Friday, 21 October 2016
Saturday, 16 April 2016
Macam-macam Bilangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
pembicaraan mengenai sejarah perkembangan bilangan, manusia primitif menghitung
mulai dari 1 dan setiap bilangan berikutnya bertambah 1, sehingga diperoleh
bilangan terurut 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Untuk menyatakan suatu set
(himpunan, kumpulan) yang tidak memiliki anggota, misalnya batu kerikil dalam
kantong telah habis, diciptakan lambang bilangan baru, yaitu 0 untuk menyatakan
bilangan nol.
Perkembangan
selanjutnya, tidak hanya membilang (menghitung satu per satu secara berurut)
yang diketahui, tetapi operasi dan sifat-sifatnya antara bilangan tersebut di
atas mulai dikenal: yaitu operasi tambah, operasi kurang, operasi kali, operasi
bagi, dan sebagainya. Suatu himpunan bilangan tertentu dengan operasi dan
sifat-sifatnya pada himpunan itu, kita namakan dengan Sistem Bilangan.
Dalam melakukan
operasi tambah dengan menggunakan himpunan bilangan yang telah diketahui tidak
memenuhi hambatan, akan tetapi untuk melakukan operasi pengurangan dan untuk
menyatakan bilangan yang kurang dari nol, diperlukan himpunan bilangan lain
yaitu himpunan bilangan negatif.
Dalam makalah
ini, penulis akan membahas tentang macam-macam bilangan seperti Bilangan
Kardinal, Bilangan Ordinal, Bilangan Asli, Bilangan Komposit, Bilangan
Sempurna, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat, Bilangan Rasional, Bilangan
Irasional, Bilangan Real, dan Bilangan Kompleks.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah
yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian Bilangan itu?
2. Apa
sajakah macam-macam bilangan itu ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, maka
tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian Bilangan.
2. Untuk
mengetahui macam-macam Bilangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bilangan
Bilangan adalah
suatu objek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk ke dalam unsur yang
tidak di definisikan (undefined term)
Untuk
menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut
angka. Tetapi tidak setiap lambang yang menyatakan bilangan disebut angka.
B. Macam-macam Bilangan
1.
Bilangan Kardinal
Perhatikan himpunan-himpunan berikut ini:
A= {a, b, c, d, e}
B= {jeruk, mangga, durian}
C= {huruf vokal}
Untuk menyatakan banyaknya anggota setiap himpunan di
atas digunakan bilangan, yang disebut dengan Bilangan Kardinal. Dengan demikian, bilangan Kardinal adalah
bilangan yang dipergunakan untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan.
Dengan kata lain bilangan Kardinal adalah bilangan yang menyatakan banyaknya
dari suatu objek.
Pada contoh-contoh berikut ini, bilangan-bilangannya
menunjukkan bilangan kardinal.
-
Banyaknya adik saya ada 2 orang.
-
Cukup 2 orang anak, laki-laki atau perempuan
sama saja.
-
Banyak siswa kelas I-A adalah 30 orang.
-
Ibu membeli 4 keranjang buah-buahan.
-
A= {0, 1, 2, 3, . . ., 9}, maka n(A)= 10.
-
B= {x\x abjad latin}, maka n(B)= 26.
2. Bilangan Ordinal
Selain berfungsi untuk menyatakan banyaknya suatu objek,
bilangan sering digunakan pula untuk menyatakan urutan (rank). Bilangan yang berfungsi untuk menyatakan urutan, disebut
Bilangan Ordinal.
Contoh:
a.
Saya anak ke-3.
b.
Pada pertandingan futsal kemarin, tim kelas A
menduduki juara ke-3.
c.
Rumah nenekku adalah rumah ke-5 dari mesjid.
d.
Mobil yang ke-7 di halaman itu berwarna putih.
e.
Sita rangking ke-1 di kelasnya.
3. Bilangan Asli
Istilah bilangan Asli merupakan terjemahan dari Natural Numbers. Ieperti halnya kita
mengenal istilah penduduk asli, yaitu penduduk yang sejak semula menempati
suatu daerah tertentu, demikian pula dengan istilah bilangan asli dimaksudkan sebagai bilangan yang pertama
kali dikenal dan digunakan oleh manusia.
Seperti telah dibahas pada uraian terdahulu, manusi
mengenal bilangan mulai dari 1, dan untuk menyatakan bilangan berikutnya
ditambah dengan 1, dan seterusnya. Bilangan tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, ... yang kita sebit dengan bilangan asli. Jadi, bilangan asli
adalah bilangan yang digunakan untuk
membilang (menghitung mulai dari 1, satu
per satu secara berurutan).
Himpunan bilangan asli dapat digolongkan menurut
faktornya, yaitu:
a.
Bilangan genap (positif), yaitu bilangan asli
yang memiliki faktor 2. Dengan kata lain, bilangan genap (positif)adalah
bilangan asli yang habis di bagi 2, atau jika ia dibagi 2 menjadi 0.
Himpunan bilangan genap (positif) adalah {2, 4, 6, 8, 10, 12, ...}
b.
Bilangan ganjil (positif), yaitu bilangan asli
yang tidak memiliki faktor 2. Dengan kata lain, bilangan ganjir (positif)
adalah bilangan asli yang tidak habis dibagi 2, atau jika dibagi 2 selalu
tersisa 1.
Himpunan bilangan ganjil (positif) adalah {1, 3, 5, 7, 9, 11, ...}
c.
Bilangan prima (positif), yaitu bilangan asli
yan tepat memiliki 2 faktor (1 dan dirinya sendiri). Dari pengertian tersebut,
1 bukan bilangan prima, karena hanya memiliki 1 faktor. Semua bilangan genap
positif yang lebih daripada 2 bukan bilangan prima, karena ia memiliki faktor
2, dirinya sendiri, dan 1. Jadi lebih dari 2 faktor. Satu-satunya bilangan
prima genap adalah 2, bilangan prima lainnya merupakan bilangan ganjil. Tetapi
mesti diingat bahwa tidak setiap bilangan ganjil merupakan bilangan prima. Contohnya
9, 15, 21, dan 27 merupakan bilangan ganjil tetapi tidak prima. Berikut ini
bilangan-bilangan prima yang kurang kurang dari 1000.
2
|
97
|
227
|
367
|
509
|
661
|
829
|
3
|
101
|
229
|
373
|
521
|
671
|
839
|
5
|
103
|
233
|
379
|
523
|
677
|
853
|
7
|
107
|
239
|
383
|
541
|
683
|
857
|
11
|
109
|
241
|
389
|
547
|
691
|
861
|
13
|
113
|
151
|
397
|
557
|
701
|
863
|
17
|
127
|
257
|
401
|
563
|
709
|
871
|
19
|
131
|
263
|
409
|
569
|
719
|
877
|
23
|
137
|
269
|
419
|
571
|
727
|
883
|
29
|
139
|
271
|
421
|
577
|
733
|
887
|
31
|
149
|
277
|
431
|
587
|
739
|
907
|
37
|
151
|
281
|
433
|
593
|
743
|
911
|
41
|
157
|
283
|
439
|
599
|
751
|
919
|
43
|
163
|
293
|
443
|
601
|
757
|
929
|
47
|
167
|
307
|
449
|
607
|
767
|
937
|
53
|
173
|
311
|
457
|
613
|
769
|
941
|
59
|
179
|
313
|
461
|
617
|
773
|
947
|
61
|
181
|
317
|
463
|
619
|
787
|
953
|
67
|
191
|
331
|
467
|
631
|
797
|
967
|
73
|
197
|
347
|
487
|
643
|
811
|
977
|
79
|
199
|
349
|
491
|
647
|
821
|
983
|
83
|
211
|
353
|
499
|
653
|
823
|
991
|
89
|
223
|
359
|
503
|
659
|
827
|
997
|
4. Bilangan Komposit
Bilangan
ini disebut juga bilangan tersusun yang di definisikan dengan bilangan asli
yang memiliki lebih dari 2 faktor.
Contoh :
Himpunan
bilangan tersusun (positif ) adalah:
{ 2,4,6,8,9,10,12,14,15,16,18,20,,dst}
5. Bilangan Sempurna
Bilangan
sempurna yaitu bilangan asli yang jumlah faktornya (kecuali factor yang sama
dengan dirinya) sama dengan bilangan tersebut.
Contoh:
1). 6 adalah bilangan sempurna, sebab faktor
dari 6 adalah 1,2 dan 3 jumlahnya 6.
2). 28 adalah bilangan sempurna, sebab
faktor dari 28 adalah 1,2,4,7 dan 14 jumlahnya 28.
6. Bilangan Cacah
Jika
kedalam himpunan bilangan asli ditambah
bilangan 0 (nol), kita peroleh himpunan bilangan cacah. Istilah itu merupakan
terjemaahan dari whole numbers.
Contoh
himpuna bilangan cacah itu adalah:
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,..dst}
7. Bilangan Bulat
Untuk menyatakan bilangan yang bernilai 2
kurangnya dari 0, dinyatakan dengan “negatif2” atau “-2”. Suhu di daerah kutub
rata-rata 20◦ dibawah 0◦ dinyatakan dengan “-20◦”. Pada kalimat
terbuka ….+10 = 7, agar kalimat tersebut menjadi kalimat tertutup yang benar
diperoleh -3+10 = 7.
Gabungan antara himpunan semua bilangan asli,
nol, dan himpunan semua lawan bilangan asli disebut himpunan bilangan bulat,
yaitu
{……,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…}
Jika himpunan semesta pembicaraan kita pada
himpunan bilangan bulat, maka himpunan bilangan genap, bilangan ganjil,
bilangan prima, bilangan komposit dapat diperluas menjadi:
·
Himpunan
bilangan bulat genap
{…., -4,-2,0,2,4,6,8,.....}
·
Himpunan
bilangan bulat ganjil
{….,-3,-1,0,1,3,5,7,99,….}
·
Himpunan
bilangan bulat prima
{….2,3,5,7,11…….}
·
Himpunan
bilangan bulat komposit
{….0,4,6,8,9,10,…}
Demilkian pula halnya dengan faktor atau
pembagi, adalah
{1,2,3,4,5,6……}
Secara umum, bilangan prima p adalah bilakan
bulat bukan 0 dan bukan 1 yang memiliki faktor hanya 1 dan p
8. Bilangan Rasional
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk
,
dengan a bilangan bulat, b
0.
Selanjutnya,a dan b dipersyaratkan tidak memiliki faktor sekutu, kecuali 1
setelah disederhanakan.
Dari definisi di atas, jelaslah bahwa
setiap bilangan bulaat termasuk ke dalam bilangan rasional, karena dapat
dinyatakan dalam bentuk
,
contoh 4 =
,
1 =
,
0 =
tetapi tidak setiap bilangan rasional
merupakan bilangan vbulat, yaitu pecahan. Contoh :
,
,
adalah bilangan rasional tapi bukan bilangan
bulat.
Bilangan pecahan dibagi menjadi 2 macam,
yaitu Pecahan biasa dan Pecahan Desimal.
1). Pecahan Biasa
(i) Pecahan
murni adalah pecahan berbentuk
a
< b. Misalnya :
(ii). Pecahan
campuran adalah pecahan berbentuk a > b, Atau pecahan yang memuat bilangan
bulat dan bilangan pecahan.
Misalnya
,
,
(iii). Pecahan
palsu adalah pecahan berbentuk
,
dengan b habis dibagia. Pecahan palsu sebenarnya bukan pecahan, tetapi ditulis
dalam bentuk pecahan,
Misalnya
:
,
2). Pecahan
desimal
(i) Pecahan terbatas, misalnya 0,25 ; 0,50 ;
0,2334 ; 0,54321 ; 0,10.
(ii). Pecahan desimal tak terbatas, terdiri
dari pecahan rasional tak terbatas, berulang dan pecahan desimal tak berulang.
Pecahan
desimal tak terbatas berulang, contohnya :
0,333333 ..... biasa disingkat 0, atau 0,3
0,232323 ..... biasa disingkat 0, atau 0,23
3,012012 ..... biasa disingkat 3,
Pecahan
desimal tak terbatas tak berulang, contohnya :
0,114113576891 .....
3,142857142 ..... : =
2,718218 ..... : = e (Bilangan napier)
9. Bilangan Irasional
Bilangan Irasional adalah bilangan
yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk,
dengan a, b € B dan b ≠ 0. Dengan kata lain bilangan rasional adalah
bilangan yang tidak rasional.
Bilangan pecahan desimal tak terbatas dan tak berulang
adalah bilangan irasional.
Contoh :
1,414213562. . . = √2
1,732050807. . . = √3
4,898979485. . . = √24
Berikut ini akan dibuktikan bahwa
bilangan √3 adalah bilangan irasional. Cara pembuktiannya dengan menggunakan
pembuktian tidak langsung (indirect proof), yaitu dengan menggunakan
kontradiksi. Garis besar pembuktian cara ini adalah dengan memisalkan hal yang
akan dibuktikan “tidak benar”. Dari pemisalan ini kemudian diproses dengan
menggunakan aturan-aturan yang berlaku sebelumnya, sehingga terdapat suatu hal
yang sifatnya kontradiksi (baik dengan logika maupun aturan sebelumnya). Karena
adanya kontradiksi ini, maka pemisalan pada awal pengerjaan kita salah. Dengan
kata lain, pemisalan “tidak benar” itu salah. Jadi ia seharusnya benar.
Sekarang marilah kita lihat cara membuktikan bahwa √3
bilangan irasional.
Pembuktian:
Misalkan √3 adalah bilangan irasional itu salah, maka √3
adalah bilangan rasional.
Karena √3 bilangan rasional, maka ia dapat ditulis dalam
bentuk ,
dengan a, b € B dan b ≠ 0, dan tidak memiliki faktor sekutu kecuali 1.
Jika √3 =
, maka
=
. Karena ruas kanan bilangan kelipatan
3, maka
juga bilangan kelipatan 3 sehingga a juga
kelipatan 3, atau a =3c (untuk suatu c B). Jika nilai a 3c ini disubtitusikan
ke dalam kesamaan
=
adalah bilangan kelipatan 3, sehingga b pun
merupakan bilangan kelipatan 3. Dengan demikian a dan b mempunyai faktor
sekutu, yaitu √3. Hal ini bertentangan (kontadiksi) dengan definisi bilangan
rasiional. Jadi pemisalan kita pada awal pembuktian ini, yaitu bilangan
rasional, tidak benar. Ini berarti √3 adalah bilangan irasional.
Sekarang kita lihat bahwa √3 = 1,732050807. . . sebagai
bilangan pecahan desimal tak terbatas dan tak berulang. Jika kita misalkan :
x = 1,732050807. . .
9x =
16,?????????. . . .
Karena bilangan di belakang koma tidak
dapat kita tentukan, maka tidak dapat membentuk bilangan dengan persyaratan
seperti definisi bilangan rasional. Jadi √3 irasional.
Pembuktian terakhir ini, dalam
matematika dikatkan pembuktian induktif (tidak fomal), sifatnya hanya
menunjukan. Istilah pembuktian dalam matematika harus secara deduktif (formal),
berdasarkan atura-aturan matematika yang telah ada.
Untuk melukiskan letk titik pada garis
bilangan atau menyatakan ruas garis yang panjang dinyatakn dengan bilangan
irasional, dengan bantuaan dalil
Pythagoras dapat dilihat pada gambar berikut ini.
10. Bilangan Real
Bilangan real adalah gabungan
antara himpunan bilangn rasional dengan bilangan irasional.
Dengan perluasan dari bilangan asli,
bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan rasional, dan bilangan real, jika
menggambarkan titik-titik pada suatu garis bilangan tidak ada tempat kosong
lagi. Artinya setiaptitik pada garis bilangn dapat dikpres[ondensikan satu-satu
dengan setiap bilangan real. Untuk menggambarkan himpunan titik yang memenuhi
{x l – 1 ≤ x < 5, x R} adalah
Sesuai dengan buku
paket, untuk menyatakan himpunan bilangan real dinotasikan dengan R. Dengan
catatan bahwa jika suatu himpunan bilangan tidak dinyatakan pada himpunan
bilangan apa, diartikan pada himpunan bilangan real.
11. Bilangan Kompleks
Bilangan
komplekas adalah bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan riil dan imajiner.
Untuk menyatakan himpunan bilangan kompleks
akan dinotasikan dengan K (dalam buku lain notasi ini mungkin berbeda,
tergantung perjanjian).
Bilangan rasional
tidak negatif di dalam tanda akar merupakan bilangan real, tetapi bilangan
rasional negatif di dalam tanda akar berpangkat genap tidak termasuk ke dalam
bilangan real karena tidak ada birangan real (rasional) jika dipangkatkan genap
menghasilkan bilangan negatif.
Contoh X2 = -2 atau x =
12.
Kita tidak bisa
menentukan nilai x R yang memnuhi persamaan di atas.
Operasi
untuk menarik akar pangkat genap dari bilangan negatif mengharuskan kita
membentuk himpunan bilangan baru yang akan kita sebut dengan himpunan Bilangan Kompleks.
Dalam bilangan kompleks
didefinisikan:
I2 = -1 atau i =
Jadi i dalam
bilangan komplekas adalah sebuah bilangan, bukan variabel atau huruf. Dalam
bilangan real, kita mengenar perkalian:
Dengan syarat a dan b
bilangan real tidak negatif. Dalam bilangan komplekas hubungan di atas tidak berlaku,
sebab :
= i2
= -
Jadi, tidak benar jika
anda menuliskan
Untuk lebih jelasnya
mengenai bilangan i (imajiiner) ini marilah kita lihat beberapa contoh berikut
ini.
Contoh :
1. i3 = i2 .1 = -1 . i = i
2. i4 = (i2)2
= (-1)2 = 1
3. i5 = (i2)2
. i = i
4. i6 = (i2)3
– (-1)3 = -1
5. i27 = (i2)13
.1 = (-1)13 . 1 . -1
Bentuk umum dari bilangan
kompleks adalah --- > a + bi
Dengan a,b R. A disebut
bagian Real dan bi disebut bagian
imajiner.
Notasi a + b i
menentukan pasangan terurut tunggal (a,b) dan sebaliknya pasangan terurut (a,b)
menentukan suatu bilangan komplekas a + b i. Jadi ada korespondensi satu-satu
antara a + bi dengan (a,b). Dengan demikian himpunan bilagnan komplekas dapat
didefinisikan seba8gai pasangan terurut (a,b) , dengan a,b R atau :
K = { zI z = (a,b)
R}
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan
adalah suatu objek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk ke dalam unsur
yang tidak di definisikan (undefined term).
Untuk
menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut
angka. Tetapi tidak setiap lambang yang menyatakan bilangan disebut angka.
Macam-macam
bilangan di antaranya:
(1). Bilangan Kardinal, bilangan yang
dipergunakan untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan.
(2). Bilangan Ordinal, Untuk menyatakan objek
dan sering digunakan pula untuk menyatakan urutan (rank).
(3). Bilangan
Asli sebagai terjemahan dari natural
numbers dimaksudkan sebagai bilangan
yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia.
(4). Bilangan
Komposit/Positif. Bilangan asli yang memiliki lebih dari 2 faktor.
(5). Bilangan
Sempurna, yaitu bilangan asli yang jumlah faktornya (kecuali faktor sama yang
dengan dirinya) sama dengan bilangan tersebut.
(6). Bilangan
Cacah, Bilangan asli yang ditambahkan dengan bilangan nol (0).
(7). Bilangan
Bulat, gabungan antara semua bilangan asli, nol
dan himpunan semua lawab bilangan asli.
(8). Bilangan
Rasional, Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
(9). Bilangan
Irasional, bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk
(10). Bilangan
Real , gabungan antara himpunan bilangan rasional dan irasional.
(11). Bilangan Komposit,
bilangan yang merupakan
penggabungan dari bilangan riil dan imajiner
B. Saran
Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang “Macam-macam Bilangan”. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu pembaca
yang ingin mendalami atau memahami lebih dalam tentang materi Macam-macam
Bilangan bisa membaca dari sumber yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Karso, dkk. 1993. Pendidikan
Matematika 4. Jakarta: UT Depdikbud
Subscribe to:
Posts (Atom)