BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari bentuk
penyajian (bahasa) dan kajiannya. Dari segi bentuk penyajiannya, sebagian karya
tulis ilmiah memang disajikan secara ilmiah teknis yang umumnya dipahami oleh
kalangan tertentu. Karya tulis seperti ini disebut sebagai karya tulis ilmiah
akademis atau pendidikan. Biasanya karya tulis seperti ini untuk kepentingan
akademis. Sebagian lagi ditulis untuk kepentingan publikasi yang dapat dipahami
oleh banyak orang. Karya tulis ilmiah semacam ini disebut karya tulis ilmiah
populer. Sedangkan dari segi kajiannya, karya tulis ilmiah dapat diangkat dari
penelitian ilmiah yang dilakukan. Tetapi, sebagian lagi tidak berasal dari
penelitian ilmiah, melainkan hanya gagasan konseptual atau telaah kritis.
Karya tulis ilmiah terbagi atas karya ilmiah
populer, artikel ilmiah, disertasi, tesis, skripsi, kertas kerja, resensi,
kritik, dan makalah. Karya tulis ilmiah ini sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya dalam perkuliahan kita sering menggunakan makalah sebagai
salah satu tugas mata kuliah. Maka dari itu kami memilih makalah yang berjudul
penulisan skripsi, tesis dan disertasi.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
kerangka dasar penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?
2. Bagaimana
isi dan sistematika dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?
3. Bagaimana
petunjuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?
4. Bagaimana
teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui kerangka dasar penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
2. Untuk
mengetahui isi dan sistematika dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Untuk
mengetahui petunjuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
4. Untuk
mengetahui teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kerangka
Dasar
Mahasiswa yang akan menyusun karya ilmiah dalam
bentuk skripsi, tesis, atau disertasi hendaknya memahami terlebih dahulu proses
dan kerangka dasar berpikir ilmiah yang dituangkan dalam alur-alur pikir
penelitian. Dengan kerangka dasar berpikir tersebut mahasiswa akan lebih
terarah dalam merancang isi karya ilmiahnya dan akan tahu apa yang harus
dilakukannya.
Bentuk kerangka dasar penyusunan skripsi, tesis, disertasi seperti berikut:
Langkah 1 A-1 B adalah proses
mengadakan identifikasi masalah. Cara1A disebut cara deduksi, yakni dengan analisis
teoretis, dan cara 1-B disebut cara induksi, yakni dimulai dari pengamatan
empiris. Melalui cara tersebut kita dapat menemukan masalah, lalu merumuskannya
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (langkah 2), dan dalam rumusan tersebut
variable penelitian harus tergambarkan.
Langkah (3) adalah deduksi teori
yang berkenaan dengan masalah untuk menurunkan hipotesis (langkah 4). Dengan
demikian, hipotesis dihasilkan dari teori, bukan dari pengamatan empiris.
Hipotesis sebenarnya bisa juga diangkat dari pengalaman empiris asalkan
didukung secara teoretis dari keilmuan.
Langkah (5) adalah rancangan
verifikasi data atau metodologi penelitian yang menyangkut unsur metode dan
instrument, sampel, dan teknik analisis data.
Langkah (6) adalah menyusun usulan
penelitian, yakni menuliskan atau mendeskripsikan unsur-unsur penelitian mulai
dari langkah (1) sampai dengan langkah (5).
Langkah (7) adalah persiapan
penelitian, terutama penyusunan instrument untuk memperoleh data dan izin
mengadakan penelitian.
Langkah (8) adalah mengadakan
analisis data, menguji hipotesis, menarik kesimpulan hasil analisis data,
mengadakan pembahasan hasil pengujian hipotesis, dan memikirkan saran-saran
atas dasar hasil penelitian.
Langkah (9) membuat laporan hasil
penelitian sesuai dengan tata aturan penulisan dengan sistematika yang berlaku.
Keseluruhan laporan ini adalah karya ilmiah yang akan dibuat (skripsi, tesis, atau disertasi).
Perbedaan pokok antara skripsi, tesis,
disertasi terletak dalam tingkatannya (perbedaan gradual), sedangkan kerangka
berpikirnya adalah sama. Seperti berikut ini:
Perbedaan Skripsi Tesis Disertasi
Aspek/Unsur |
Skripsi (S1) |
Tesis (S2) |
DISERTASI (S3) |
1.Permasalah-an |
Masalah dapat diangkat
dari pengalaman empirik, sifatnya tidak terlalu spesifik/mendalam/ analitik
asal cukup jelas dan terbatas. |
Diangkat dari pengalaman
empirik atau dari berpikir teoritik. Sifat mengarah kepada yang spesifik
teoritik. |
Diangkat dari kajian
teoritik yang didukung oleh fakta empirik sifat lebih spesifik/mendalam
(analitik). |
2. Variabel |
Bisa satu variable atau
hubungan dua variable bivariat |
Minimal hubungan dua
variable multi variat. |
Dua variable multi variat
atau tiga variabel |
3. Tujuan |
Mendeskripsikan variabel
dan atau hubungan dua variabel. |
Mendeskripsi-kan dan mengkaji secara analitik hubungan/pengaruh
variabel. |
Menguji atau menemukan
hubungan antar variabel dan pengaruh variabel satu terhadap variabel
lain.
|
4.Metodologi Penelitian |
Historis atau deskriptif,
studi korelasi |
Expost facto,quasi
experiment (semi experiment) |
Experiment,mini- mal semi experiment |
5.Analisis Data |
Statistika deskriptif dan
atau statistika analitik sederhana non parametrik. |
Statistika deskriptif dan
statistika analitik non parametrik dan atau parametrik |
Statistika deskriptif dan
statistika analitik/inferensial, statistika parametrik. |
6.Skala Pengukuran |
Ordinal,nominal dan atau
interval |
Minimal, nominal dan
interval |
Interval,rasio kecuali
untuk penelitian kualitatif. |
B. Isi
dan Sistematika
Isi skripsi, tesis, disertasi terdiri dari tiga
bagian pokok, yakni bagian pendahuluan, bagian isi skripsi, tesis, disertasi, dan
bagian penutup. Bagian pemdahuluan terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
1. Jilid
(muka dan belakang)
2. Lembaran
persetujuan pembimbing
3. Halaman
motto (kalau ada)
4. Curriculum vitae
penulis
5. Abstrak
(bahasa Indonesia dan bahasa Inggris kalau diharuskan
6. Daftar
Isi
7. Daftar
Tabel
8. Daftar
foto dan atau gambar (kalau ada)
9.
Kata Pengantar
Bagian isi terdiri dari beberapa bab, dan setiap bab
terdiri dari beberapa butir pembahasan.
BAB I : PENGAJUAN
MASALAH
1. Latar
belakang masalah
2. Identifikasi
masalah
3. Pembatasan
masalah
4. Perumusan
masalah
5. Definisi
operasional
6. Tujuan
dan kegunaan penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
DAN HIPOTESIS
1. Kajian
teori
2. Hasil
penelitian yang relevan
3. Kerangka
berpikir
4. Perumusan
hipotesis
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
1. Tujuan
khusus penelitian
2. Metode
dan desain penelitian
3. Instrumen
penelitian
4. Sampel
penelitian
5. Teknik
analisis data
BAB IV : HASIL
PENELITIAN
1. Variabel
yang diteliti
2. Deskripsi
hasil analisis data
3. Pengujian
hipotesis
4. Pembahasan
hasil pengujian hipotesis
BAB V: KESIMPULAN DAN
SARAN
1. Rangkuman
penelitian
2. Kesimpulan
dan implikasinya
3. Saran-
saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kelima bab yang dikemukakan di atas adalah
persyaratan minimal yang diturunkan atas dasar kerangka berpikir ilmiah. Jika
dipandang perlu, bisa ditambah lagi asalkan tidak mengganggu kerangka makna
yang terkandung dalam berpikir ilmiah. Demikian pula isi setiap bab bisa
ditambah sesuai dengan keperluan, biasanya tergantung kepada selera sponsor
atau mengikuti aturan yang telah dibakukan oleh universitas, fakultas, atau
jurusan.
Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan
lampiran-lampiran skripsi,tesis,disertasi. Lampiran yang perlu ada ialah
instrument penelitian, hasil pengolahan data,dan perhitungan-perhitungannya.
Beberapa penjelasan tambahan sehubungan dengan isi
sistematika di atas adalah sebagai berikut: Curriculum
vitae sebaiknya ditulis dalam kalimat bentuk esai, tidak dikelompokkan.
Contoh:
Nana sudjana, dilahirkan di Ciamis pada tanggal 4 November
1945. Setelah menamatkan pendidikan SMTA di Ciamis, melanjutkan studi di IKIP
bandung sampai mencapai gelar Sarjana Pendidikan tahun 1970. Dan seterusnya.
Abstrak, ditulis paling banyak dua halaman, memuat
masalah penelitian, metodologi yang digunakan, dan hasil-hasil penelitian. Tik
dengan jarak satu setengah spasi.
Daftar isi, memuat isi skripsi, tesis, disertasi,
mulai kata pengantar sampai daftaar pustaka beserta nomor nomor urut
halamannya.
Kata
pengantar, berisi penjelasan isi dan sistematika skripsi, tesis dan disertasi
serta ucapan terimakasih sehubungan dengan penyelesaian karya tulis tersebut.
Maksimal tiga halaman tik dua spasi.
Latar belakang, menjelaskan dasar pemikiran penulis,
mengapa dan bagaimana sampai penulis memilih judul atau tema skripsi, tesis,
disertasi. Akhiri uraian latar belakang dengan menyatakan: ... atas dasar itu
penulis mengambil tema penelitian dengan judul ...
Identifikasi masalah, menjelaskan aspek-aspek
masalah yang bisa muncul dari tema atau judul yang telah dipilih. Ajukan saja
permasalahan sebanyak-banyaknya yang mungkin timbul untuk diteliti. Dari sekian
banyak kemungkinan, tentukan permasalahan manakah yang akan dijadikan inti
penelitian. Rumuskan sub pertanyaan penelitian yang bersumber dari permasalahan
yang dipilih. Nyatakan pula variabel-vaiabel yang terkandung (variabel bebas,
terikat).
Definisi operasional, menjelaskan
pengukuran-pengukuran dan hasil yang diharapkan dari pengukuran terhadap
variabel yang terkandung dalam pertanyaan penelitian.
Tujuan umum dan kegunaan penelitian, menjelaskan
tujuan umum penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan mengenai makna
yang terkandung dalam permasalahan atau tema pokok penelitian. Misalnya: “...
penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai...”. Setelah itu
berikan penjelasan manfaat dari penelitian tersebut.
Landasan teoridan hipotesis, menjelaskan secara
teoretis variabel-variabel penelitian serta hubungan antar variabel, untuk
selanjutnya menurunkan hipotesis,
Tujuan khusus penelitian, menyatakan tujuan
penulisan secara operasional. Tujuan khusus mengacu kepada sub pertanyaan
penulis.
Metode
penelitian, menjelaskan metode apa yang digunakan dalam proses pengumpulan
data, misalnya metode deskriptif/metode ex post facto.
Instrumen
penelitian, menjelaskan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data di
lapangan, misalnya kuesioner, tes, observasi, studi dokumentasi.
Sampel
penelitian, menjelaskan teknik penarikan sampel yang digunakan serta bagaimana
prosedurnya, berapa banyak responden yang diteliti.
Teknik
analisis data, menjelaskan cara menganalisis data, yaitu statistik mana yang
digunakan: statistik deskriptif mana dan untuk apa, statistik analitik mana dan
untuk apa.
Variabel
yang di teliti, menjalaskan secara singkat variabel penelitian, mana variabel
bebas dana mana variabel terikat.
Deskripsi
hasil analisis data, menjelaskan hasil-hasil analisis data terhadap variabel
yang diteliti.
Pengujian
hipotesis, menjelaskan hasil perhitungan analisis datab dan membandingkannya
dengan kriteria pengujian hipotesis.
Pembahasan
hasil, memberikan argumentasi teoritis terhadap hasil pengujian hipotesis.
Misalnya apabila hipotesis penelitian ditolak atau tidak terbukti, berikan
alasan mengapa tidak terbukti.
Rangkuman,
menjelaskan secara singkat permasalahan yang diteliti, hipotesis yang akan
diuji, metodologi penelitian.
Kesimpulan
penelitian, menyatakan temuan penelitian baik secara deskriptif maupun secara
analitis, yakni hipotesis mana yang terbukti dan apa maknanya.
Saran,
berisi gagasan atau pemikiran dasar hasil penelitian, saran untuk memperbaiki
atau meningkatkan makna suatu variabel dari berbagai sudut yang berkepentingan
dengan variabel tersebut.
Daftar
pustaka, berisi buku atau karya ilmiah lain yang digambarkan sebagai penunjang
penulisan karya ilmiah, baik yang dikutip langsung maupun tidak langsung.
C. Petunjuk
Penulisan
Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Antara lain:
1. ambil
tema atau topik penulisan skripsi dari mata kuliah yang paling dikuasai atau
paling tinggi prestasi belajar yang dicapai dari mata kuliah tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mengalami kesulitan dalam mengkaji teori, prinsip, atau
hukum yang ada dalam bidang studi atau mata kuliah tersebut.
2. dalam
menetapkan topik atau tema skripsi, lakukan diskusi dengan teman sekelas atau
dengan mahasiswa yang lebih senior atau dengan dosen penasihat akademik. Bisa
pula membaca karya ilmiah yang ada di perpustakaan sehingga punya gambaran
umum, apa dan bagaimana isi skripsi.
3. apabila
telah mempunyai gambaran tentang masalah penelitian dan telah mendapat
persetujuan pembimbing, segera buat outline usulan penelitian. Diskusikan isi
dan bentuk usulan tersebut dengan teman atau dengan mahasiswa senior, dan
mintalah pendapat dosen penasihat akademik.
4. datanglah
ke perpustakaan untuk mencari bahan-bahan penulisan, terutama dalam mengkaji
landasan teoretis sebagai dasar menurunkan hipotesis. Beberapa konsep, prinsip,
yang dikemukakan para penulis buku perlu dicatat secara rapi. Jangan lupa
mencatat penulis buku, judul buku, penerbit, tempat diterbitkan, dan halaman
yang dikutip.
5. dahulukan
menulis konsep bab kesatu dan bab ketiga, yakni bab pengajuan masalah dan bab
metodologi penelitian. Bab-bab ini tidak banyak menuntut kajian teoretis dan
tidak akan mengalami kesulitan sepanjang permasalahan penelitian ada dalam
konteks ilmu yang dipelajari. Penulisan bab kedua bisa dimulai setelah kedua
bab diatas selesai. Bab kedua ini mengkaji landasan teoretis untuk menurunkan
hipotesis sehingga memerlukan konsentrasi dan usaha yang tinggi. Banyak membaca
literatur yang menunjang permasalahan penelitian adalah syarat mutlak untuk
menulis bab ini. Hendaknya diperhatikan bahwa isi skripsi, khususnya bab ke
dua, bukan kumpulan dari kutipan pendapat para ahli, melainkan yang utama
adalah kerangka berpikir penulis sendiri. Pendapat para ahli diperlukan sebagai
landasan atau pendukung pendapat penulis.
6. sambil
menunggu pengesahan instrumen penelitian dari pembimbing, ada baiknya mulai
menulis kerangka bab ke empat. Misalnya membuat tabel-tabel untuk pengolahan
data, langkah-langkah analisis data, kalimat-kalimat baku untuk menafsirkan
data dan hasil analisis data, membuat rangkuman penelitian isi bab kelima, dan
lainnya. Hal tersebut akan memudahkan dan mempercepat penulisan, manakala data
telah diperoleh dari lapangan.
