Sunday, 11 July 2021

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di sekolah pada umumnya cenderung sangat teoretik dan tidak terkait dengan lingkungan dimana anak berada. Akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah penyempurnaan yang mendasar konsisten dan sistematik, serta pendidikan perlu dikembalikan pada prinsip dasarnya yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, serta dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani menghadapi masalah yang terjadi tanpa rasa tertekan, mampu dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk memelihara diri sendiri, serta meningkatkan hubungan dengan tuhan yang Maha Esa,masyarakat dan lingkungannya. Maka dari itu bahwa sangat diperlukan pola pendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekali peserta didik dengan kecakapan hidup,yang secara integratif memadukan kecakapan generik dan spesifik untuk memecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Pendidikan harus fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,sehingga tidak sekedar merupakan penumpukkan pengetahuan yang tidak bermakna,tetapi pendidikan harus diarahkan untuk kehidupan anak didik dan tidak berhenti pada penguasaan materi pelajaran saja.


Berdasarkan permasalahan diatas, makalah ini akan membahas tentang konsep dasar pendidikan kecakapan hidup yang meliputi pengertian,tujuan,manfaat pendidikan kecakapan hidup, prinsip pendidikan kecakapan hidup,klasifikasi,dan pengembangan pembelajaran kecakapan hidup.

B.     Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

1.      Bagaimana konsep dasar pendidikan kecakapan hidup?

2.      Bagaimana prinsip pendidikan kecakapan hidup?

3.      Bagaimana klasifikasi pendidikan kecakapan hidup?

4.      Bagaimana pengembangan  pembelajaran pendidikan kecakapan hidup ?

C.    Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang akan di bahas, tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar pendidikan kecakapan hidup

2.      Untuk mengetahui bagaimana prinsip pendidikan kecakapan hidup

3.      Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi pendidikan kecakapan hidup

4.      Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education )

1.      Konsep Dasar Pendidikan Kecakapan Hidup

Depdiknas menyebutkan kecakapan hidup menurut  konsepnya, dapat dibagi menjadi dua jenis utama,yaitu:

1)      Kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill/GLS)

 Yaitu yang mencakup kecakapan personal (personal skill/PS) dan kecakapan sosial (social skill/SS). Kecakapan personal mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill), sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama(collaboration skill).

2)      Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS)

Yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu,yang mencakup intelektual dan kecakapan vokasioanal. (vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran, sehingga mencakup kecakapan mengidentifikasi variabel dan hubungan antara satu dengan lainnya (identifying variables and describing relationship among them), kecakapan merumuskan hipotesis (constructing hypotheses), dan kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian (designing and implementing a research), kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional mencakup vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).

Text Box: 3Berdasarkan konsep diatas, kecakapan hidup (life skill) adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikan berorientasi kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang warga masyarakat maupun sebagai warga negara. Apabila hal tersebut dapat dicapai, maka ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.

2)      Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup

Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian pendidikan kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif.

Barrie Hopson dan Scally mengemukakan bahwa “kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok maupun sistem dalam menghadapi situasi tertentu.

Sementara Brolin mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3) disebutkan bahwa : Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, sosial, intelektual, dan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang di dalamnya termasuk fisik dan mental serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.

Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup bervariasi disesuaikan dengan kondisi peserta didik,lingkungan sekitar dan kapasitas kemampuan sekolah menyangkut kemampuan guru,sarana dan prasarana serta kondisi finansial. Pendiddikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra atau ekstrakulikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik  sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. 

Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan di kemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri.  

3)      Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup

         Secara umum tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrah, yaitu mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang. Sedangkan secara khusus pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk: (1) mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, (2) memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karier peserta didik,(3) memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,(4) memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas,dan (5) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

         Sedangkan menurut Slamet PH bahwa tujuan utama pendidikan kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu,sanggup,dan terampil menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dimasa mendatang. Esensi dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata,baik preservatif maupun progresif. Lebih spesifiknya,tujuan pendidikan kecakapan hidup dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) memberdayakan aset kualitas batiniyah,sikap,dan perbuatan lahiriyah peserta didik melalui pengenalan (logos),penghayatan (etos) dan pengalaman (patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangannya. (2) memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir yang dimulai dari pengenalan diri,eksplorasi karir, dan penyiapan karir,(3) memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus. (4) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan manajemen berbasis sekolah dengan mendorong peningkatan kemandirian sekolah,pasrtisipasi stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah,(5) memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari,misalnya kesehatan mental dan fisik,kemiskinan, kriminal, pengangguran, lingkungan sosial dan fisik, narkoba, kekerasan, dan kemajuan iptek.

