Wednesday, 4 November 2015

Kurikulum Berbasis Keterpaduan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ada kecenderungan selama ini guru mengemas pengalaman belajar siswa terkotak-kotak dengan tegas antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya, pembelajaran yang memisahkan penyajian mata-mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat kesulitan belajar bagi siswa karena pemisahan seperti itu memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial. Sementara itu, disekolah dasar khususnya di kelas-kelas rendah para siswa lebih menghayati pengalaman belajarnya secara totalitas, siswa mengalami kesulitan dengan adanya pemisahan pengalaman belajar seperti tadi.
Sesuai dengan konsep belajar Gestalt yang mengutamakan pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan baru kemudian menuju bagian-bagian. Dengan kata lain dimata siswa melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan keseluruhan yang belum jelas unsur-unsurnya dengan pemaknaan secara holistik yang berangkat dari yang bersifat konkrit.
Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara klasikal aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistik bermakna dan otentik. Melalui pertimbangan itu, maka beragam pandangan dan pendapat tentang pembelajaran terpadu, tapi semuanya menekankan pada cara menyampaikan pelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.

B.     Rumusan Masalah
  1.  Apa yang dimaksud dengan kurikulum berbasis keterpaduan?
  2. Apa saja komponen-komponen kurikulum berbasis keterpaduan?
  3.  Bagaimana karakteristik kurikulum berbasis keterpaduan?
  4.  Bagaimana prosedur pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan?
  5. Bagaimana contoh RPP kurikulum berbasis keterpaduan?


C.    Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum berbasis keterpaduan.
  2. Untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum berbasis keterpaduan.
  3. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum berbasis keterpaduan.
  4. Untuk mengetahui prosedur pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan.
  5. Untuk mengetahui contoh RPP kurikulum berbasis keterpaduan.

    

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Pendekatan keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun antar komponen-komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem menitikberatkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagian-bagian dengan keseluruhan.
Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi antara komponen-komponennya. (Alisyahbana dalam Udin Syaefudin 2014:113). Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan (integrated curriculum).
Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa. Kesempatan belajar tersebut dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh,oleh karena itu diperlukan pengaturan, kontrol, bimbingan agar proses belajar terarah ketercapaian tujuan-tujuan kemampuan yang diharapkan. Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen-komponen masukan, proses dan produk secara seimbang dan setaraf.
Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan pada mata mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan tertentu. Pada komponen proses, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan konsep berfikir dan cara belajar yang diarahkan kepada pengembangan peta kognitif. Pada komponen produk, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku spesifik. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam kurikulum secara terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu untuk mengembangkan kemampuan yang meruapakan gejala tingkah laku berkat pengalaman belajar.
Menurut Hilgard dan Bower dalam Udin Syaefudin (2014:114), tingkah laku yang diterapkan adalah integrasi atau behavior is the better integrated, terjadi dikarenakan pengalaman-pengalaman dalam situasi tertentu, bukan karena kecenderungan alami atau kematangan kondisi temporer, sehingga perubahan tingkah laku bersifat permanen dan bertalian dengan situasi tertentu.
Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem keterpaduan dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut:
a)  suasana lapangan (field setting) yang memungkinkan siswa menampilkan kemampuannya di                    dalam kelas 
b)      pengembangan diri sendiri (self development)
c)      pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing individu (self actualization)
d)     proses belajar secara kelompok (social learning)
e)      pengulangan dan penguatan (reinforcement)
f)       pemecahan masalah-masalah (heuristik learning), dan
g)      sikap percaya diri sendiri (self confidence).

