Thursday, 29 July 2021

KOMPONEN PENDIDIKAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Bidang pendidikan termasuk rumpun ilmu perilaku, khususnya suatu rumpun ilmu yang mengkaji aktivitas manusia. Dalam kaitan ini, lingkup kajian aktivitas manusia sangatlah luas, yakni mencakup aktivitas manusia sebagai individu atau kelompok, sebagai kesatuan etnis, bangsa atau ras,dalam lingkup geografis, administratif atau sosial budaya, dalam satuan organisasi, institusi pemerintahan, berkenaan dengan kegiatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, keamanan, keagamaan, serta kesejahteraan masyarakat.

  1. Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian komponen pendidikan karakter?

2.      Apa saja macam- macam komponen pendidikan karakter?

3.      Bagaimana hubungan timbal balik antar komponen pendidikan karakter?

  1. Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian komponen pendidikan karakter.

2.      Mengetahui macam-macam komponen pendidikan karakter.

3.      Mengetahui hubungan timbal balik antar komponen pendidikan karakter.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Pengertian Komponen Pendidikan Karakter

Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan karakter berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan karakter, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan karakter diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.

  1. Komponen Pendidikan Karakter

Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik, komponen-komponen itu yakni:

1.      Tujuan Pendidikan

Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat (Syaifulah,1981). Langeveld mengemukakan bahwa pandangan hidup manusia menjiwai tingkah laku perbuatan mendidik. Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Langeveld mengemukakan jenis-jenis tujuan pendidikan terdiri dari tujuan umum, tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tujuan kebetulan dan tujuan perantara. Pembagian jenis-jenis tujuan tersebut merupakan tinjauan dari luas dan sempit tujuan yang ingin dicapai. Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari :

a.        Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945)

b.      Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional)

c.        Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah)

d.      Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajran atau   kuliah)

e.    Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
Denga

Dengan demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai guru dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

2.      Peserta Didik

Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa. Mendasarkan pada pemikiran tersebut di atas maka pembahasan peserta didik seharusnya bermuara pada dua hal tersebut di atas.

Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau sikap anak didik dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut:

Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Anak memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan bimbingan baik jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam pendidikan ia mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan mendidik. Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah,

Amstrong (1981) mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar belakang budaya masyarakat peserta didik? Bagaimanakah tingkat kemampuan anak didik? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik disekolah ? dan bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah? Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak didik.

3.      Pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Maka munculah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah :

a)        Orang dewasa

Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh Syaifullah adalah sebagai berikut :

1.        manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap

2.        manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu, termasuk cita-cita untuk mendidik

3.       manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri atau perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri.

4.      manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh inisiatif.

5.        manusia yang telah mencapai umur kronologis paling rendah 18 tahun.

6.        manusia berbudi luhur dan berbadan sehat

7.        manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga

8.        manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat.

   b)  Orang tua

Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan berlandaskan pada hubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa semua orang tua adalah pendidik, namun tidak semua orang tua mampu melaksanakan pendidikan dengan baik. sehingga kemampuan untuk menjadi orang tua sama sekali tidak sejajar dengan kemampuan untuk mendidik.

 

c)   Guru/pendidik

Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.

Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.

         d)     Pemimpin Kemasyarakatan, dan Pemimpin Keagamaan

Selain orang dewasa, orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerohanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.