Tujuan khusus pembelajaran kecakapan hidup ( life skills) adalah:

1)      Menyajikan kecakapan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai teknik yang memadai bagi siswa

2)      Mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan masyarakat masa kini dan memenuhi kebutuhan dimasa mendatang

3)      Mengembangkan kemampuan membantu diri dan kecakapan hidup agar setiap siswa dapat mandiri

4)      Memperluas pengetahuan dan kesadaran siswa mengenai sumber-sumber dalam masyarakat

5)      Mengembangkan kecakapan akademik yang akan mendukung kemandirian setiap siswa

6)      Mengembangkan kecakapan pra-vokasional dan vokasional dengan memfasilitasi latihan kerja dan pengalaman bekerja dimasyarakat

7)      Mengembangkan kecakapan untuk memanfaatkan waktu senggang dan melakukan rekreasi

8)      Mengembangkan kecakapan memecahkan masalah untuk membantu siswa melakukan pengambilan keputusan masa kini dan masa depan.

         Untuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan hidup, peran guru sangat penting sebagai pelaksana kurikulum, fasilitator dan motivator bagi siswa melalui kegiatan belajar mengajar disekolah sehingga siswa memiliki bekal kompetensi untuk bekerja dan bermasyarakat dalam mengarungi kehidupan. Kurikulum sebagai petunjuk untuk mencapai tujuan pembelajaran dan membawa peserta didik mencapai kompetensi tertentu sesuai standar kompetensi yang ditetapkan.

4)      Manfaat pendidikan kecakapan hidup

Pendidikan kecakapan hidup memberikan manfaat pribadi untuk peserta didik dan manfaat sosial untuk masyarakat. Manfaat untuk peserta didik yaitu pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kualitas berpikir, kualitas kalbu, dan kualitas fisik. Peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan pilihan-pilihan dalam kehidupan individu, misalnya karir, penghasilan, pengaruh, prestise, kesehatan jasmani dan rohani, peluang, pengembangan diri, kemampuan kompetitif, dan kesejahteraan pribadi.

Untuk masyarakat, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kehidupan yang maju dan madani dengan indikator-indikator adanya: peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan perilaku destruksif sehingga dapat mereduksi masalah-masalah sosial, dan pengembangan masyarakat yang secara harmonis mampu memadukan nilai-nilai religi, teori, solidaritas, ekonomi, kuasa dan seni (cita rasa).

B.     Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup

Keempat dimensi kecakapan hidup secara berkelanjutan harus dimiliki oleh peserta didik sejak TK hingga sekolah menengah, dan bahkan perguruan tinggi sekalipun. Akan tetapi dalam praktik pengembangannya, penekanan pendidikan kecakapan hidup tetap mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan. Kecakapan hidup pada TK dan sekolah dasar (SD) berbeda dengan sekolah menengah pertama (SMP), demikian pula kecakapan hidup pada sekolah menengah pertama berbeda dengan sekolah menengah atas (SMA), bergantung kepada tingkat perkembagan psikologis dan fisiologis peserta didik. Gambar berikut ini merupakan contoh dominasi pendidikan kecakapan hidup pada jenis/jenjang pendidikan TK/SD/ SMP, SMA, dan SMK.

Oval: Kecakapan 
Vokasional

Oval: Kecakapan Akademik

Dominasi Pendidikan Kecakapan Hidup

SMA                                                                                              SMK

 

Oval: Kecakapan 
Generik

 

                                               

 

TK/SD/SMP

 

C.    Klasifikasi Pendidikan Kecakapan Hidup

Departemen pendidikan nasional membagi kecakapan hidup (life skill) menjadi empat jenis,yaitu:

1.      Kecakapan personal (personal skills) mencakup (1) kesadaran diri dan (2) berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri dibedakan menjadi dua, yaitu: satu kesadaran akan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan, dua kesadaran akan potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.

