
kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar
kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelomok yang baik dan ada
kelompok yang kurang baik). Jika dilihat dari segi proses kerjanya, kerja
kelompok dibagi menjadi dua, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka
panjang. Kelompok jangka pendek, artinya
jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu
saja. Jadi sifatnya insidental. Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam
kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode
tertentu sesuai dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan. (Majid Abdul, 2014:
212).
Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang harus dipertimbangkan
dalam kerja kelompok adalah:
a.
Perlu adanya
dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
b.
Pemecahan
masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang dipecahkan bersama, atau masalah
dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini
tergantung pada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c.
Persaingan yang
sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar.
d.
Situasi yang
menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.
6.
Metode
Demonstrasi
Demonstrasi (dalam Majid Abdul, 2014: 197) merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan.
Menurut Saiful Sagala (2005) dalam (Majid Abdul, 2014: 197) metode
demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata.
Sebagai suatu metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran
siswa hanya sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkrit. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan
untuk mendukungkeberhasilan strategi pembelajaran ekspositiri dan inkuiri.
a.
Langkah-langkah
Menggunakan Metode Demostrasi
1)
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan (dalam Majid Abdul, 2014: 198) ada
beberapa hal yang harus dilakukan:
·
Merumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·
Menyiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan
·
Melakukan uji
coba demonstrsi
2)
Tahap
pelaksanaan
a)
Langkah
pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan (dalam Majid Abdul, 2014: 198), ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya:
·
Mengatur tempat
duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
di demonstrasikan.
·
Mengemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·
Mengemukakan tugas-tugas
apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat
hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demostrasi.
b)
Langkah
pelaksanaan demonstrasi
·
Mulailah
demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir,
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yamng mendorong teka-teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi
·
Ciptakan
suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu,
c)
Langkah
mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau
tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan selanjutnya. (Majid Abdul, 2014: 199).
b.
Kelebihan dan
kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi (dalam Majid Abdul,
2014: 199), memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut:
1)
Melalui metode
demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa disuruh
langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2)
Proses
pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)
Dengan cara
mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan
antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akana lebih meyakinkan
kebenaran materi pembelajaran.
Selain beberapa kelebihan, metode demonstrasi (dalam Majid Abdul,
2014: 199), juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
a.
Metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang karena tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
b.
Demonstrasi
memerlukan peralatan , bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
denganm ceramah.
c.
Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu, demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran
siswa
B. Jenis-jenis
kegiatan pengalaman bermusik
1.
Kegiatan
Mendengarkan Musik (3 x 35 menit)
a.
Langkah-langkah
guru mrngajarkan kegiatan mendengarkan musik.
1)
Kegiatan awal (
10 Menit)
·
Mengajak semua
siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing
·
Mengecek daftar
hadir siswa
·
Menginformasikan
materi yang akan di pelajari bersama (mendengarkan Musik)
2)
Kegiatan inti (
80 menit)
Eksplorasi
·
Guru
menjelaskan materi mendengarkan musik (memilih lagu dan menyampaikan tujuan
pembelajaran)
·
Guru memperdengarkan
lagu (pelangi) lewat media audio elektronik
·
Guru
menyanyikannya kembali lagu anak-anak (pelangi-pelangi).
·
Siswa diminta
untuk menyimak lagu (pelangi).
·
Guru mendikte
lagu (pelangi) dan siswa menulisnya.
·
Siswa diminta
untuk menghafal lirik lagu yang ditulis
Elaborasi
·
Siswa diminta
untuk menganalisis lagu (pelangi)
·
Siswa diminta untuk
menuliskan dan menceritakan pesan dari lagu (pelangi)
Konfirmasi
·
Guru memberikan
penguatan atas materi yang telah disampaikan.
·
Guru melakukan
kegiatan bertanya terhadap materi yang telah disampaikan.
3)
Kegiatan akhir
(15 menit)
·
Guru menugaskan
siswa untuk mencari dan menuliskan satu lagu anak-anak
·
Guru menugaskan
siswa untuk menghafal lagu tersebut.