7. skripsi,
tesis, disertasi bisa selesai pada waktunya apabila penulis menyediakan waktu
khusus untuk penulisan disertai disiplin diri dalam menulis. Biasakan mempunyai
jadwal khusus untuk penulisan, dan jadwal tersebut dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Rasa malas biasanya merupakan penyakit khusus yang melanda para
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Jika dibiarkan, skripsi tak akan jadi,
dan janganlah menggantungkan sepenuhnya kepada pembimbing. Tanamkan pada diri
sendiri bahwa dengan selesainya skripsi, ujian sudah di ambang pintu, dan
berarti gelar keserjanaan telah menanti.
D. Teknik
Penulisan
Banyak ragam cara dan notasi menulis karya ilmiah,
bahkan telah ada yang dibakukan di beberapa perguruan tinggi tertentu. Secara
umum, dalam teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi ada pola-pola
kesamaan, terutama dari segi-segi aturan teknis pengetikan, bahasa, ejaan dan
kutipan. Berikut adalah teknik penulisan.
1. Penggunaan
tanda baca
Beberapa hal kecil tapi sangat esensi dalam
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi adalah masalah mekanik. Ingat-ingat hal
berikut: selalu mengindent (bisa juga
tab) kalimat pertama dari setiap paragraf, luangkanlah halaman untuk margin
kiri dan kanan, mulailah setiap kalimat dengan huruf besar, akhiri kalimat
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!), setiap tanda baca
harus diletakkan tepat setelah huruf terakhir dari kata yang diikutinya tanpa
ada spasi yang memisahkannya, dan setelah tanda titik (.), tanda tanya (?),
tanda seru (!) harus diberi dua ketukan untuk memulai kata baru dari kalimat baru
sementara setelah tanda baca yang lainnya (misalnya koma) berilah satu ketukan
untuk meneruskan pada kata selanjutnya.
Dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi,
sangatlah penting untuk mengindahkan EYD agar pelaporan yang dibuat akan
memenuhi salah satu prasyarat tulisan ilmiah. Berikut disajikan point-point EYD
yang perlu diketahui:
a. Pemenggalan
kata
1) Untuk
kata dengan konsonan lebih dari dua berturut-turut di tengah, pemenggalan
dilakukan dengan mengambil konsonan pertama menjadi bagian dari suku kata
pertama dan konsonan-konsonan selanjutnya dijadikan suku kata berikutnya. Contoh:
Elek-tron, Ing-gris, lis-trik, an-tro-po-lo-gi.
2) Untuk
kata yang mendapatkan afiksasi (awalan dan akhiran) dan partikel, pada
pergantian baris, afiksasi dan partikel dapat dipisahkan/dipenggal dari kata
dasarnya. Contoh: Ter-tidur, poles-an, meng-gores-kan, pegang-lah.
b. Huruf
kapital
Huruf kapital dipakai:
1) sebagai
huruf pertama petikan langsung. Misalnya:
Prabu berkata, “Saya ingin masuk ITB.”
Pelayan bertanya, “Ada yang dapat saya bantu?”
2) untuk
menuliskan huruf pertama dari ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan (termasuk kata ganti untuk Tuhan), nama agama, dan nama kitab suci.
Misalnya: Allah, Yesus, Budha, Weda, Qur’an, Katolik, tunjukkanlah hamba-Mu ini
ke jalan yang benar, ya Allah.
3) sebagai
huruf pertama nama jabatan, pangkat, gelar kehormatan, keturunan, keagamaan
yang diikuti nama orang. Misalnya:
Pangeran
Diponegoro, Jendral Setiawan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Profesor Fuad.
4) sebagai
mengawali nama instansi dan nama tempaat. Misalnya: Kuningan, Gubernur Jawa
Barat, Jalan Dago, Universitas Majalengka.
5) untuk
mengawali huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Otong Setiawan
Djuharie, Nuni Sulistiany, Roni Sianturi, Fahri Gaffar.
6) Untuk
mengawali nama-nama hari, hari raya, bulan, tahun, dan peristiwa bersejarah.
Misalnya:
Idul
Fitri, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Agustus, Rabu, Masehi, hari Selasa.
7) untuk
mengawali nama-nama yang berhubungan
dengan geografi. Misalnya: Australia, Saudi Arabia, Semenanjung, Malaysia,
Kepulauan Seribu, Gunung Ciremai.
8) untuk
mengawali kata penyapaan.
Misalnya:
“Apakah Saudara mengerti maksud saya?” tanya Bapak
Setiawan.
“Silahkan masuk, Nak!” kata Ibu Ratu.
c. Huruf
miring
Huruf
miring (atau boleh juga ditulis dengan kata bergaris bawah) dipakai untuk:
1) menuliskan
judul buku, nama majalah, nama surat kabar yang dikutip dalam kalimat.
Misalnya:
Seperti
diberitakan Kompas, peristiwa pembakaran bermula dari ulah provokasi.
Dalam
buku Trik dan Cara Cepat Menjawab Bahasa Inggris UMPTN karya Otong Setiawan
Djuharie dibahas bagaimana menjawab soal bahasa Inggris dengan cepat, tepat dan
akurat.
2) menegaskan
bagian kata, kata atau frase dalam kalimat. Misalnya:
Brunai
Gate dan Bulog Gate merupakan contoh penyelewengan wewenang.
3) menuliskan
nama-nama ilmiah, ungkapan asing yang ditulis sesuai dengan bahasa aslinya. Misalnya:
Tulisan
Mesir Kuno dikenal dengan istilah hieroglyphics.
Untuk mengungkapkan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dalam bahasa Inggris
digunakan past tense.
d. Tanda
baca
1) Titik
(.)
a) Tanda
baca titik digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat pernyataan. Misalnya:
Saya lapar.
Ketika saya masuk, Bapak Habibie langsung menyapa
saya.
b) Tanda
baca titik tidak dipakai baik di belakang alamat pengirim dan tanggal surat
ataupun nama dan alamat penerima surat. Misalnya:
Jalan Tebu Ireng F-5 No.7 Kompleks Pasirjari
Ujung
Berung Bandung (tanpa titik)
2 Februari 2013 (tanpa titik)
Yth. Bapak Fahri Gaffar (tanpa titik)
Jalan Setiabudhi 229 (tanpa titik)
Bandung (tanpa titik)
2) Tanda
tanya (?)
a) Tanda
tanya ditempatkan pada akhir suatu kalimat tanya langsung. Misalnya:
Siapa nama anda?
Kemana Ayah pergi?
b) Tanda
tanya dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:
Dia lahir tahun 1923 (?) dan meninggal tahun1989.
3) Koma
(,)
a) Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembagian.
Misalnya:
Saya mendapatkan buku, uang, mobil, dan pacar baru
pada ulang tahun saya yang ke delapan belas.
b) Tanda
koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimat. Misalnya:
Saat matahari bersinar, dunia nampak lebih
menyenangkan.
c) Tanda
koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan yang lainnya
yang mendapat awalan kata hubung tetapi, sedangkan, dan melainkan. Misalnya:
Dia bukan guru saya, melainkan pacar saya.
Nunik ingin jalan-jalan, tetapi mobilnya mogok.
d) Tanda
koma dipergunakan untuk mengapit frase ajektiva atau frase apositif (keterangan
tambahan) yang bersifat tidak membatasi. Misalnya:
Api, yang sudah menyala beberapa jam, masih membara.
e) Tanda
koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya perangkai oleh karena itu,
jadi, lagi pula, meskipun demikian, dan akan tetapi.
Misalnya:
Oleh karena itu, dia harus diamputasi.
Jadi, permasalahannya sudah selesai?
f) Tanda
koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Misalnya:
Kata Pak Guru, “Saya bangga atas prestasimu, Nak.”
g) Tanda
koma dipakai untuk memisahkan nama orang dengan gelar akademiknya yang ditulis
di belakang. Misalnya:
Drs. O. Setiawan Djuhaeri, M.Pd.
Chaedar Alwasilah, Ph. D.
4) Tanda
seru (!)
a) Tanda
seru digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat perintah langsung. Misalnya:
“Pergi dan jangan kembali lagi!” teriak Prabu.
“Masuklah!” seru Ratu.
b) Tanda
seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan yang menyatakan kekaguman, heran, atau
marah. Misalnya:
“Alangkah indahnya gaun ini!”
“Wow keren!”
5) Tanda
hubung (-)
a) Tanda
hubung dipakai untuk menuliskan kata ulang. Misalnya: Muda-mudi,
kekanak-kanakan, peminta-minta.
b) Tanda
hubung dipakai untuk menghubungkan unsur terikat se-dengan kata berikutnya,
ke-dengan angka yang mengikutinya, dan –an dengan angka yang mengawalinya.
Misalnya:
se-Priangan Timur, se-RT, rangking ke-3, peringkat
ke-17, tahun 80-an.
c) Tanda
hubung dipakai untuk merangkai singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata. Misalnya:
Sinar-X,men-DO,meng-KO.
d) Tanda
hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa
asing. Misalnya:
Mem-brush up,peng-handle-an.
6) Tanda
titik koma (;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan induk
kalimat yang (biasanya) tidak dihubungkan oleh konjungsi,yang dianggap
berhubungan dekat dan lebih pas untuk dijadikan satu kalimat.
Misalnya :
Dia tidak pernah ke Rusia; namun, ini selalu menjadi
ambisinya.
7) Tanda
titik (“.....”)
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tulis lainnya.
Misalnya:
“Pergi!” suruhnya.
e. Singkatan
Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan terdiri
atas satu huruf atau lebih.
Aturan membentuk singkatan antara lain:
a) Untuk
menyingkat nama orang, nama gelar, sapaan, atau pangkat, singkatan tersebut
harus diikuti tanda titik. Misalnya:
Saudara Dedi Supriadi = Sdr. Dedi Supriadi
Mohammad Djawad Dahlan = M.Djawad D.
Magister pendidikan = M.Pd.
Kolonel Seanu = Kol.Seanu
Bapak Djuhari = Bpk. Djuhari
b) Untuk
menyingkat nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang hanya diambil setiap huruf awal dari
kata yang disingkat, tanda titik tidak dipergunakan. Misalnya:
Partai Amanat Nasional = PAN
Majelis Permusyawaratan Rakyat = MPR
Tentara Nasional Indonesia = TNI
c) Untuk
menuliskan singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih,singkatan
tersebut harus diikuti tanda titik, namun untuk yang terdiri dari dua huruf tanda
titik dituliskan pada setiap singkatan.
Misalnya :
Yang bersangkutan = ybs.
Tertanda = ttd.
Dengan alamat = d.a.
Untuk perhatian = u.p.
Atas nama = a.n.
f. Akronim
Akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan
huruf awal, gabungan suku kata,gabungan huruf, dan suku kata dari deret kata
yang diperlakukan sebagai deret kata. Aturan pembentukan akronim antara lain
1) Untuk
gabungan yang hanya mengambil huruf awal dari deret kata yang berupa nama atau
sebutan, akronim ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia = PSSI
2) Untuk
gabungan kata yang mengambil suku kata dari deret kata berupa nama atau
sebutan, akronim ditulis dengan mengkapitalisasi huruf awalnya saja. Misalnya:
Sekertaris Wilayah Daerah =
Sekwilda
Wakil Gubernur = Wagub
g. Lambang
bilangan
1) Bilangan
yang muncul diawal kalimat ditulis dengan huruf, bukan angka. Misalnya: Tujuh
belas orang terluka dalam kecelakaan itu.
2) Bilangan
yang dapat dinyatakan dangan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, bukan
angka. Kecuali dalam perincian atau pemaparan dimana bilangan dipakai secara
berurutan, bilangan ditulis dengan angka. Misalnya : Ratu sudah tiga kali
datang ke sini.
Untuk membuat sop grembus
dibutuhkan 7 ons gula pasir,1 kilogram daging ayam, 2 siung bawang merah, 200
cc air putih dan ¼ kilogram tepung
terigu.
h. Kata
turunan
1) Afiksasi
ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya: Dikemudian, menoleh,
mempermalukan, tertidur.
2) Afiksasi
yang digabungkan dengan kata ulang ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mengawalinya. Misalnya: Bergandeng tangan, garis bawahi.
3) Konfiks
yang dirangkai dengan gabungan kata ditulis serangkai dengan gabungan kata itu.
Misalnya: Mempertanggungjawabkan, diporakporandakan, menggarisbawahi.
4) Unsur
terikat ditulis serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya: dwipurwa, paripurna,
restrukturisasi, mahasiswa, biokimia.
2. Teknik
pengetikan
Skripsi, tesis atau disertasi
ditulis dengan menggunakan kertas HVS 80 gram ukuran A4 atau kuarto. Sedangkan
pengetikan skripsi, tesis atau disertasi perlu mengikuti aturan-aturan berukut.
a. Skripsi,
tesis dan disertasi lazimnya ditulis atau diketik dengan menggunakan jenis
huruf Times New Roman, Garamound, Arial, dan
Bookman Old Style dalam ukuran font
12. Namun yang paling standar adalam Times
New Roman dengan font 12.
b. Jarak
antara baris satu dengan baris berikut pada isi bab adalah dua spasi.
c. Batas
tepi kiri, tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah masing-masing adalah kurang
lebih 4cm, 4cm, 3cm dan 3cm.
d. Alinea
baru ditulis setelah gagasan pembicaraan beralih dari apa yang dibicarakan pada
alinea sebelumnya.pengetikan alinea baru dimulai dengan awal kalimat sedikit
menjorok masuk ke dalam, yakni 5 atau 6 pukulan (satu tab) dari tepi kiri.
e. Penulisan
Judul Bab dan sub Bab. Judul Bab dapat ditulis dengan HURUF BESAR SEMUA atau
hanya setiap awal kata kecuali kata depan yang menggunakan HURUF BESAR, tanpa
garis bawah dan tanpa titik. Setiap huruf awal dari sub-sub harus ditulis
dengan huruf besar kecuali kata sambung.
f.
Cara penomoran dapat
menggunakan salah satu cara dari ke dua cara berikut ini.
Dalam
karya ilmiah cara penomoran ini harus digunakan secara konsisten, jadi tidak
boleh dicampur adukkan. Kedua cara tersebut mengandung kelemahan. Kelemahan
dalam cara pertama ialah memungkinkan terjadinya nomor yang sama dalam bab yang
sama. Sedangkan kelemahan cara kedua mengambil ruang yang banyak sehingga
memungkinkan sempitnya tempat untuk menuliskan uraian.
g. Pengketikan
naskah hanya menggunakan satu sisi kertas, tidak bolak-balik.
h. Judul
tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk bagan, diagram dan
gambar, dituliskan di sebelah bawah.
3. Cara
menulis kutipan dan sumber kutipan
a. Kutipan
ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan itu merupakan kutipan
pertama atau langsung dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari
kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.
b. Jika
bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya
digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan ditik dengan jarak
dua spasi.
Contoh:
Salah satu
dimensi kehidupan afektif emosional ia lah kemampuan memberikan perlindungan
yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti “... a relationshipthat nourishes
us as we give, and enriches us as we spend, and permits ego and alter ego to
grow in mutualharmony” (Cole, 1953: 832).
c. Jika
bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan
ditulistanpa tanda kutip dan titik dengan jarak satu spasi. Pada margin kiri,
baris pertama ditik mulai pada pukulan keenam dan baris kedua titik mulai
pukulan keempat. Margin kanan lebih dimenjorokkan tiga pukulan kekiri.
Contoh (1)
Lindegrin (1976: 225) memandang
faktor kepribadian sebagai... ego strength yang berpengaruh kepada keberhasilan
seseorang, sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Ego
strength is a general “omnibus” type of factors that is positively related to
succes of all kind, in the classroom, as welll as elsewhere. Other personality
factors are specifik in terms of the kind of school perfomance to wichthey
arerelated.
Contoh
(2)
Reasons
for proposing working hypotheses are clearly described by Cronbach (1975) as
cited in Lincoln and Guba (1985: 123):
Instead
of making generalization the ruling consideration in our research, i suggest
that we reserve our priorities. An observer collecting data in the particular
situation is in position to appraise a practice or proposition in that setting,
observing effect in context. In trying to describe an account for what
happened, he will give attention to whatever variables were controlled , but he
will give eventually careful attention to uncontrolled conditions, to personal
characteristics, and to events that occured during treatment and measurement.
As he goes from situation to situation, his first task is to describe and
interpret the effect a new in each locale, perhaps taking into account factors
unique to that locale or series of event. ... As results accumulate, a person
who seeks understanding will do his best to trace how the uncontrolled factors
could have caused local departures from the modal effect. That is,
generalizations comes late, and the exceptions is taken as seriously as the
rule. ... We put proper weight to local conditions, any generalization is a
working hypothesis, not a conclusion.
d. Jika
dari bagian yang dikutip ada bagian kalimat yang dihilangkan maka penulisan
bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan seperti tampak pada
butir kedua diatas. Jika bagian yang dihilangkan itu kalimat atau baris, maka
kalimat atau baris yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik sepanjang satu
baris. Contoh:
Pengajaran bahasa Inggris
berdasarkan whole language, seperti
dilontarkan Djuharie (2000) “...pengkaitan empat keterampilan berbahasa dalam
satu kesatuan pengajaran yang integratif sinergik menuntun penguasaan guru
dalam mengolah bahan ajar dan mengolah kelas”, mensyarakatkan kesiapan guru
yang handal sebelum memasuki PBM.
e. Penulisan
sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut:
1) Jika
sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya ialah nama penulis yang
diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip kedua-duanya
diletakkan di dalam kurung. Contoh:
sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984:41) bahwa “In Piaget’s
theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic
logic.”
2) Jika
sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan,
dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung. Contoh:
“The personality pattern is inwardly determined by and closely associted with
the maturation of the physical and mental characteristics which constitute the
individual’s hereditary endowment” (Hurlock,1979: 29).
3) Jika
sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber
kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip, tetapi
dengan menyebutkan yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh: Suryawinata
(Yusuf, 1996), in analiyzing and evaluating the translation of literary novel
‘the Adventure of Huckleberry Finn’, concluded that in seeking for stylistic
equivalence, the encoutered problems are similar to those being faced in
pursuing gramamatical and vocabulary equivalence.
Chomsky
(Yelon dan weinstein, 1977:62) menegukakan bahwa”... childern are born with
innate understanding of the structure of languange.”
4) Jika
penulis terdiri atas dua orang maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1976: 1) kalau penulisnya lebih dari dua
orang maka yang diseutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh
et al. Contoh: McClelland et al (1960:35).
5) Jika
masalah yang dikutif dibahas oleh beberapa orang dalam sumber berbeda maka cara
penulisan sumber kutipan itu adalah dengan menuliskan nama keluarga dari tiap
penulis yang diikuti koma kemudian tahun terbit dari sumber bersangkutan; untuk
memisahkan antara sumber yang satu dengan yang lain ditandai dengan tanda titik
koma. Keseluruhan sumber diletakan dalam tanda kurung yang sama. Contoh: Verbal
accounts of the translation process have in the past been used almost
exclusively to shed light on languange learning, focusing primarily on lexical
search strategies ( e.g., de Groote and Hoeks, 1995; Fraser, 1993; Holidaja,
1993; Gelarniati, 1990; Suryawinata, 1982) in second language acquisition, on
relationship between reading comprehension and the translation ability ( Azis,
1991 ) and on explanatory related variables of translation ( Abdullah, 1996).
6) Jika
sumber kutipan ini adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama maka cara
menulisnya dengan menumbuh huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
“Kemampuan berbahasa seseorang
dapat diukur dari pemerolehan TOEFLnya” (Alwasilah, 1991a) dan “tindak
berbahasa yang ditunjukkannya sebagai communicative
competence-nya” (Alwassih, 1991b).
7) Jika
sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah Nn (noname) atau Tn
(Tanpa nama) diikuti tahun dan halaman (bila ada). Contoh : (Tn 1988:19)
8) Jika
yang diutarakan pokok-pokok pikiran seseorang penulis, tidak perlu ada kutipan
langsung, cukup dengan menyebutkan sumbernya. Contoh: In investigating the
English Defartement of IKIP Bandung students’ reading comprehension and their
translating ability, Azis (1991) revealed that lack of vocabulary mastery was
still a problem in drawing compreshion that in turn in hampered the student’s
translating ability. His finding is confirmed by Holidaja (1993), conducting
the translation research in yhe same intitute, in which vocabulary mastery and
the translating ability are so interelated significantly that the better the
students’ vocabulary mastery the better their translating ability. Besides
vocabulary, Holidaja deficted other factors hampering students in making good
and acceptable translation, i.e., the lack of indonesian (as TL) mastery and the inability to reproduce the English
text in the indonesian natural expressions and styles clearly without
converting the meaning.
f. Cara
penulisan nomor halaman
1) Untuk
bagian preliminary diberi halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv,
dst). Nomor halaman ditulis di tengah bawah, dengan jarak dua spasi dari teks
atau footnote. Halaman pertama dimulai dari ‘halaman judul’.
2) Untuk bagian inti, acuan dan lampiran diberi halaman dengan angka latin (1,2,3, dst) ditik di tengah-tengah halaman kertas bagian bawah, atau di sebelah kanan atas dengan jarak dua spasi dari teks. Halaman pertama dimulai dari pendahuluan. Khusus halaman yang menggunakan pola nomor di kanan atas, untuk nomor halaman dari setiap awal bab harus dititik di tengah-tengah sebelah bawah.
g. Cara
menulis angka
1) Ditulis
dengan kata-kata apabila angka itu kurang dari sepuluh. Contoh: Dalam dua minggu ini ia akan bekerja keras untuk
menyelesaikan tugasnya.
2) Ditulis
dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih. Contoh: Sampel yang
berjumlah 60 orang dibagi ke dalam dua kelompok: eksperimen dan kontrol
masing-masing terdiri dari 25 dan 35 orang.
h. Cara
menulis singkatan
1) Untuk
menyebutkan/penulisan pertama kali suatu nama harus ditulis lengkap dan
kemudian dengan singkatan resminya dalam kurung.
2) Untuk
penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung dapat digunakan
tanpa perlu menuliskan kepanjangannya.
Contoh: Dalam laporan tahunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa .......
i.
Cara menulis daftar pustaka
1) Kalau
sumbernya jurnal
Penulisan jurnal sebagai daftar
pustaka mengikuti urutan :
Nama ( keluarga ) penulis –
diakhiri tanda koma, nama depan (kalau ada) penulis-diakhiri tanda titik,tahun
penerbitan-diakhiri tanda titik, judul artikel-diakhiri tanda titik,judul
jurnal dengan cetak miring(italic)
dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan dicetak miring(italic) tanpa atau dengan didahului
dengan singkatan “vol”, nomor isu (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di
antara tanda kurung,nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan
nomor halaman terakhir. Penulisan singkatan “pp” atau “h” yang menunjukkan
halaman bersifat opsional.
Contoh:
Daro, Valeria and Fabro Franco.
1994. Verbal Memory during
Simultanous Interpretation: Effects
of Phonological Interference. Applied
Linguistics, Vol.15,p.366-381.
2) Kalau
sumbernya buku
Urutan penulisannya adalah nama
(keluarga) penulis,nama depan dengan disingkat (kalau ada) tahun penerbit,
judul buku dicetak miring ( italic ),
edisi, kota asal penerbit. Bagian yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh
tanda titik,kecauli nama penerbit dan nama kota penerbitan dipisahkan oleh
koma. Daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman
berikut:
a) Jika
buku ditulis oleh seorang saja:
Falk,Julia S.1973.Linguistics and Language.Xerox College
Publishing.U.S.A.
b) Jika
buku ditulis oleh dua orang:
Diharti,
E. dan Rifa.S. (2011).Puisi dan
Pembelajarannya.
Jakarta: Kemendiknas.
c)
Jika
buku ditulis oleh lebih dari dua orang:
Joyce, B., Weil M., and Emily C..(2009). Model’s of Teaching
(Model-Model Pengajaran). Yogyakarta:
PustakaPelajar.
3)
Kalau sumbernya
diluar jurnal dan buku
a)
Berupa skripsi,tesis,dan disertasi
Azis, E.Aminudin. 1991. The
Correlation between the Students
Reading Comprehension and Their Translating
Ability.Unpublished paper, FPBS IKIP Bandung.
b)
Berupa publikasi departemen
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1993. Kurikulum dan
GBPP SMU 1993.
Depdikbud Republik Indonesia, Jakarta.
c) Berupa
Dokumen :
Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru. 1983: Laporan
Penilaian
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Depdikbud, Jakarta.
d) Berupa
Makalah:
Kartadinata, Sunaryo 1989.
“Kualifikasi Profesional Petugas
Bimbingan Indonesia, (Kajian
Psikologis)” Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.
e) Berupa
Surat Kabar
Djuharie, O.
Setiawan. 1996. “Wajah Baru Bahasa Inggris di
UMPTN”. Pikiran Rakyat: Lembar Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, 24 Desember 1996.
j.
Cara menulis catatan kaki
Catatan kaki
dibuat untuk menunjukkan sumber suatu kutipan pendapat, fakta-fakta, atau
ikhtisar. Catatan kaki ditandai dengan munculnya tanda angka arab ( 1, 2, 3
dst) berupa superscript (....) diakhir suatu kalimat tertentu. Penulisan tanda
catatan kaki tanpa tanda baca ( puntuation) dan spasi di antara superscript
tersebut dengan kata yang diikutinya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skripsi, tesis dan disertasi mempunyai
prinsip-prinsip yang sama. Bentuk
kerangka dasar penyusunan skripsi, tesis, disertasi seperti berikut:
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menurunkan hipotesis, merancang
verifikasi, menyusun usulan penelitian, persiapan penelitian, mengadakan
analisis data, membuat laporan hasil penelitian.
Isi skripsi, tesis dan disertasi terdiri atas tiga
bagian pokok, yakni bagian pendahuluan, isi dan penutup. Petunjuk penulisannya
adalah menentukan tema, menetapkan topik, membuat outline usulan penelitian,
mencari bahan-bahan penulisan, menulis konsep bab kesatu dan ketiga, menulis
kerangka bab keempat.
Secara umum, dalam teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi ada pola-pola kesamaan, terutama dari segi-segi aturan teknis pengetikan, bahasa, ejaan dan kutipan
B. Saran
Bagi
mahasiswa semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai pegangan pada saat membuat
penulisam skripsi, tesis dan disertasi. Sehingga mahasiswa akan lebih terarah
dalam merancang isi karya ilmiahnya dan akan tahu apa yang harus dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dalman.
(2014). Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta: Raja Grafindo.
Djuharie,
S. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi
Tesis Disertasi. Bandung:
Yrama Widya.
Sudjana,
N. (2013). Tuntunan Penyusunan Karya
Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.