B.     Komponen-Komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum berbasis keterpaduan meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
1.      Komponen Lulusan
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan instrinsik dan tujuan ekstrinsik. Tujuan instrinsik berorientasi bahwa lulusan diharapkan menjadi insan-insan terdidik, berbudaya dan berahlakulkarimah. Tujuan ekstrinsik, berorientasi bahwa lulusan sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan khususnya kompeten di bidang pekerjaannya.
2.      Komponen Metode dan Materi
Komponen metode terdiri dari program pembelajaran, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan, dan biaya. Komponen ini disediakan dalam jumlah dan kualitas yang memadai dan berfungsi sebagai unsur penunjang proses pendidikan. Khusus media pendidikan bagaimana media tersebut menggunakan lingkungan sekolah tempat belajar dan selalu memudahkan dan menyederhanakan materi sehingga menyenangkan situasi belajar siswa.
3.      Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi summatif. Hasil evaluasi memberikan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat produktivitas kurikulum dan derajat performansi yang dicapai oleh siswa.
4.      Komponen Balikan
Komponen balikan berguna untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Sumber informasi diperoleh dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan sekolah dan lembaga tempat para lulusan bekerja.
5.      Komponen Masyarakat
Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
C.    Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Menurut Hamalik dalam Udin Syaefudin (2014:115), kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum  yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen-komponen mata pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu (integrated curriculum) diantaranya adalah:
1.      berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi pancasila
2.      berdasarkan psikologi belajar Gestalt dan field theory
3.      berdasarkan landasan sosiologis dan sosio-kultural
4.      berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat  perkembangan pertumbuhan peserta didik
5.      ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada
6.      sistem penyampaianya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni unit pengalaman dan unit mata pelajaran, dan
7.      peran guru sama aktifnya dengan peran peseta didik, bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
Keunggulan atau manfaat kurikulum terpadu diantarananya adalah:
a)      segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat
b)      kurikulum isi sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar
c)      memungkinkan hubungan yang erat kaitanya antara sekolah dengan masyarakat
d)     sesuai dengan faham domakratis
e)      mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan, dan kematanggan peserta didik.
Untuk melaksanakan bentuk organisasi kurikulum terpadu, Fogarty memperkenalkan sepuluh model pembelajaran terpadu yang dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu:
1)      Tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu
a)      Fragmented (Penggalan)
Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
b)      Connected  (Keterhubungan)
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
c)      Nested (Sarang)
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
2)      Tipe pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu
a)      Sequenced (Pengurutan)
Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topik, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model ini adalah perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya.
b)      Shared (Irisan)
Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
c)      Webbed (Jaring Laba-laba)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini.
Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
d)      Threaded (Bergalur)
Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superor dapat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.
e)      Integrated (Keterpaduan)
Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day”.
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
3)      Tipe pembelajaran terpadu yang mengutamakan keterpaduan faktor peserta didiknya
a)      Immersed (Terbenam)
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersusun secara baik dan terencana sebelumnya.
b)     Networked (Jaringan Kerja)
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
Dari kesepuluh model diatas, kurikulum terpadu yang paling banyak digunakan di lapangan ada tiga, yaitu model connected, webbed, dan integrated. Kurikulum ini di pandang sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di tingkat dasar, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan kurikulum yang sering terjadi dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
Model connected atau model keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan, satu bidang studi. Model ini siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja.
Model webbed atau model jaring laba-laba merupakan model dengan menggunakan pendekatan tematik, baru kemudian dikembangkan sub-sub tema dengan memeperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi terkait.
Model  integrated atau model keterpaduan merupakan model yang menetapkan prioritas kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi, dan model ini sulit dlaksanakan sepenuhnya mengingat sulitnya  menemukan materi dari setiap bidang studi yang benar-benar tumpang tindih dalam satu semester, serta sangat membutuhkan keterampilan guru yang cukup handal untuk dapat merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran.
D.    Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Sekarang ini ada kecenderungan guru mengemas pengalaman belajar siswa terkotak-kotak dengan tegas antara bidang studi satu dengan yang lainnya,kurikiulum yang memisahkan penyajian mata-mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat kesulitan siswa,karena pemisahan seperti itu akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial (terpisah-pisah).sementara di jenjang SD khususnya siswa pada kelas-kelas awal yang suka menghayati pengalamannya secara totalitas, hal ini akan mengundang kesulitan belajar dengan pemilahan-pemilahan pengalaman secara artifisial tersebut.
Sesuai teori Gestalt yang mengedepankan pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan baru menuju bagian-bagian. Siswa pada jenjang SD paling dominan menghayati pengalamannya masih berfikir secara keseluruhan,mereka masih sulit menghadapi pemilihan yang artifisial (terpisah-pisah). Ini berarti sisa kelas rendah di SD itu melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan yang belum jelas unsur-unsurnya dengan pemaknaan secara holistik yang bertitik tolak dari yang bersifat konkrit.
Melalui pemikiran tersebut, maka kurikulum terpadu yang berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit (Unit Teaching). Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bilang masalah, ide, core atau tema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan siatu pengajaran unit. Dengan perkataan lain, Resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
1.      Tujuan sumber unit
Tujuan pendidikan dan pembelajaran unit adalah:
a.       Menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan dalam merencanakan sesuatu unit dan berisi saran-saran, petunjuk-petunjuk tentang kegiatan-kegiatan siswa, baik secara perorangan maupun secara kolektif.
b.      Memberikan bimbingan atau petunjuk dalam  menentukan  lingkup masalah atau syarat-syarat tentang tingkat tujuan yang hendak dicapai.
c.       Memuat hal-hal yang dapat dijadikan petunjuk dan bantuan mengajar secara teratur dan tersusun agar lebih efektif.
d.      Memuat saran tentang penilaian.
e.       Menunjukan bermacam-macam pengalaman tertentu yang dapat digunakan guru dan mengembangkan satuan pengajaran. 
2.      Kriteria penyusunan rencana umum
a.       Rencana umum bernilai atau dapat digunakan di dalam benyak situasi dan bersifat fleksibel, baik isi maupun prosedur-prosedur mengajar dan belajar.
b.      Rencana umum dikembangkan oleh kelompok guru dan bukan hanya oleh seorang guru saja.
c.     Cara yang paling efektif adalah apabila rencana tersebut dilaksanakan oleh kelompok guru yang telah mempersiapkannya.
d.    Rencana umum disusun sedemikian rupa agar mudah dilakukan dan diubah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang tersedia.
e. Program ini menyediakan cukup persiapan fasilitas, waktu bagi peserta pelayanan dan ketatausahan. 
3.      Organisasi dan isis rencana umum
a. Filsafat dan tujuab sekolah seharusnya benar-benar dipahami oleh guru yang menyusun guru unit dan dirumuskan secara jelas.
b. Tujuan rencana tersebut seharusnya memberikan sumbangan yangbermakna bagi pencapaian tujuab sekolah dan memberikan arah bagi pengembangan pembelajaras.
c. Ruang lingkup Resource unit berisikan suatu perumusan scope yang jelas seperti pembatasan istilah yang digunakan untuk tingkatan kelas mana unit itu dipersiapkan dan referensi yang membantu guru terhadap daerah permasalahan.
d. Kegiatan yang disarankan meliputi sejumlah kegiatan belajar bagi individu dan kelompok dipilih secara diorganisir agar dapat dipergunakan secara efektif.
e.  Rencana secara lengkap buku-buku sumber dan alat bantu yang akan digunakan.
f.   Prosedur evaluasi dan alat-alatnya dipilih sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dan menjadi bagian integral dari rencana umum.
g. Pengalaman dalam suatu unit kerap kali membantu guru dalam perencanaan unit-unit selanjutnya.Sesuatu rencana umum berisi banyak kemungkinan yang mendorong penyelidkan dan belajar hal-hal yang baru diketahui
   Diperlukan diskusi tentang berbagai rencana umum dalam rangka perencanaan secara kooperatif. Rencana tersebut berisikan saran-saran bagi guru tentang cara-cara yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pengajaran unit.