·
Guru menugaskan
siswa untuk menuliskan pesan dari lagu tersebut.
· Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
·
Mengajak semua
siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
2.
Kegiatan
Bernyanyi (3 x 35 menit)
a.
Langkah Guru
dalam mengajarkan kegiatan bernyanyi
1)
Kegiatan awal (10 menit)
·
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
·
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
·
Menginformasikan materi “bernyanyi lagu indonesia raya”
a)
Kegiatan Inti : (80 menit)
Eksplorasi
·
Guru mengajak siswa untuk mengamati lirik lagu lewat
media slide power point
·
Guru mengajak berbincang mengenai materi yang akan
dibahas kegiatan bernyanyi “menyanyikan lagu lndonesia Raya”
·
Guru memberikan gambaran hal-hal yang harus dilakukan
siswa mengenai kegiatan bernyanyi “ menyanyikan lagu Indonesia Raya”
·
Siswa diminta untuk mengamati lebih lanjut (lebih
cermat) lirik lagu lewat slide power point.
·
Guru menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
Elaborasi
·
Siswa menyanyikan kembali lagu “Indonesia Raya” secara
bersama-sama disertai tepukan sesuai irama.
·
Siswa diminta mengungkapkan perasaannya setelah
menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
·
Siswa menuliskan lirik lagu “Indonesia Raya” dan
menganalisnya
·
Siswa menuliskan pesan dari lagu “Indonesia Raya”
Konfirmasi
·
Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan bernyanyi
siswa
·
Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui ketercapaian materi)
·
Siswa tiap perkelompoknyadiminta untuk menyanyikan
lagu “Indonesia Raya”
·
Tiap perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan
pesan dari lagu indonesia raya
b) Kegiatan Akhir : 15 menit
1.
Bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi
kegiatan bernyanyi.
2.
Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui ketercapaian materi).
3.
Melakukan penilaian hasil belajar.
4.
Mengajak semua siswa berdoa.
3.
Kegiatan bermain alat musik (3 x 35 menit)
a.
Langkah-langkah guru mengajarkan kegiatan bermain alat
musik
1)
Kegiatan awal (10 menit)
·
Guru mengajak siswa untuk berdoa
·
Guru mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok,
siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
·
Guru mengemukakan tujuan yang harus dicapai siswa
·
Guru mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh siswa.
2)
Kegiatan inti (80 menit)
Eksplorasi
·
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “anak-anak
siapa yang suka memainkan alat musik pukul, tiup, berdawai dan keyboard?.
·
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai dengan pertanyaan
diatas.
·
Dalam kelompoknya, masing-maisng siswa mencoba untuk
memainkan alat musik pukul, tiup, berdawai, dan keyboard yang telah tersedia.
Elaborasi
·
Secara berkelompok, siswa berlatih memainkan alat
musik sesuai jenis alat musiknya.
·
Setiap kelompok memainkan alat musik sesuai jenisnya di depan kelas secara
bergantian.
Konfirmasi
·
Siswa bersama guru membahas tentang teknik permainan
alat musik dari jenis alat musik masing-masing tiap kelompok.
·
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
memainkan alat musik yang baik.
·
Guru dan siswa melakukan saling melakukan tanya jawab
mengenai cara memainkan alat musik
3)
Kegiatan akhir (15 menit)
·
Siswa diminta untuk bermain alat musik di rumah sesuai
dengan alat musik kelompoknya masing-masing.
·
Siswa diminta untuk memainkan alat musik sesuai dengan
pilihan lagunya.
·
Guru dan siswa menyimpulkan bersama mengenai materi
bermain alat musik yang telah dipelajari
·
Guru mengajak siswa untuk berdoa.
a.
Langkah-langkah guru dalam mengajarkan kegiatan
bergerak mengikuti musik.
1) Kegiatan awal (10 menit)
·
Guru mengajak siswa untuk berdoa
·
Guru mengatur tempat duduk siswa dan siswa dibagi ke
dalam 5 kelompok
·
Guru mengemukakan tujuan yang harus dicapai siswa
·
Guru mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh siswa.
2) Kegiatan inti (80 menit)
Eksplorasi
·
Guru memperlihatkan tayangan kegiatan menari
mengiringi musik.
·
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “anak-anak
siapa yang suka dan bisa menari mengiringi musik?”
·
Guru meminta salah satu siswa untuk memperagakan
kegiatan menari sederhana.
Elaborasi
·
Secara berkelompok, siswa berlatih melakukan gerakan
tari dengan iringan musik
·
Setiap kelompok melakukan tarian pendek dengan gerakan
spontan dengan diiringi lagu/musik.
·
Setiap kelompok menampilkan karya tari yang diiringi
dengan musik sederhana di depan siswa/kelompok lain
Konfirmasi
·
Siswa bersama guru membahas tentang teknik
bergerak/menari mengikuti musik
·
Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi
bergerak/menari mengikuti musik.
·
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
bergerak/menari mengikuti alunan musik.
3) Kegiatan akhir (15 menit)
·
Siswa perkelompoknya diminta untuk memilih satu
lagu/musik.
·
Siswa diminta untuk berlatih di rumah untuk menari
mengiringi alunan musik yang sesuai dengan pilihan masing-masing.
·
Guru dan siswa menyimpulkan bersama mengenai materi mengenai
bergerak/menari mengikuti lagu/musik
·
Guru mengajak siswa untuk berdoa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Metode Pengajaran Musik
a. Metode
Ceramah
Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran (dalam Majid
Abdul, 2014: 194). merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses
pembelajaran melalui cara penuturan.
b.
Metode Tanya Jawab
Tanya jawab (dalam Majid Abdul, 2014: 210), adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic
karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya
siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.
c. Metode
Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu masalah
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan (killen, 1998). dalam (Majid Abdul, 2014: 200).
d. Metode
Penugasan
Penugasan (dalam Majid Abdul, 2014: 209), adalah pemberian tugas oleh guru
kepada siswa yang tugas tersebut sesuai dengan kompetensi dan indikator, materi
pokok dan uraian tugas tersebut harus dikerjakan dengan waktu yang telah
ditetapkan.
e. Metode Kerja
Kelompok
Metode kerja kelompok (dalam Majid Abdul, 2014: 211) mengandung pengertian
bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok)
tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
f. Metode
Demonstrasi
Demonstrasi (dalam Majid Abdul, 2014: 197) merupakan metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan.
2.
Jenis-jenis
kegiatan pengalaman bermusik
a.
Langkah guru dalam mengajarkan:
1)
Kegiatan mendengarkan musik
2)
Kegiatan bernyanyi
3)
Kegiatan bermain alat musik
4)
Kegiatan bergerak mengikuti musik
B. Saran.
Saran yang ingin kami sampikan ialah untuk para calon guru dan para guru
untuk lebih memahami lagi mengenai metode-metode pembelajaran serta mengimplementasikanya ke
dalam proses pembelajaran terutama untuk pembelajaran seni musik agar
pembelajaran dapat berjalan sesuai efisien dan efektif sehingga pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik dan siswa akan lebih termotivasi
lagi untuk belajar seni musik serta dapat memperoleh pengetahuan seni musik
secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. (2014). Strategi Pembelajaran
. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Desyandri.(2009). Pembelajaran
Seni Musik Melalui Kegiatan Bernyanyi Pada Anak Kelas 1 SD, (Online), (http://www.wordpress.com, diakses 22 November 2014).
Menurut saya, judul makalah kurang relevan dengan pembahasan. Terutama jika ditilik dari masalah yang spesifik dibicarakan yakni metode pembelajaran seni musik. Pada pembahasan metode pembelajaran kurang berkaitan langsung dengan seni musik. Referensi yang digunakan juga kurang lengkap. Semoga bisa diperbaiki lagi
ReplyDelete