(1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk melihat sendiri potret dirinya

Pada tataran yang lebih rendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya, kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, peserta didik akan semakin memahami posisi drinya di lingkungan kelasnya, sekolahnya, desanya, kotanya, dan seterusnya, minat, bakat, dan sebagainya.

(2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam menggunakan rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, dan mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu memecahkan masalah secara tepat dan baik. Pada jenjang pendidikan menengah (SMP dan SMA) ketiga kecakapan tersebut jauh lebih kompleks ketimbang dengan tingkat sekolah dasar (SD). Sebagaimana diketahui bahwa dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kemampuan berpikir mengambil keputusan secara cerdas dan memecahkan masalah secara baik dan tepat menjadi isu utama dalam pembelajaran kecakapan hidup pada peserta didik sekolah menengah.

2.      Kecakapan sosial (social skills)

Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama,yaitu (1) kecakapan berkomunikasi,dan (2) kecakapan bekerjasama.

(1)   Kecakapan berkomunikasi

Kecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak dapat menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi secara lisan adalah sangat penting, maka perlu ditumbuh kembangkan sejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secara tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, dan aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain.

(2)   Kecakapan bekerjasama

Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja dalam kelompok adalah adanya kerjasama. Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerjasama yang dimaksudkan adalah bekerjasama adanya saling pengertian dan membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik, hal ini agar peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat komunitas yang harmonis.

3.      Kecakapan Akademik (academic skills)

Kecakapan akademik seringkali disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain yaitu kecakapan mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu,merumuskan hipotesis,merancang dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah,kritis, obyektif, dan transparan.

4.      Kecakapan Vokasional (vocational skills)

Kecakapan ini seringkali disebut dengan kecakapan kejuruan, artinya suatu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat atau lingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional lebih cocok untuk peserta didik yang menekuni pekerjaan yang mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada kecakapan berpikir ilmiah. Namun bukan berarti peserta didik SMP dan SMA  tidak layak untuk menekuni bidang kejuruan seperti itu. Misalnya merangkai dan mengoprasikan komputer. Kecakapan vokasional memiliki dua bagian,yaitu : kecakapan vokasional dasar dan kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan tertentu seperti halnya pada peserta didik di SMK. Kecakapan dasar vokasional bertalian dengan bagaimana peserta didik menggunakan alat sederhana, misalnya: obeng, palu, melakukan gerak dasar,dan membaca gambar sederhana. Kecakapan ini terkait dengan sikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat waktu yang mengarah kepada perilaku produktif. Sedangkan vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Misalnya pekerja montir, apoteker, tukang, tehnisi, atau meramu bagi yang menekuni pekerjaan tata boga, dan sebagainya.

D.    Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup  

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sangat ditentukan oleh program atau rancangan yang disusun sekolah dan kreativitas guru dalam merumuskan dan menentukan metode pembelajarannya.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan program pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar

2. Mengidentifikasi bahan kajian atau materi pembelajaran

3. Mengembangkan indikator

4.Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermuatan kecakapan

   hidup

5.    Menentukan bahan,alat atau sumber yang digunakan

6.      Mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek kecakapan hidup

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

         Menurut  konsepnya, pendidikan kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:Kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill/GLS) dan Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS). Pengertian pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Secara umum tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrah, yaitu mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang. 

         Prinsip pendidikan kecakapan hidup yaitu keempat dimensi kecakapan hidup secara berkelanjutan harus dimiliki oleh peserta didik, pada jenjang SMA lebih menekankan pada kecakapan akademik,SMK lebih menekankan pada kecakapan vokasional,sedangkan TK,SD,SMP lebih menekankan pada kecakapan generik.

         Klasifikasi pendidikan kecakapan hidup dibagi menjadi empat yaitu, pertama Kecakapan personal (personal skills) mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional. Kedua Kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi,dan kecakapan bekerjasama. Ketiga kecakapan akademik (academic skills), Keempat kecakapan vokasional (vocational skills).

         Pengembangan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup   sangat ditentukan oleh program atau rancangan yang disusun sekolah dan kreativitas guru dalam merumuskan dan menentukan metode pembelajarannya.


B.     Saran

Sebaiknya guru dan calon guru dalam upaya menunjang keberhasilan siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang  berkaitan dengan pendidikan kecakapan hidup (life skill), hendaknya tetap ada komunikasi antara guru dan siswa, dimana guru dapat memberikan arahan atau motivasi untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya, sehingga adanya keberanian dalam mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya serta dapat menjadikan bekal dalam kehidupannya kelak.


 

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.(2012).”Pengembangan model pendidikan kecakapan hidup”.Pusat       Kurikulum Balitbang Depdiknas,6-13.

Irvan.(2012).Pendidikan Kecakapan Hidup.(Online).Tersedia:

http://irvan-solitario.blogspot.co.id/2011/12/pendidikan-kecakapan-hidup.html.(21 November 2015)

Mufidatul.(2012).Pendidikan Kecakapan Hidup.(Online).Tersedia:

http://www.infodiknas.com/pendidikan-kecakapan-hidup-konsep-dasar-2.html. (21 November 2015).

Nadriyah Rosidatun.(2012).Pengembangan Kecakapan Hidup.(Online).Tersedia:

Text Box: 15http://rossypunya.blogspot.co.id/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html(21 November 2015).

Saturday, 10 July 2021

RPP IPA KELAS IV Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

 

Satuan Pendidikan                  : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran                        : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester                        : IV / 2

Alokasi waktu                         : 2 X 35 Menit


A.    Standar Kompetensi

3. Menggolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya


B.     Kompetensi Dasar

3.2. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya


C.     Indikator

-        Menjelaskan hewan berdasarkan jenis makanannya

-        Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya


D.    Tujuan Pembelajaran

-       Setelah memperhatikan/menganalisa gambar yang berkaitan dengan kompetensi dasar siswa diharapkan dapat menjelaskan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan tepat.

-       Setelah melakukan diskusi bersama kelompok masing-masing siswa diharapkan dapat menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan tepat.


E.     Materi Pembelajaran

Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya


F.      Sumber

Media: Gambar hewan pemakan tumbuhan, daging dan pemakan segala

Buku: SD, Ikhwan. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 4: Untuk SD/MI

Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.


G.    Model Pembelajaran

Pendekatan: Contextual Teaching and Learning

Model: Example and Non Example

Teknik: Kelompok, diskusi, tanya jawab


H.    Kegiatan Pembelajaran

1.    Kegiatan Pembuka (5 menit)

a.    Guru mengucapkan salam, mengajak berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

b.    Guru menanyakan siswa yang tidak hadir.

2.    Kegiatan Inti (60 menit)

a.    Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.

b.    Guru menampilkan/menempelkan gambar di papan tulis.

c.    Guru memberikan apersepsi.

d.   Siswa memperhatikan dan menganalisa gambar yang ada di papan tulis.

e.    Setelah menganalisa gambar, siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing.

f.     Setiap kelompok mengerjakan LKS yang diberikan guru.

g.    Setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi (LKS) oleh perwakilan dari kelompok tersebut.

h.    Siswa melakukan tanya jawab.

i.      Guru memberikan penjelasan tentang materi menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

j.      Siswa mampu menjelaskan dan menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

3.    Kegiatan Penutup

a.       Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran tentang menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

b.      Guru memberikan PR kepada siswa.

c.       Berdo’a.


I.       Penilaian

Jenis: Tes

Bentuk: Tulisan

Ragam: Soal

 

 

Soal:

1.      Sebutkan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya!

2.      Apa yang dimaksud dengan herbivora, karnivora, dan omnivora? Sebutkan contonya!

3.      Hewan yang memiliki gigi taring termasuk dalam golongan?

4.      Hewan pemakan tumbuhan disebut?

5.      Ayam dan tikus termasuk golongan hewan?

 

Kunci Jawaban:

1.      Herbivora, Karivora, dan Omnivora

2.      - Herbivora yaitu hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan, contohnya sapi, kambing, kelinci, dll.

- Karnivora yaitu hewan yang memakan daging atau hewan lain, contohnya harimau, serigala, burung elang, dll.

- Omnivora yaitu hewan yang memakan segala, contohnya babi, beruang, ayam, dll.

3.  Karnivora

4.  Herbivora

5.  Omnivora

 

Kriteria Penilaian:

Masing-masing soal nilai 0-20

Skor ideal                                     5 X 20=100