E.     Contoh RPP Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Model Integrated
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terpadu
Nama Sekolah                   : SD Negeri 
Mata Pelajaran                   : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan/Tema        : Sumber Daya Alam (SDA)
Kelas/Semester                  : IV/I               
Alokasi Waktu                   : 2 x 35 menit (2 Jam Pelajaran) 
A.       Standar Kompetensi
Ilmu Pengetahuan Sosial
1.      Memahami Sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Ilmu Pengetahuan Alam
4.      Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.
Bahasa Indonesia
4.      Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat.
B.       Kompetensi Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial
1.3    Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
Ilmu Pengetahuan Alam
4.4    Menunjukkan kepedulian terhadap hewan-hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, dan ikan
Bahasa Indonesia
4.5    Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll).
C.   Indikator
Ilmu pengetahuan Sosial
1.3.1   Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam di daerah sekitar dan persebarannya
1.3.2   Menjelaskan manfaat sumber daya alam
1.3.3   Menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam.
Ilmu Pengetahuan Alam
4.2.1   Mengidentifikasi cara merawat dan memelihara hewan peliharaan
4.2.2   Mendemonstrasikan cara merawat dan memelihara hewan peliharaan
Bahasa Indonesia
4.1.4   Mampu membuat sepucuk surat tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda kola, dll). 
D.    Tujuan Pembelajaran
1.      Setelah mendengar penjelasan guru mengenai sumber daya alam siswa mampu menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam di daerah dan persebarannya.
2.      Setelah mendengar penjelasan guru mengenai sumber daya alam siswa mampu menjelaskan  manfaat sumber daya alam.
3.      Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan tentang cara memperlakukan hewan peliharaan dengan baik.
4.    Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan tentang cara merawat dan memelihara hewan peliharaan
5.  Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang surat, siswa dapat membuat sepucuk surat tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
E.     Metode dan Model Pembelajaran
·         Metode     : Ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
·         Model       : Integrated
F.     Materi Pokok
·         Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk   kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
·         Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kepedulian terhadap hewan-hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, dan ikan
·         Bahasa Indonesia
Surat
G.    Langkah-langkah Pembelajaran
1.       Kegiatan Awal (10 menit)
a)      Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi.
b)      Guru memberikan apersepsi dengan bertanya tentang pengalaman yang dialami siswa sehari-hari, “Apa sajakah kebutuhan hidupmu sehari-hari? Dari mana asalnya ?”
c)      Guru kemudian memberi motivasi terhadap respon siswa.
d)     Guru menyiapkan alat peraga/media yang dibutuhkan di depan kelas.
2.       Kegiatan Inti (50 menit)
a)      Eksplorasi
1)      Guru menampilkan media berupa Bagan / skema tentang sumber daya Alam
2)      Guru menjelaskan materi tentang sumber daya alam
3)      Guru menjelaskan bahwa hewan peliharaan termasuk sumber daya alam terutama sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
4)      Guru menginformasikan bahwa akan dilakukan kegiatan diskusi kelompok.
5)      Guru membagi siswa dalam menjadi 6 kelompok.
6)      Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi tentang cara merawat dan memelihara hewan peliharaan sebagai bentuk menjaga kelestarian sumberdaya alam.
7)      Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
8)      Guru bertanya jawab dengan siswa tentang cara merawat dan memelihara hewan peliharaan.
9)      Guru meminta siswa untuk membuat surat dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang benar, yang ditujukan kepada temannya dan surat tersebut menceritakan tentang pengalaman mereka dalam melestarikan sumber daya alam.
b)      Elaborasi
1)      Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sumber daya alam.
2)      Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam dan manfaatnya.
3)      Siswa membentuk kelompok diskusi
4)      Siswa berdiskusi tentang cara merawat dan memelihara hewan peliharaan sebagai bentuk menjaga kelestarian sumberdaya alam.
5)      Siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya.
6)      Siswa bertanya jawab dengan guru
7)      Siswa menulis surat bertemakan pengalaman mereka dalam melestarikan sumber daya alam.
c)      Konfirmasi
1)      Guru memberi penguatan kepada para siswa.
2)      Guru menanyakan pada siswa hal-hal yang telah dipahami dan belum dipahami dari materi pembelajaran yang telah diikuti.
3)      Guru mengkonfirmasi dan menjelaskan kembali materi yang telah didiskusikan oleh siswa.
4)      Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,dan  memberikan penguatan.
5)      Guru memberikan tanggapan dan meluruskan atas jawaban siswa.
6)      Guru dan siswa sepakat atas perbedaan pendapat.
3.       Kegiatan Penutup (10 menit)
1)      Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2)      Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3)      Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4)      Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan memberikan Pekerjaan Rumah (PR)
H.    Alat dan Sumber Belajar
·      Alat                         : media berupa bagan / skema sumber daya alam
·      Sumber belajar        : silabus kelas IV, buku paket IPA, IPS, Bahasa Indonesia Kelas 4 SD.
I.       Penilaian
1.      Prosedur penilaian       : penilaian proses dan hasil (post tes)
2.      Jenis  penilaian            : penilaian proses dan hasil
3.      Bentuk penilaian         : tes tertulis
4.      Alat penilaian              : soal tes formatif (terlampir)
5.      Kunci jawaban            : terlampir
6.      Skor penilaian             : Nilai  Akhir = {(B – S ) / N} x 100 = 100





                                                                  ................,  ............. 20....
                     Mengetahui,
Kepala Sekolah                                          Guru Kelas IV



(.............................)                                    (...............................)
NIP.                                                           NIP.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurikulum terpadu disebut integrated curriculum merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit.
Ciri-ciri utama kurikulum terpadu antara lain berlandaskan teori belajar Gestalt, berdasarkan kebutuhan anak didik, sistem unit, peran guru sama aktifnya dengan peran siswa dan sesuai dengan minat dan perkembangan anak didik.
Kurikulum terpadu terdiri dari beberapa komponen meliputi komponen lulusan, metode, materi, evaluasi, balikan, dan masyarakat.
Prosedur perkembangan kurikulum terpadu terdiri dari rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit meliputi tujuan sumber unit, kriteria penyusunan rencana umum, dan organisasi dan isi rencana umum.

B.     Saran
Hendaknya guru tidak mengemas pengalaman belajar siswa terkotak-kotak dengan memisahkan penyajian mata-mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat kesulitan belajar bagi siswa, karena pemisahan seperti itu memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial (terpisah-pisah).


DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, S. S. (2012). RPP Terpadu Model Integrated. [Online].
Syaefudin, U. (2014). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Unesa, R. (2011). Ragam Model Pembelajaran Terpadu. [Online].