BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di
dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan
kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen
pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar,
metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan
kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan
untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana guru melakukan kegiatan manajemen
kelas untuk meningkatkan kualitas pendidikan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui guru melakukan kegiatan
manajemen kelas untuk meningkatkan kualitas pendidikan?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen
berasal dari kata dalam bahasa inggris “management”,
dengan kata kerja “to manage” yang
secara umum berarti mengurusi, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina
atau memimpin; kata benda “Management”, dan
“manage” berarti orang yang
melakukan kegiatan manajemen.
Kelas dalam
perspektif pendidikan dapat dipahami sebagai sekelompok peserta didik yang
berada pada waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, serta bersumber dari
guru yang sama.
Menurut Mulyasa
(2006:91) manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran.
Menurut Nawawi
(Djamrah 2006:177) menyatakan bahwa manajemen kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan
yang seluas-luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan terarah.
Dari berbagai
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen kelas
adalah usaha sadar untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan
serta melaksanakan pengawasan serta supervisi terhadap program dan kegiatan
yang ada di kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
sistematis, efektif, dan efisien segala potensi peserta didik mampu
dioptimalkan.
2.2 Prinsip-prinsip Manajemen Kelas
Prinsip-prinsip
manajemen kelas yang dikembangkan oleh Djamrah (2006:185) terdiri dari:
1.
Hangat dan
Antusias
Hangat dan antusias
diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan akrab dengan anak
didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan
berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata,
tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah
anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku
yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media
atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik
mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan media merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.
4.
Keluwesa
Keluwesan tingkah laku guru
untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya
gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5.
Penekanan
pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam
mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif, dan
menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran
guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar
mengajar.
6.
Penanaman
disiplin diri
Tujuan akhir dari
pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.
Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin
diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian
diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal
bila ingin anak didiknya iku disiplin berdisiplin dalam segala hal.
2.3 Tujuan Manajemen Kelas
1.
Memudahkan kegiatan belajar bagi peserta didik.
2.
Mengatasi hambatan-hambatan interaksi dalam
kelas.
3.
Mengatur berbagai fasilitas belajar.
4.
Membina dan membimbing peserta didik sesuai
budaya dan latar belakang peserta didik.
5.
Mengenali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik.
6.
Menciptakan rasa sosial yang baik di dalam
kelas.
7.
Membantu siswa dapat belajar dengan tertib.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pentingnya Guru Menguasai Manajemen Kelas
untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Manajemen sangat
penting untuk diimplementasikan dalam kegiatan di dalam kelas. Kebutuhan
terhadap manajemen di kelas, bukan hanya karena kebutuhan akan efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran melalui pengoptimalan fungsi kelas, namun lebih
dari itu, manajemen di dalam kelas merupakan respon terhadap semakin
meningkatnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai dari ruang
kelas. Di ruang kelas, guru dituntut untuk mampu menghasilkan peserta didik
yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Kedudukan guru
sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran
sesuai dengan prinsip profesionalisme untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap
warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, hendaknya guru mempunyai beberapa aspek
sebagai berikut:
3.1.1
Keterampilan
Dasar Mengajar Guru
1.
Keterampilan
Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh
seorang guru karena hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan
pertanyaan dan kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban yang
diberikan peserta didik. Dengan menerapkan keterampilan bertanya yang efektif
dan efisien dalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berpikir, memperoleh dan memperluas pengetahuan serta meningkatkan
motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen yang harus dikuasai dan
dipahami guru dalam upaya pencapaian tujuan mengajukan pertanyaan dalam
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:
a.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dipahami peserta.
b.
Memberikan acuan yang memungkinkan
peserta memakai serta mengolah informasi itu untuk menemukan jawaban pertanyaan
dan membantu anak tetap mengarahkan pikirannya pada tema pembelajaran.
c.
Memusatkan perhatian, pertanyaan
yang diajukan biasanya menggiring pada persoalan atau pokok bahasan.
d.
Memindahan giliran, cara ini dapat
mempertinggi perhatian dan interaksi antar peserta didik karena tiap peserta
didik harus memperhatikan jawaban temannya.
e.
Penyebaran pertanyaan dilakukan
untuk melibatkan peserta sebanyak-banyaknya dalam kegiatan pembelajaran.
f.
Pemberian waktu berpikir perlu
diberikan beberapa detik agar peserta mempunyai kesempatan untuk berpikir
sebelum seorang peserta diminta untuk menjawabnya.
2.
Keterampilan
Memberi Penguatan
Tujuan pemberian penguatan dalam
kegiatan pembelajaran antara lain:
a.
Meningkatkan perhatian peserta
didik.
b.
Membangkitkan dan memelihara
motivasi peserta didik.
c.
Memudahkan mereka belajar.
d.
Mengontrol dan memodifikasi tingkah
laku yang kurang positif serta.
e.
Mendorong munculnya tingkah laku
yang positif dan produktif.
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk berikut:
a.
Verbal, yaitu berupa kata-kata atau
kalimat pujian, seperti: bagus, tepat sekali, hebat atau ”pekerjaanmu rapi
sekali”.
b.
Non verbal, misalnya berupa mimik
dan gerakan badan, bergerak mendekati, dengan sentuhan, anggukan, token
(pemberian sesuatu dengan simbol atau benda-benda kecil) dan kegiatan yang
menyenangkan.