4.      Interaksi Edukatif Pendidik dan Anak Didik

Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi pendidik dengan anak didik bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut mungkin berupa tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan, dan metode pendidikan. Pendidikan berdasarkan kewibawaan dapat dicontohkan dalam peristiwa pengajaran dimana seorang guru sedang memberikan pengajaran, diantara beberapa murid membuat suatu yang menyebabkan terganggunya jalan pengajaran. Kemudian guru tersebut memberikan peringatan atau menegur, maka beliau ini telah melaksanakan tindakan berdasarkan kewibawaan. Dengan demikian tindakan berdasarkan kewibawaan yaitu bersumber dari orang dewasa sebagai pendidik, untuk mencapai tujuan pendidikan (tujuan kesusilaan, sosial dan lain-lain) (Syaifullah, 1982). Alat pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan oleh pendidik yang bertujuan untuk melaksanakan tugas mendidik Penggunaan alat pendidikan itu bukan hanya soal teknis, melainkan mempunyai sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat tersebut. Pendidik yang menggunakan alat itu hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan tujuan yang teerkandung dalam alat itu. Penggunaan dan pelaksanaan alat itu hendaknya betul-betul timbul atau terbit dari pribadi yang menggunakan alat itu (pendidik). Adapun alat pendidikan itu seperti nasihat, teguran, hukuman, ganjaran, dan perintah. Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik yaitu metode diktatoral metode liberal dan metode demokratis (Suwarno, 1981). Metode diktatoral bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembagan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor diluar manusia, sehingga pendidikan bersifat maha kuasa. Sikap ini menimbulkan sikap diktator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya. Metode liberal bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar atau kodrat ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Biarkanlah anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas atau liberal. Metode demokratis bersumber dari teori konvergensi yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Di dalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Di sini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan. Ki Hadjar Dewantoro melahirkan asas pendidikan yang sesuai dengan metode demokratis, yaitu Tut Wuri Handayani, ing madyo mangun karsa, ing ngarsa asung tulada artinya pendidik itu kadang-kadang mengikuti dari belakang, kadang-kadang harus ditengah-tengah berdampingan dengan anak dan kadang-kadang harus didepan untuk memberi contoh atau tauladan.

5.      Isi Pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam isi pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan sosial, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan pendidikan jasmani

6.      Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat di mana suatu pendidikan dilaksanakan. Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan sosial anthropologis, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan iklim geographis.

  1. Hubungan Timbal Balik antar Komponen Pendidikan

Keseluruhan komponen-komponen Pendidikan Karakter di atas merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses pendidikan karakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Input mentah (raw input), yaitu peserta didik, Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan karakter. Sehingga dalam pencapaian tujuan pendidikan secara optimal dapat ditempuh melalui proses berkomunikasi yang intensif.

 


BAB III

PENUTUP

 

  1. KESIMPULAN

Komponen pendidikan karakter merupakan bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan.

Berbagai jenis input pendidikan terseleksi dan akan membentuk komponen-komponen pendidikan karakter, yaitu Tujuan Pendidikan, Peserta Didik, Pendidik, Interaksi Edukatif Pendidik dan Anak Didik, Isi Pendidikan, dan Lingkungan pendidikan. Dan komponen-komponen pendidikan karakter di atas saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hadisusanto,Dkk. 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY press

Lukman. 2010. Komponen Pendidikan. Online:

http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/komponen-pendidikan.html

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RPP Kelas 4 Semester 2 Aktivitas Ekonomi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

 

SATUAN PENDIDIKAN     : SDN MEKARJAYA V

MATA PELAJARAN            : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KELAS/SEMESTER            : IV/2

                        ALOKASI WAKTU              : 2 x 35 MENIT

 

 

A.    STANDAR KOMPETENSI

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan   provinsi

B.     KOMPETENSI DASAR

      2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya                                      

C.     INDIKATOR

1.      Menyebutkan bentuk-bentuk aktivitas ekonomi  

2.      Membuat daftar pemanfaatan sumber daya alam dan potensi daerah untuk aktivititas ekonomi

3.      Melaporkan aktivitas ekonomi yang  berkaitan dengan sumbe daya alam

D.    TUJUAN PEMBELAJARAN

1.      Melalui diskusi, siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk aktivitas ekonomi  dengan benar

2.      Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan  bentuk-bentuk aktivitas ekonomi  dengan benar.

3.    Melalui diskusi, siswa dapat membuat daftar pemanfaatan sumber daya alam dan potensi daerah untuk aktivititas ekonomi

4.     Melalui diskusi, siswa dapat Melaporkan aktivitas ekonomi yang  berkaitan dengan sumbe daya alam

E.     MATERI AJAR

1.      Aktivitas-aktivitas ekonomi (Terlampir)

2.      Sumber daya alam (Terlampir)

F.      METODE PEMBELAJARAN

·         Pendekatan                : Kooperatif

·         Model/Metode           : STAD

·         Teknik                        : Tanya jawab, Ceramah, Demonstrasi, Diskusi,

                                            dan penugasan

G.    Kegiatan Pembelajaran  :

1. Kegiatan Awal (10 Menit)

·         Mengajak siswa berdoa sebelum KBM dimulai

·         Mengecek kehadiran siswa

·         Guru melakukan  apresiasi berupa tanya jawab mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi yang ada di lingkungannya

“Anak-anak kenapa manusia melakukan aktivitas ekonomi?”

“Aktivitas ekonomi apa yang pernah kalian lihat?”

·         Guru menyampaikan TPK. (Tujuan Pembelajaran Khusus)

·         Mengkondisikan kelas ( siswa dibagi menjadi beberapa kelompok)

        2. Kegiatan Inti (50 Menit)

·         Guru mendemonstrasikan pengetahuan secara sekilas mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam kepada siswa

·         Guru membagikan LKS kepada siswa dalam kelompok

·         Tiap siswa dalam kelompok mengerjakan LKS

·    Guru mengecek pemahaman siswa lewat tes tulis mengenai materi aktivitas-aktivitas ekonomi dan sumber daya alam

·         Guru memeriksa hasil kerja siswa dan melakukan penghitungan skor

·         Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

     3. Kegiatan Akhir (10 Menit)

·         Memberikan Tindak lanjut berupa PR

·         Guru dan siswa menyimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari

·         Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing

H.  Penilaian

Jenis          : Tes dan Non tes

Bentuk      : Tes tulis

·         Tes tertulis

Kerjakan di buku tugasmu!

A. Pilihlah dengan cara menyilang (X) huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!

1. Di bawah ini yang termasuk pada aktivitas produksi adalah ............

a.       Pertanian

b.      Distribusi

c.       Membeli Makanan

d.      Perdagangan

2. Bahan baku industri genteng dan keramik adalah ....

a.       tepung terigu

b.      kayu lapis

c.       serat kapas

d.      tanah liat

3. Kegiatan sopir menyalurkan minyak tanah ke agen-agen disebut kegiatan ....

a.       produksi

b.      distribusi

c.       konsumsi

d.      industri

4.  Di bawah ini yang termasuk kepada sumber daya alam hayati adalah ....

a.       Tanah

b.      Air

c.       Tumbuhan

d.      kertas

5. Barang tambang merupakan termasuk kepada sumber daya alam....

a.       Buatan

b.      Non Buatan

c.       Hayati

d.      Non Hayati

6. Kegiatan memproduksi suatu barang adalah pengertian dari ...

a. Produksi

b. Distribusi

c. Konsimsi

d. Gotong royong

7.Peristiwa di bawah ini yang menunjukkan kegiatan konsumsi adalah ....

a. petani mengolah sawah

b. ibu menanak nasi

c. ayah minum teh

d. kakek memperbaiki sepeda

8. Pengiriman semen ke desa-desa merupakan aktivitas ....

a. produksi

b. distribusi

c. konsumsi

d. konstruksi

9. Berikut ini yang termasuk pada sumber daya alam hayati adalah....

a. Tanah

b. barang tambang

c. Tanaman padi

d. Produksi batu bata

10. Salah satu pemanfaatan dari tanaman padi untuk kegiatan ekonomi adalah

a. Produksi beras

b. produksi mebel

c. produksi keramik

d. produksi bahan tambang

 

 

 

Pensekoran

Rumus       : S=  (skala 0 – 100)

Keterangan :

B= Jumlah jawaban benar

N= Jumlah soal

  Penilaian Keterampilan

No

Indikator

Nilai

1.

Mampu membuat 9-10 daftar pemanfaatan sumber daya alam

A

2.

Mampu membuat 7-8 daftar pemanfaatan sumber daya alam

B

3.

Mampu membuat 6  daftar pemanfaatan sumber daya alam

C

4.

Mampu membuat 5  daftar pemanfaatan sumber daya alam

D

 

Keterangan:

Tiap soal atau membuat satu daftar pemanfaatan sumber daya alam bernilai 10, jadi apabila mampu membuat 10 daftar pemanfaatan sumber daya alam nilainya adalah 100

 

Penilaian sikap

         4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

            3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

                   kadang-kadang tidak melakukan

            2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

                   sering tidak melakukan

            1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

 

 

No

Aspek Pengamatan

skor

1

2

3      

4

1.

Rasa ingin tahu

 

 

 

 

2.

Keletelitian

 

 

 

 

3.

Ketekunan

 

 

 

 

4.

Terampil berkomunikasi

 

 

 

 

 

 

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

N = (Skor pencapaian : Skor maksimal) x 100

N = (Skor pencapaian : 16 ) x 100

N = 15/16 x 100

N =  93, 75

 

I. Sumber Belajar   :

1.      Media   :

·         Laptop

·         Proyektor

·         LKS (Terlampir)

·         Gambar aktivitas-aktivitas ekonomi

2.      Sumber Belajar : 

Sutoyo. (2009). IPS 4 untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional