BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesempurna
atau seideal apapun kurikulum, tanpa diimbangi dengan guru untuk
mengimplementasikannya, maka kurikulum tersebut belum dikatakan maksimal.
Justru keterampilan
dasar guru sangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan, tetapi dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan
performance guru yang baik diperlukan
keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus
dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Menurut
Asril Zainal (2010:69-71), komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan
menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan
pengajaran atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta
didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan
menutup pelajaran
(set induction and closure) sebenarnya
merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran mikro.
Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, serta komponen-komponen yang
terdapat dalam keterampilan dasar mengajar tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran?
2. Apa
saja komponen dalam keterampilan membuka pelajaran?
3. Apa yang
dimaksud dengan keterampilan menutup pelajaran?
4. Apa
saja komponen dalam keterampilan menutup pelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka
pelajaran.
2. Untuk mengetahui komponen keterampilan membuka
pelajaran.
3. Untuk mengetahui pengertian keterampilan
menutup pelajaran.
4. Untuk mengetahui komponen keterampilan menutup
pelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran
Menurut Zainal Aqib (2013:89) membuka pelajaran ialah
kegiatan yang dilakukan guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap
mental dan penuh perhatian pada diri siswa/peserta pelatihan. Sedangkan Saiful
Bahri (2010:138-139) mengemukakan bahwa keterampilan
membuka pelajaran adalah perbuatan guru
untuk menciptakan sikap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar
terpusat pada yang akan dipelajari.
Membuka
pelajaran (set induction) ialah usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada
bahan yang akan dipelajarinya sehingga memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar. (Abdul Majid, 2015:242)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dibuat
sebuah kesimpulan bahwa membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan
guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta
didik agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Sedangkan
keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
membuka pelajaran sehingga peserta didik siap dan fokus dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan
membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus
dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik
perhatian peserta didik,
maka proses dan tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak
hanya dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi pada setiap kegiatan
inti pembelajaran. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
menarik perhatian siswa, memberi acuan dan memberikan kaitan antara materi
pembelajaran yang
akan dikuasi oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.
Untuk
menciptakan kondisi kesiapan
mental siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran
tidak hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat adminitrasi:
·
Mengecek kehadiran
siswa
·
Menyiapkan alat-alat
pelajaran
·
Mempersiapkan buku sumber
dan kegiatan adminitrasi.
Kegiatan
atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat mengawali
pembelajaran, belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental
siswa secara optimal. Dengan demikian kegiatan pembukaan pembelajaran selain
untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus
memfokuskan pada upaya mengkondisikan baik fisik dan mental, perhatian dan
motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka
tujuan dari keterampilan membuka pelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Membangkitkan
motivasi dan perhatian.
2. Membuat
anak memahami bentuk tugas
3. Menyiapkan
mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
4. Menyadari
siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki / diketahui
dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan
gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan.
Berikut
ini terdapat contoh kegiatan membuka pelajaran (set induction) pada pengenalan konsep baru: “Guru: Nah, anak-anak!
Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahsan baru, yakni
tentang “bangun datar”. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu,
cobalah perhatikan dahulu kedepan.gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra!
Dan seterusnya.”
B.
Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru
harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan itu meliputi:
1.
Menarik Perhatian Siswa
Cara yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a)
Mengubah gaya mengajar guru.
Perhatian dapat timbul dari apresiasi
gaya mengajar guru, seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya. Misalnya:
·
Guru bisa berdiri di
depan, kemudian berdiri di belakang
·
Suara yang biasa keras,
diubah menjadi suara yang pelan dan bercerita.
b)
Penggunaan alat bantu mengajar atau media pengajaran,
seperti gambar, model dan skema. Selain dapat
menarik perhatian, alat bantu mengajar tersebut memungkinkan terjadinya kaitan
antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
c)
Pola interaksi yang bervariasi, seperti guru-siswa,
siswa-siswa, maupun siswa-guru. Misalnya:
·
Jika guru biasa berbicara kepada
siswa, maka diubah menjadi siswa yang berbicara kepada guru, atau dapat juga antara siswa
dengan siswa lainnya.
·
Jika guru
biasa melaksanakan pembelajaran dalam bentuk kelompok besar atau kelas, maka diubah dalam bentuk
kelompok kecil atau individual.
2.
Menimbulkan Motivasi
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a)
Kehangatan dan
keantusiasan
Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat dan
sebagainya, dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas
sehingga motivasi siswa akan timbul.
b)
Menimbulkan rasa
ingin tahu
Menimbulkan rasa ingin tahu siswa dapat dilakukan dengan
cara melontarkan/ mengemukakan ide yang bertentangan dengan penyelesaian
masalah atau kondisi diri dari kenyataan sehari-hari. Contohnya jika
transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk, mengapa banyak penduduk di
Pulau Jawa tidak mau transmigrasi.
c)
Memerhatikan minat
siswa
Minat
juga merupakan sumber motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan
gairah belajar anak didik. Memerhatikan
minat siswa dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan topik pelajaran dengan
minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur,
sosial ekonomi dan sebagainya.
3.
Memberi Acuan
Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan
singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang
jelas menegnai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu, cara yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a)
Mengemukakan tujuan
dan batas tugas
Hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih
dahulu dan batas tugas yang dikerjaikan siswa. Misalnya
guru mengatakan, “Hari ini kita akan membahas rata-rata hitung, dan setelah itu
kalian diminta mengerjakan soal atau menghitung rata-rata kenaikan harga barang
selama satu tahun”. Dalam memberi acuan guru juga memberi pendekatan cara
menghitungnya. Misalnya dalam contoh diatas guru mengatakan menggunakan rumus
yang sudah disederhanakan.
Contoh lainnya, guru menyuruh siswa belajar mengarang
cerita dengan memerhatikan tiga buah gambar. Kemudian berdasarkan gambar
tersebut, guru menyuruh siswa untuk menulis suatu cerita yang panjangnya lebih
kurang 100 kata.
b)
Menyarankan
langkah-langkah yang akan dilakukan
Tujuannya dari cara ini adalah agar dalam pelajaran,
siswa terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi
saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.
Misalnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuktikan
pada temperatur berapa derajat celcius air mendidih dengan menggunakan langkah:
·
Mengukur temperatur
yang belum dipanasi
·
Nyalakan lampu
spiritus dan panaskan air dalam gelas tersebut
·
Jika air sudah
mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang terlihat pada termometer.
c)
Mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas
Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan
hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan
lain-lain. Selain itu tunjukkan juga hak negatif yang hilang atau kurang
lengkap.
Contohnya memeriksa bahan-bahan tersebut dan tentukan
mengapa beberapa batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji
besi dan yang lain tidak.
d)
Mengajukan
pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan
siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari. Contohnya sebelum
memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk, guru mengajukan pertanyaan untuk
membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.
4.
Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru, guru perlu menghubungkan dengan hal yang
telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhannya untuk
mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan
kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.
Berikut adalah contoh usaha guru untuk membuat kaitan
a) Dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh
mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau inti
materi pelajaran terdahulu secara singkat.
Setiap saat guru dapat meminta sumbangan pikiran anak didik, hal ini berarti
guru harus memberi penguatan sekaligus membuat kaitan kogntif. Komentar yang
bertujuan kembali pada batas tugas adalah juga merupakan usaha membuat kaitan.
b)
Cara membandingkan
atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru. Hal ini dilakukan jika
pengetahuan baru erat kaitannya dengan dengan pengetahuan lama. Contohnya guru
bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum
mengerjakan pembagian.
c)
Cara menjelaskan konsepnya
atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.
C.
Pengertian Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure)
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan
mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar
paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan cara memberikan suatu
ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran
bukan hanya diakhir jam pelajaran,
akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.
Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar.
Kegiatan ini cukup berarti
bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak
dilakukan.
Usaha menutup pelajaran
tersebut dimaksudkan untuk:
1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari
oleh peserta didik
2. Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik
3.
Mengetahui tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar
D.
Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal
kegiatan, guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh
gambaran yang utuh tentang pokok materi. Secara umum komponen menutup pelajaran
ada tiga, yaitu sebagai berikut:
1.
Meninjau Kembali (Review)
Pada akhir kegiatan, guru
sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali) hal-hal yang dianggap penting,
atau kunci bahan pelajaran yang diberikan, serta
apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Hal
ini dapat dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada
akhir pelajaran.
Kegiatan ini meliputi:
·
Membuat ringkasan
atau merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses KBM), dimaksudkan
dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa
mempelajari kembali. Membuat rangkuman bahan
pelajaran lebih baik dilakukan secara tertulis daripada secara lisan.
·
Dengan melalui beberapa pertanyaan
atau setelah membahas bagian-bagian dari satu topik, anak didik dapat diminta
mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru saja didiskusikan.
2.
Mengevaluasi (Menilai)
Dalam
menutup pelajaran disamping me-review,
guru seharusnya juga melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja
dilakukan. Evaluasi merupakan alah satu
upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap
konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya evaluasi. Bentuk-bentuk
evaluasi dapat dilakukan dengan:
a) Meminta
anak didik mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja dipelajari. Misalnya setelah selesai mengarang puisi, guru dapat
meminta siswa untuk membacakannya di depan kelas
b) Meminta
anak didik
mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi lain yang berbeda.
c) Meminta
anak didik mengekspresikan pendapat sendiri.
d) Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu
demonstrasi yang dilakukan guru atau siswalain
e) Meminta
anak didik mengerjakan
soal tertulis, baik objektif maupun subjektif.
f) Menyatakan
masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa untuk memberikan
pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik itu pendapat perorangan maupun
pendapat kelompok.
3.
Memberikan Tindak Lanjut
Alternatif
yang dapat dilakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara
memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yaitu upaya meningkatkan lanjutan
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih
memanfaatkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep dalam rangka
mengaplikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis.
Misalnya tindak lanjut berupa
pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan
observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau kegiatan lain atau
sejenisnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajarinya. Komponen dalam membuka pelajaran yaitu menarik
perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan.
Menutup pelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar dengan mengemukakan kembali
pokok-pokok pelajaran. Komponen dalam
menutup pelajaran yaitu meninjau kembali (review),
mengevaluasi (menilai) dan memberikan tindak lanjut.
B.
Saran
Hendaknya
seorang guru memiliki keterampilan membuka
dan menutup pembelajaran, dan mengetahui serta menerapkan komponen-komponen yang
terdapat dalam komponen tersebut. Hal ini dikarenakan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Djamarah, Saiful B. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
(Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Wiyani, Novan A.
(2013). Manajemen Kelas. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Zainal, A.(2010). Micro Teaching. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
No comments:
Post a Comment