3.
Keterampilan
Melakukan Variasi
Variasi dalam kegiatan pembelajaran
adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi peserta didik didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Manfaat
keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diantaranya sebagai
berikut:
a.
Menimbulkan dan meningkatkan
perhatian.
b.
Memberi kesempatan pada peserta
didik untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi tentang hal-hal baru.
c.
Memupuk tingkah laku yang positif
bagi guru dan sekolah dengan berbagai cara pembelajaran yang lebih hidup.
d.
Memberi kesempatan pada peserta
didik memperoleh dan mengikuti kegiatan belajar dengan cara yang disenanginya.
e.
Lebih meningkatkan keterlibatan
peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang menarik dan terarah.
Komponen-komponen
dalam keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut:
a.
Variasi dalam gaya mengajar guru
b.
Variasi dalam penggunaan media dan bahan
belajar
c.
Variasi pola interaksi dan kegiatan
peserta didik
4.
Keterampilan
Menjelaskan
Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering
dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran,
menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan
yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh
peserta didik. Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
5.
Keterampilan
Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengambil keputusan atau memecahkan
suatu masalah.
Penggunaan kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran
memungkinkan peserta didik untuk:
a.
Berbagi informasi dan pengalaman
dalam memecahkan masalah.
b.
Meningkatkan pemahaman.
c.
Meningkatkan keterlibatan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan.
d.
Mengembangkan kemampuan berpikir dan
berkomunikasi.
e.
Membina kerja sama dan bertanggung
jawab.
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh
pemimpin diskusi kelompok kecil (guru) adalah:
a.
Memusatkan perhatian peserta didik
b.
Memperjelas masalah atau urun
pendapat.
c.
Menganalisis pandangan peserta
didik.
d.
Meningkatkan partisipasi peserta
didik.
e.
Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi.
f.
Menutup diskusi (merangkum hasil
diskusi, tindak lanjut, mengajak peserta untuk menilai hasil diskusi)
6.
Keterampilan
Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya
proses pembelajaran yang selalu serasi dan efektif.
Komponen keterampilan mengelola kelas yang harus
dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut.
a.
Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan belajar yang optimal yang dapat dilakukan dengan
cara:
1)
Menunjukkan sikap tanggap.
2)
Membagi perhatian secara visual dan
verbal.
3)
Memusatkan perhatian kelompok.
4)
Memberi petunjuk yang jelas.
5)
Menegur secara bijaksana (tegas dan
jelas bukan berupa ocehan/peringatan) dan membuat aturan.
6)
Memberikan penguatan bila perlu.
b.
Keterampilan yang berhubungan dengan
pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan
respon guru terhadap respon peserta didik yang berkelanjutan, seperti: adil,
menandai dan menghentikan perilaku yang menyimpang, memberi penguatan. Beberapa
prinsip yang perlu diingat dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas,
yaitu:
1)
Kehangatan dan keantusiasan dalam
melaksanakan pembelajaran dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2)
Penggunaan kata-kata atau tindakan
yang dapat menantang peserta didik untuk berpikir.
3)
Penggunaan berbagai variasi yang
dapat menghilangkan kebosanan.
4)
Keluwesan guru dalam melaksanakan
pembelajaran perlu ditingkatkan.
5)
Penekanan pada hal-hal yang positif,
penanaman disiplin diri sendir
3.1.2
Kegiatan
dalam Manajemen Kelas
Dalam manajemen kelas, guru melakukan sebuah proses
atau tahapan kegiatan yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi, sehingga apa yang dilakukannya merupakan satu kesatuan yang utuh
dan saling terkait.
Kegiatan dalam manajemen kelas meliputi dua kegiatan
yang secara garis besar terdiri dari:
1.
Pengaturan Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang melakukan kegiatan
atau aktivitas di kelas yang ditempatkan sebagai objek dan arena perkembangan
ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka peserta didik bergerak kemudian
menduduki sebagai subjek. Artinya peserta didik bukan barang atau objek yang
hanya dikenai akan tetapi juga objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk
bergerak.
Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian
tujuan tidak sembarang, artinya dalam hal ini fungsi guru tetap memiliki
proporsi yang besar untuk dapat membimbing, mengarahkan, serta memandu setiap
aktivitas yang harus dilakukan peserta didik. Peserta didik diberikan
kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan
keinginannya.
2.
Pengaturan Fasilitas
Aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun peserta
didik di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi fisik
lingkungan kelas. Oleh karena itu, lingkungan fisik kelas berupa sarana dan
prasarana harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi di ruang
kelas, sehingga harmonisasi kehidupan di kelas dapat berlangsung dengan baik.
Kriteria minimal yang perlu diciptakan di kelas adalah
aman, memiliki nilai estetis, bersih, sehat, dan nyaman, selain itu fasilitas
yang ada di kelas dapat diatur dengan baik sehingga dapat memiliki nilai guna
ynag optimal.
Pengaruk fisik di kelas diarahkan untuk meningkatkan efektifitas belajar peserta didik sehingga peserta didik merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik. Pengaturan peserta didik dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
BAB IV
KESIMPULAN
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, guru hendaknya memahami aspek-aspek penting dalam manajemen kelas serta mempunyai keterampilan dasar mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan begitu kualitas pendidikan akan semakin meningkat dan menghasilkan peserta didik yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Karwati, Euis dan Priansa, D.J. (2014). Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta.