Tuesday, 10 December 2019

Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sesempurna atau seideal apapun kurikulum, tanpa diimbangi dengan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum tersebut belum dikatakan maksimal. Justru keterampilan dasar guru sangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan, tetapi dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan performance guru yang baik diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Menurut Asril Zainal (2010:69-71), komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengajaran atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure) sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran mikro.
Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai keterampilan membuka dan menutup pelajaran, serta komponen-komponen yang terdapat dalam keterampilan dasar mengajar tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran?
2.      Apa saja komponen dalam keterampilan membuka pelajaran?
3.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan menutup pelajaran?
4.      Apa saja komponen dalam keterampilan menutup pelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
            1.      Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka pelajaran.
            2.      Untuk mengetahui komponen keterampilan membuka pelajaran.
            3.      Untuk mengetahui pengertian keterampilan menutup pelajaran.
            4.      Untuk mengetahui komponen keterampilan menutup pelajaran.


               

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran
Menurut Zainal Aqib (2013:89) membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa/peserta pelatihan. Sedangkan Saiful Bahri (2010:138-139) mengemukakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada bahan yang akan dipelajarinya sehingga memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. (Abdul Majid, 2015:242)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Sedangkan keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam membuka pelajaran sehingga peserta didik siap dan fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi pada setiap kegiatan inti pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan dan memberikan kaitan antara materi pembelajaran yang akan dikuasi oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.
Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat adminitrasi:
·         Mengecek kehadiran siswa
·         Menyiapkan alat-alat pelajaran
·         Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat mengawali pembelajaran, belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara optimal. Dengan demikian kegiatan pembukaan pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran yaitu sebagai berikut:
1.      Membangkitkan motivasi dan perhatian.
2.      Membuat anak memahami bentuk tugas
3.      Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
4.      Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki / diketahui dengan yang akan dipelajari.
5.      Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan.
Berikut ini terdapat contoh kegiatan membuka pelajaran (set induction) pada pengenalan konsep baru:Guru: Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahsan baru, yakni tentang “bangun datar”. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu, cobalah perhatikan dahulu kedepan.gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra! Dan seterusnya.
B.     Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan itu meliputi:
1.      Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a)    Mengubah gaya mengajar guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru, seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya. Misalnya:
·      Guru bisa berdiri di depan, kemudian berdiri di belakang
·      Suara yang biasa keras, diubah menjadi suara yang pelan dan bercerita.
b)   Penggunaan alat bantu mengajar atau media pengajaran, seperti gambar, model dan skema. Selain dapat menarik perhatian, alat bantu mengajar tersebut memungkinkan terjadinya kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
c)    Pola interaksi yang bervariasi, seperti guru-siswa, siswa-siswa, maupun siswa-guru. Misalnya:
·      Jika guru biasa berbicara kepada siswa, maka diubah menjadi siswa yang berbicara kepada guru, atau dapat juga antara siswa dengan siswa lainnya.
·      Jika guru biasa melaksanakan pembelajaran dalam bentuk kelompok besar atau kelas, maka diubah dalam bentuk kelompok kecil atau individual.
2.      Menimbulkan Motivasi
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)    Kehangatan dan keantusiasan
Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya, dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b)   Menimbulkan rasa ingin tahu
Menimbulkan rasa ingin tahu siswa dapat dilakukan dengan cara melontarkan/ mengemukakan ide yang bertentangan dengan penyelesaian masalah atau kondisi diri dari kenyataan sehari-hari. Contohnya jika transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk, mengapa banyak penduduk di Pulau Jawa tidak mau transmigrasi.
c)    Memerhatikan minat siswa
Minat juga merupakan sumber motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan gairah belajar anak didik. Memerhatikan minat siswa dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.
3.      Memberi Acuan
Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas menegnai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu, cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a)    Mengemukakan tujuan dan batas tugas
Hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu dan batas tugas yang dikerjaikan siswa. Misalnya guru mengatakan, “Hari ini kita akan membahas rata-rata hitung, dan setelah itu kalian diminta mengerjakan soal atau menghitung rata-rata kenaikan harga barang selama satu tahun”. Dalam memberi acuan guru juga memberi pendekatan cara menghitungnya. Misalnya dalam contoh diatas guru mengatakan menggunakan rumus yang sudah disederhanakan.
Contoh lainnya, guru menyuruh siswa belajar mengarang cerita dengan memerhatikan tiga buah gambar. Kemudian berdasarkan gambar tersebut, guru menyuruh siswa untuk menulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang 100 kata.
b)   Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Tujuannya dari cara ini adalah agar dalam pelajaran, siswa terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.
Misalnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuktikan pada temperatur berapa derajat celcius air mendidih dengan menggunakan langkah:
·         Mengukur temperatur yang belum dipanasi
·         Nyalakan lampu spiritus dan panaskan air dalam gelas tersebut
·         Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang terlihat pada termometer.
c)    Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukkan juga hak negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contohnya memeriksa bahan-bahan tersebut dan tentukan mengapa beberapa batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
d)   Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari. Contohnya sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk, guru mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.
4.      Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru, guru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhannya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.
Berikut adalah contoh usaha guru untuk membuat kaitan
a)      Dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau inti materi pelajaran terdahulu secara singkat. Setiap saat guru dapat meminta sumbangan pikiran anak didik, hal ini berarti guru harus memberi penguatan sekaligus membuat kaitan kogntif. Komentar yang bertujuan kembali pada batas tugas adalah juga merupakan usaha membuat kaitan.
b)   Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitannya dengan dengan pengetahuan lama. Contohnya guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.
c)    Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.

C.      Pengertian Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran bukan hanya diakhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.
Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak dilakukan.
Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk:
1.      Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik
2.      Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik
3.      Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar



D.    Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan, guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi. Secara umum komponen menutup pelajaran ada tiga, yaitu sebagai berikut:
1.      Meninjau Kembali (Review)
Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali) hal-hal yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan, serta apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Hal ini dapat dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.
Kegiatan ini meliputi:
·         Membuat ringkasan atau merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses KBM), dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajari kembali. Membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik dilakukan secara tertulis daripada secara lisan.
·         Dengan melalui beberapa pertanyaan atau setelah membahas bagian-bagian dari satu topik, anak didik dapat diminta mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru saja didiskusikan.
2.      Mengevaluasi (Menilai)
Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru seharusnya juga melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Evaluasi merupakan alah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi dapat dilakukan dengan:
a)    Meminta anak didik mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja dipelajari. Misalnya setelah selesai mengarang puisi, guru dapat meminta siswa untuk membacakannya di depan kelas
b)   Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi lain yang berbeda.
c)    Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri.
d)   Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan guru atau siswalain
e)    Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun subjektif.
f)    Menyatakan masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa untuk memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik itu pendapat perorangan maupun pendapat kelompok.
3.      Memberikan Tindak Lanjut
Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yaitu upaya meningkatkan lanjutan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memanfaatkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep dalam rangka mengaplikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis.
Misalnya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau kegiatan lain atau sejenisnya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Komponen dalam membuka pelajaran yaitu menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Komponen dalam menutup pelajaran yaitu meninjau kembali (review), mengevaluasi (menilai) dan memberikan tindak lanjut.

B.     Saran
Hendaknya seorang guru memiliki keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, dan mengetahui serta menerapkan komponen-komponen yang terdapat dalam komponen tersebut. Hal ini dikarenakan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Djamarah, Saiful B. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis). Jakarta: PT Rineka Cipta.  
Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wiyani, Novan A. (2013). Manajemen Kelas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Zainal, A.(2010). Micro Teaching. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


No comments:

Post a Comment